Aku harap-harap cemas takut jika Ben tidak mengijinkanku. Bagaiama pun juga Papa Bastian masih aku anggap sebagai mertuaku. Dan beliau tidak tahu apapun mengenai hubunganku dengan Ben juga Bara. "Ben!" Ben kembali menatapku. Wajahnya tak bisa aku teba. "Apa aku bisa melarangmu?" tanyanya. Terlihat sekali jika dia berat hati mengatakan hal itu. Lalu ia melanjutkan perkataannya. "Bagaimana pun juga Bara juga mantan suamimu dan Om Bastian ... kurasa beliau juga masih menganggapmu sebagai menantu. Aku tak bisa melarangmu untuk bertemu dengan Bara juga Om Bastian." "Jadi kau mengijinkanku?" Aku berbinar bahagia. Bukan tanpa sebab, itu karena aku tidak enak hati pada Om Bastian jika menolak permintaan beliau. Dan satu hal lagi. Mengenai status pernikahanku dengan Bara yang telah berakhir, Om