42. Bara Dan Sisilia

1026 Kata

Aku menutup panggilan telepon dari Ben. Sebenarnya tak ada hal spesial yang Ben sampaikan. Lelaki itu hanya mengatakan padaku jika rindu. Ingin tertawa rasanya mendengar gombalan receh Ben. Bagaimana ia bisa mengatakan rindu jika baru tadi pagi kita berdua bertemu. Aku menyimpan ponsel kembali ke dalam tas. Menunggu Bara yang tak kunjung datang. Ke mana lelaki itu tadi pergi. Atau mungkin Bara ada di lantai satu sedang berkumpul bersama keluarganya. Dan aku, kenapa aku justru mengurung diri di sini. Rasanya tidak enak hati sendiri karena sebagai menantu dan untuk pertama kali berkunjung ke rumah mertua, seharusnya aku bisa membaur bersama dengan keluarga Bara. Hanya demi sebuah kesopanan. Ya, meskipun Bara dan aku ini bukanlah pasangan suam istri sesungguhnya, setidaknya aku dapat menjalin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN