Aku sampai di rumah mendapati Ben tidak sedang sendirian. Di ruang tamu, Ben sedang bersama asisten pribadinya yang aku tahu bernama Theo. Beberapa kali aku sempat menjumpainya sedang menemui Ben. Keduanya tampak serius membicarakan sesuatu dengan beberapa file berserakan di atas meja. Mengetahui kehadiranku, Ben mendongak. Melemparkan senyuman lalu menyapa, "Si, kau sudah pulang? Aku mengangguk. "Iya." Begitupun dengan Theo. Lelaki keturunan tionghoa itu juga tersenyum kepadaku. "Ben ... Aku ke dalam dulu," pamitku. Meninggalkan mereka berdua untuk masuk ke dalam kamar. Aku tidak ingin mengganggu kegiatan mereka berdua. Tampaknya Ben dan Theo sedang membicarakan mengenai pekerjaan. Setelah menyimpan tas kerjaku, aku duduk di tepi ranjang. Dengan mata mengawasi sekeliling ruangan, ter