Bagian 118 - Kemarahan Kerberos

1135 Kata
Erebus kembali ke teater. Ia dengan bahagia memberitahu teman-temannya tentang rencananya untuk menikah. Ia memberitahu mereka tanggal yang pasti untuk itu. Seluruh penguji s*****a elit sangat senang mendengar kabar tersebut. Murid-murid juga mengucapkan selamat kepada Erebus karena pemberitahuan itu.  Tiba-tiba Kerberos lewat saat mereka semua merayakan apa yang terjadi pada Erebus. Wajahnya begitu datar dan tampak tidak menyukainya. Empusa mendekati Erebus. “Ada apa dengan kalian? Mengapa ia bersikap seperti itu?” Bisik Empusa.  “Aku tidak melakukan apapun! Aku jarang berbicara dengannya!” Jawab Empusa.  Askalafos bergantian berbicara. “Dia sekarang tinggal disini. Ia keluar dari rumah ayah dan ibunya! Sepertinya dia ada masalah dengan mereka sampai-sampai harus keluar dari sana!” Ucap Askalafos. Erebus terkejut. Ia tidak menyangka temannya Kerberos sedang ada masalah. Saat semua sudah tenang, dan mereka tidak lagi berkumpul. Erebus menemui Kerberos di teaternya. Ia sedang membersihkan lantai ruang latihannya. Ia berjalan pelan meski langkah kakinya masih bisa terdengar. Kerberos melihat siapa yang mendekatinya. Saat tahu bahwa itu adalah Erebus, ia menarik napas dan tetap melanjutkan pekerjaannya.  Erebus jongkok di depannya.  “Apa kau sedang sibuk?” Tanya Erebus. “Apa yang kau lakukan disini? Kau tidak lihat aku sedang melakukan pekerjaan disini?”  “Aku hanya ingin berbicara sebentar!” “Bicaralah! Aku akan mendengarkanmu sambil berbicara disini!” Kata Kerberos. “Aku tidak ingin menyakiti hatimu. Aku melihat bahwa kau sepertinya memiliki dendam padaku. Apa aku berbuat salah padamu?” Tanya Erebus dengan lembut. Ia berbicara seperti seseorang yang mengemis meminta belas kasihan. Kerberos tertawa. “Munafik!”  “Mengapa kau berkata begitu? Aku benar-benar ingin tahu apa yang kau rasakan. Kita adalah teman, bukan?” Kerberos tertawa lagi. Ia sedang merendahkan ucapan dari Erebus.  “Aku tidak tahu hal itu. Aku tidak ada masalah denganmu!” Jawab Kerberos. “Aku hanya penasaran. Mengapa akhir-akhir ini kau sangat diam padaku? Apa ini semua karena pertandingan kemarin?” “Sudahlah pergi saja sana!” Kata Kerberos dengan kejamnya. Erebus bingung bagaimana bicara baik-baik kepada Kerberos. Ia tidak ingin melanjutkannya lagi. Jadi dia hanya diam saja dan pergi dari sana. Ada yang melihat kejadian tersebut ternyata. Dia adalah Keuthonimos. Ia langsung menyebarkan kepada seluruh arena betapa kejamnya Kerberos berbicara kepada Erebus. Kerberos tahu apa yang terjadi. Ia mendengar cerita dari muridnya yang mengatakan bahwa Keuthonimos memberitahu mereka bahwa guru mereka memperlakukan Erebus dengan tidak baik. Selang beberapa waktu, saat penguji s*****a sedang berkumpul di meja makan, Kerberos datang dengan kemarahan yang besar, dan membuka pintu ruang makan penguji s*****a dengan keras. Ia membukanya dengan menendang daun pintu hingga rusak. Mereka yang disitu terkejut dan mengucapkan sumpah serapah. Makanan yang di tangan mereka pun berhamburan karena kerasnya dentuman yang dibuat oleh Kerberos. “Apa yang kau lakukan?” Kata Hekata dan beberapa orang lain saat Kerberos masuk dan berdiri di depan Keuthonimos. Kerberos kesal sekali. Ia tidak bisa mengontrol lagi napasnya. Dadanya kembang kempis dan suara nafasnya terdengar jelas. Di depan Keuthonimos ia berteriak sangat keras. “APA YANG KAU LAKUKAN? HA?? KAU MAU IKUT CAMPUR URUSANKU? MENGAPA KAU MENYEBARKAN RUMOR UNTUK MENJATUHKAN HARGA DIRIKU? SEKARANG KAU SUDAH PUAS BUKAN?”  “Apa yang terjadi denganmu?” Tanya Keuthonimos dengan pelan. Penguji s*****a yang lain melihat Kerberos dan berupaya menghentikannya melakukan k*******n kepada Keuthonimos. “Sini kau!” Teriak Kerberos. Ia mencengkram kerah baju Keuthonimos, menariknya, dan menyeretnya keluar dari ruangan tersebut. Ia menyeretnya ke arena lapangan ruangannya.  “Lepaskan! Apa yang kau lakukan?” Kerberos kemudian mencampakkan Keuthonimos hingga berguling-guling ke tengah lapangan. Ia menyuruhnya agar mereka bertarung sekarang. Ia sangat kesal dengan sikap Keuthonimos karena menyebarkan rumor yang tidak penting. Ia merasa penyelesaiannya adalah dengan bertarung.  Keuthonimos berdiri. Saat ia merapikan bajunya, penguji s*****a yang lain datang melihat kejadian itu dan memarahi Kerberos. Hekata berkata, “Apa yang kau lakukan Kerberos? Lepaskan dia! Kita tidak akan bertarung demi tujuan kita sendiri. Sadarlah!” “Diam!” Teriak Kerberos keras.  Kerberos kemudian mengambil pedang dan mencampakkan s*****a yang sama ke arah Keuthonimos.  “Ayo, serang aku!” Kata Kerberos. Penguji s*****a yang lain tidak bisa menghentikan Kerberos. Mereka juga takut dengan sikap emosi Kerberos. Mereka hanya berharap ada seseorang yang bisa menghentikan mereka melakukannya. Keuthonimos memegang pedangnya, tapi ia tidak maju menyerang Kerberos. Kerberos memintanya untuk menyerangnya berkali-kali, tapi ia tidak melakukannya. Ia pun mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan menyerang Keuthonimos.  Keuthonimos merasa bahwa ini adalah saat untuk melatih defence-nya. Ia tidak perlu bergerak. Ia diam saja dengan pedang ke depan. Saat pedang Kerberos menyerang Keuthonimos, pedang itu mengenai pundaknya. Keuthonimos tidak melakukan apapun. Ia hanya berdiri memegang pedang dan dengan santai tersenyum saat pedang Kerberos mengenai tubuhnya. Pedang itu tidak melukai Keuthonimos karena ia menggunakan defence-nya. Saat ia melakukan perlindungan untuk tubuhnya, tidak ada yang bisa melukainya.  Kerberos melakukannya terus menerus. Ia terus menyerang Keuthonimos dengan pedang nya. Ia mengarahkannya ke kepala,tangan kaki, perut, dan pundak Keuthonimos, tapi tak ada yang terjadi dengan Kerberos. “Apa kau mau semakin mempermalukan dirimu?” Tanya Keuthonimos. “Diam kau! Defence-mu pasti memiliki kelemahan. Kau jangan ragukan aku!” Kata Kerberos sambil menyerang Keuthonimos tanpa henti.  “Kau sudah dipermalukan. Namamu sudah tercemar. Jangan lakukan hal ini lagi jika kau tidak ingin semakin menderita!” Kata Keuthonimos lagi. “DIAM!!!!” Teriaknya keras dan panjang. Kerberos terus menerus menyerang, dan ternyata defence Keuthonimos mulai tidak bisa berguna lagi. Ia sudah terlalu banyak menyerang Keuthonimos sehingga shield-nya menjadi sangat lemah. Ia menekan tubuh Keuthonimos dengan kuat dan shield nya pecah, mengenai tubuhnya. Ia tercampak ke belakang, berguling dan terlentang di tanah. Kerberos tertawa. Ia melihat Keuthonimos dengan sangat berang. Ia tidak akan mengampuninya. Belum lagi Keuthonimos bangun, ia sudah menyerangnya secara membabi buta. Keuthonimos menutup matanya, dan mulai merasakan gerakan dari Kerberos dari nada suara yang dihasilkan. Ia bergerak berirama dengan tubuh yang terlentang di tanah. Kerberos kesulitan menusukkan pedangnya ke arah Keuthonimos. Keuthonimos memutar kakinya dan menjegal Kerberos hingga ia terpelanting jatuh. Keuthonimos memiliki kesempatan untuk bangkit. Ia mengangkat pedangnya dan menyerangnya. Ia mengincar wajah Kerberos. Ia menyerangnya tanpa ragu, tapi tangan Kerberos menghalangi tebasan pedangnya. Ia bertarung sekuat tenaga, tapi Kerberos dapat lolos. Kerberos berdiri tegak. Ia melihat, memandang Keuthonimos dari tempat yang cukup jauh. Ia mengambil ancang-ancang lalu berlari sekuat tenaga dengan tangan yang memegang pedang. Ia mengeluarkan seluruh tenaganya hingga pedang tersebut berapi.  Keuthonimos siap dengan serangan dari Kerberos. Ia menunggu hingga Kerberos sampai untuk menyerangnya. Tebasannya sangat kuat, lalu membuat Keuthonimos tercampak jauh. Kerberos berlari lagi mendapatkan Keuthonimos dan mengarahkan pedangnya untuk menusuk Keuthonimos. Tiba-tiba Matton berteriak keras. “Berhenti!” Kerberos mencari asal suara tersebut. Ternyata asal suara itu dari Matton. Ia tidak mempedulikannya. Ia tetap ingin menusuk Keuthonimos yang terbaring lemah di lantai tanah.  Matton mengusapkan jari telunjuknya ke arah Kerberos dari jauh, lalu Kerberos tercampak ke dinding. Ia membuat dinding arena miliknya roboh dan menimpa dirinya. Matton berdiri di reruntuhan itu menunggu Kerberos keluar dari sana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN