Dua manusia itu terus saling memacu satu sama lain dengan birahi liar yang membara, kali ini mereka berpindah ke kamar dan Arron kembali menunggangi tubuh sintal Emi dari belakang. “Mmmh … terus, terus … lebih dalam lagi …,“ racau Emi yang tampak sudah hampir lemas namun masih saja meminta hentakan liar dari Arron. “Kamu memang nikmat, Emily! Milikmu sangat rapat!” geram Arron terus menggoyang pinggulnya dan memberikan hentakan keras penuh tenaga, membombardir lubang surga Emi. “Kemari!” Arron mencabut jagoannya sekaligus, dia lalu meminta Emi untuk berbaring telentang. Dengan patuhnya perempuan itu langsung mengangkat kaki dan membuka pahanya lebar-lebar, bersiap untuk dimasuki lagi. “Hm, gadis pintar!” puji Arron seraya menepuk permukaan bagian tubuh Emi yang memberikan kenikmatan