Semenjak kejadian waktu itu, Omar sedikit mengurangi itensitas menggoda Mala, selain Rio selalu saja menempel pada Mala, Omar juga tidak mau Emak Bulan dipanggil lagi ke sekolah untuk hal yang tidak mengenakkan. Teringat Omar malam itu emaknya menangis tersedu-sedu, entahlah dia merasa emaknya cuma akting karena seperti menangis yang dipaksakan, sebentar nangis sebentar senyum, apalagi pas ngomongin Pak Anton.
Flashback
"Malu Emak tuh ke sekolah bukannya karena anak Emak berprestasi, tapi malah karena bikin ulah di sekolah." Bulan masih terisak pilu.
"Tapi Emak senengkan jadi ketemu Pak Anton, calon papihnya Usep?" Usep berusaha beralasan menggoda Emak.
"He he he ... iya, Pak Anton manis ya Sep?" jawab Emak sambil tertawa kecil dan suara tangisan pun lenyap.
Hiks...hikss ... lanjut lagi nangisnya.
"Tetep aja Emak malu, Sep. Jangan gitu lagi lu ya, janji sama Emak, yang rajin belajarnya, biar lu sukses, jangan bikin malu Emak, apalagi depan Pak Anton," ceramah Bulan dengan penuh air mata.
"Baiklah paduka yang mulia Ibu Suri, ananda akan patuhi segala titah dan petuah dari Ibunda Suri," balas Usep sambil membungkukkan badan tanda hormat seperti yang di drama korea.
Bulan mencebik. "Janji itu ditepati jangan cuma disebutin aja," kata Bulan lagi.
"Iya Mak sayang." Usep mencium punggung tangan emak.
"Maafin Usep ya, Mak," Usep memelas dan mencium punggung tangan Bulan lagi.
"Ya udah sana tidur, besok lu sekolah."
Usep bangun dari duduknya berjalan menuju kamar.
"Ehh ... Sep, " panggil Bulan membuat Usep menoleh kembali pada ibunya.
"Salam Emak buat Pak Anton ye," ujar Bulan dengan wajah tersapu malu.
"Jiiiaahh...Pak Anton lagi," gerutu Usep.
Flashback off
"Orang yang katanya ganteng itu, emang gal punya kerjaan lain yaa, selain ngekorin masa depan gue." Omar ngedumel di depan Xander dan Lukman saat melihat Mala dan Rio selalu bersama saat mereka menuju kantin
Xander dan Lukman memperhatikan arah mata Usep.
"Yah ... pede banget lu, Mala itu udah dipastikan berjodoh dengan Rio, mereka setipe. Sama-sama enak dipandang, cantik, ganteng, kaya, terkenal, pintar dan sama-sama anak yayasan Penerus Bangsa Mar," jelas Lukman dengan tatapn remeh pada Omar.
"Cih, sotoy lu Man!" timpal Omar tak senang.
"Jodoh, maut, rezeki itu Allah yang mengatur. Semua masih menjadi rahasia-Nya. Siapa tau Bang Rio cuma lagi jagain jodoh buat gue," ucap Omar percaya diri.
"Duuhh ... mana lagi cantik banget pake jepit rambut warna pink gitu." Omar gemes benar-benar terpesona dengan kecantikan Mala kakak kelasnya
"Curang lu Mar, gue juga pake jepit rambut warna pink nih," unjuk Arin pada rambutnya.
"Masa gak cantik?" lanjut Arin cemberut.
"Lu cantik Rin, tapi sayang banyak kutunya, weeekkk ...." Omar meledek
"Sialan Omar, balik ga lu!" Arin kesal lalu mengejar Omar, mereka berlarian ke arah lapangan. Sesekali Arin mengumpat Omar. Lukman dan Xander terkekeh melihat wajah Arin kesel karena Omar masih saja menggodanya.
Buuukk
"Aduh ...." Arin meringis tatkala jatuh di dekat pohon mangga saat mengejar Omar.
Omar menoleh lalu menghampiri Arin.
"Ya Allah Arin, lu ga papa?" Omar sedikit khawatir.
"Lu sih, nih gue jadi jatoh!" Arin menggerutu, masih meringis mencoba berdiri namun tak bisa.
"Iya iya maaf Rin, sini gue bantu." Omar memberikan lengannya.
"Aauu ...." Arin tak bisa bergerak kakinya sangat sakit.
Xander dan Lukman menghampiri Arin dan Omar, mereka tampak khawatir dengan Arin, beberapa siswa yang lain juga menghampiri
"Oke sebentar lu duduk, tahan dikit ya." Omar memegang pergelangan kaki Arin yang mulai bengkak.
"Maaf ya Rin, gue pegang dikit kaki lu," ucap Omar lagi, takut dibilang tidak sopan menyentuh kaki Arin.
"Iya udah cepetan Omaaaarr ... kaki gue nyeri." Arin gregetan dari tadi Omar minta maaf melulu.
"Bismillah ... tahan ya Rin"
Krek!
Dengan sekali gerakan tangan Omar.
"Naaahh sudah, coba digerakin," pinta Omar.
"Ehh ... udah gak sakit." Arin tersenyum sambil menggerak-gerakkan kakinya, lalu mencoba berdiri.
"Alhamdulillah ...," ucap Lukman, Xander, dan Omar bersamaan.
"Waah ... waahh, Omar hebat bisa ngurut," puji Arin. Siswa siswi yang mengerubuti mereka juga ikut terpesona dengan kemampuan Omar menyembuhkan kaki Arin yang terkilir.
"Mala ... sini cepat liat!" panggil Kartika saat Mala sedang ngobrol dengan Susan.
"Apaan?" Mala penasaran.
"Tuh liat, ade kelas yang suka godain lu lagi jadi pusat perhatian." Mata Kartika menunjuk ke bawah arah lapangan.
Mala mengikuti arah mata Kartika. Tampak Omar tersenyum kepada teman-teman dan kakak kelas yang memuji Omar.
"Omar ... maaciihh yaaa." Arin menggandeng lengan Omar.
Omar kaget dan langsung nyengir kuda.
"Ciiee ... Arriin, awas jatoh cinta sama Omar." Lukman mengingatkan.
"Biarin, sirik aja lu weeeekk!" Arin menjulurkan lidahnya.
"Pesona gue emang takkan ada yang bisa mengabaikannya," ucap Omar penuh bangga.
Pukk!
Tangan Arin mendarat di kepala Omar. Pede amat lu!" umpat Arin. Lalu berjalan mendahului Lukman, Omar, dan Xander.
"Omar itu anak yang baik, temen-teman di kelasnya banyak yang memuji sikap humor dan bersahabat Omar, sholeh lagi," jelas Kartika pada Mala yang saat itu masih menatap ke bawah.
"Buat lu aja kalau gitu," timpal Mala cuek, lalu berjalan masuk ke dalam kelas dengan wajah malas, Rio hari ini memarahinya lagi hanya karena memakai jepitan rambut.
Teeeeettt!
Bel sekolah kembali berbunyi, tanda pelajaran selanjutnya akan dimulai. Semua siswa tenang hening mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Di kelas Omar sekarang sedang berlangsung pelajaran Bahasa Inggris. Mereka mengerjakan soal latihan yang ada di buku pelajaran. Kebiasaan Omar untuk pelajaran Bahasa Inggris dia lemah jadi selalu saja menyontek pada Lukman atau Xander.
"She itu untuk kata ganti perempuan'kan?" tanya Omar pada Lukman yang duduk di sebelahnya.
"Iya, lu pelajaran gini aja masih bingung Mar...Mar...," gerutu Lukman sambil menggelengkan kepalanya.
"Berarti kalau He untuk laki-laki ya?" tanya Omar lagi sambil berbisik.
"Iyee ...," jawab Lukman mulai sewot sambil meneruskan mengerjakan tugasnya.
"Kalau he..he..he..he..(baca hi)?" tanya Omar polos.
"Kuntilanak," jawab Lukman mereka terkekeh.
"Omaaaarr ... Lukmaaan, ketawa terus yaaa ... sini kumpulkan tugasnya!" Bu Umi guru Bahasa Inggris menegur Omar dan Lukman.
"Belum selesai, Bu, dikit lagi." Omar tersenyum malu.
"Omar, Ibu dengar tadi kamu bisa menyembuhkan cedera terkilir di kaki Arin ya?" tanya Bu Umi pada saat Omar dan Lukman maju ke meja Bu Umi untuk mengumpulkan tugas.
"Jangankan menyembuhkan kaki yang terkilir buu, menyembuhkan luka hati Ibu aja saya bisaa," goda Omar.
"Ha ha ha ...." seisi kelas tertawa.
Pukk!
Melayanglah buku pelajaran Bahasa Inggris di lengan Omar. Sedangkan Bu Umi wajahnya sudah semerah tomat.
"Oh ya Mar, lu jadi ikut latihan futsal sore ini?" tanya Xander begitu mereka bersiap melanjutkan pelajaran berikutnya.
"Jadi dong."
"Bareng yak?" kata Xander lagi.
"Lukman lu ikut basket ya?" tanya Arin kepada Lukman.
"Iya Arin Anindya, calon pacar lu ini ikut basket karena memang pesonanya ada di arena basket," ucap Lukman percaya diri.
"Uueeekkk!" Arin merasa jijik mendengar ucapan Lukman.
"Penyakit alay lu menular ke Lukman tuh Mar," kata Arin kepada Omar.
"Eh ... Pak Anton datang," ucap Omar lalu mereka duduk di kursi masing-masing.
Pelajaran IPA berlangsung kurang lebih lima puluh menit.
"Kalian sudah paham?" tanya Pak Anton kepada siswa-siswinya.
"Pahaaam, Paakk," jawab mereka serentak.
"Oh ya Pak, sebelum saya lupa, dapat salam dari emak saya Pak," kata Omar nyaring sembari merapikan buku pelajaran IPA. Semua teman di kelas bersoraaakkk
"Huuuuuuhuuuu..."
"Pak Anton sama Emak Omar ciiee...ciieee..." goda mereka lagi.
Pak Anton yang masih terbengong hanya tersenyum simpul mendengar ucapan Omar dan sorakan dari murid-muridnya.
"Salam balik gak, Pak?" tanya Omar berani
Xander dan Lukman cuma bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Omar yang bener-bener polos.
"Ciieee...Bapak...ciiee Bapak..." gemuruh di kelas XI menggoda Pak Anton.
"Wa'alaykumussalam , semoga ibu kamu selalu sehat ya, Mar," jawab Pak Anton tegas.
"Ciiee ... Bapak perhatian nih," goda Arin.
Pak Anton yang sedari tadi diledek akhirnya tersenyum pasrah.
****
Apakah kiranya Pak Anton dan Emak Omar berjodoh??kita lihat bagaimana author nulis ceritanya yaakk??.
Jangan lupa vote dan komen gaaeess.?