Arron dibuat bingung dengan sikap Emi yang berbanding terbalik dengan semalam, saat ini perempuan itu tampak frustasi dan menangis sesenggukan menutupi tubuhnya dengan tangan. “Emily–” “Namaku Emi, bukan Emily!” teriak Emi histeris, dia tak bisa lagi menahan emosi dan rasa kecewa atas semua orang yang membuatnya menjadi seperti ini. Arron berusaha tetap tenang menghadapinya, sekarang dia sadar dan paham dengan situasi yang dialami Emi. Tentunya dia tak mau terlibat lebih jauh dengan bisnis lendir yang selama ini menjadi tempat bermainnya, dia hanya sebagai pelanggan saja dan tak mau tahu tentang siapa wanita yang menjadi pemuas nafsunya, yang diberikan Yudha dan April padanya. Tapi dalam kasus Emi ini, entah kenapa dia merasa iba jadinya. Apalagi ketika tahu Emi benar-benar masih peraw