Bagian 110 - Kronos Penjaga Gunung Surga

1119 Kata
Erebus dan Hemera pergi menemui Eidothea. Mereka mencari cara untuk mengetahui tentang Eidothea sesuai dengan petunjuk dari Khloris. Erebus melihat Hemera. “Apa kita akan bertanya padanya?” Tanya Erebus yang tampak ragu-ragu. “Aku merasa itu penting. Bagaimana denganmu?”  “Aku hanya tidak yakin kepada orang lain diluar hubungan kita.”  “Mereka memiliki nasihat yang baik, sebagai seorang yang berpengalaman.” Jawab Hemera. “Kalau begitu kita coba saja!”  “Kita akan mencari tahu dulu tentang Eidothea. Kita bisa ke gunung surga dulu untuk mencari apa yang tercatat di sana.” Kata Hemera. Mereka pun menuju surga kedelapan. Mereka akan pergi menuju gunung surga, dimana gunung itu adalah gunung yang menyimpan semua silsilah keluarga yang lahir di surga dan catatan apa saja yang mereka lakukan. Untuk masuk ke gunung surga, mereka harus meminta izin kepada penjaganya. Nama penjaganya adalah Kronos. Ia bertugas untuk memastikan bahwa data yang ada di gunung tersebut tidak tersebar luas. Khloris memberitahu Hemera dan Erebus cara untuk membujuk Kronos mau membocorkan rahasianya. Ia ingin sekali berjumpa dengan Hemera. Ia sangat suka dengannya. Jadi, dengan membawa Hemera kesana, Kronos pasti mau melakukan apa yang dikatakan Hemera. “Memang kebetulan dia menyukaiku!” Ucap Hemera sewaktu ia membahas tentang Kronos kepada Erebus. “Dia juga sudah lama menyukaimu. Itu berarti sebelum kau terkenal!” Kata Erebus kepada Hemera. “Semoga ia masih menjadi fans fanatik ku, sehingga kita bisa mengetahui tentang Eidothea.” Kata Hemera. Sampailah mereka di surga bagian ke delapan. Mereka pun naik gunung surga, dimana gunung itu bersalju dan sangat dingin. Cuaca yang dingin sengaja dibuat di daerah itu, agar tak banyak penghuni yang mau mendakinya. Khloris sudah menyiapkan baju yang cocok bagi mereka berdua untuk bisa mendaki gunung yang dingin tersebut. Ia membuat baju tersebut dari mahkota bunga Zinnia. Ia menempelkan mahkota itu satu persatu dan menindihnya hingga tebal dan menjadikannya sebuah mantel yang hangat. Mereka memakai mantel tersebut sebelum mendaki gunung.   Mereka mulai mendaki. Hemera tak begitu kuat untuk mendaki di gunung itu. Belum lagi baju yang dibuat oleh Khloris cukup berat baginya. Mereka harus berhenti-berhenti untuk beristirahat, lalu melanjutkan perjalanan lagi. Sampailah mereka di puncak gunung dan bertemu dengan Kronos.  Kronos menyerang mereka dengan tombak yang ada di tangannya. Erebus mendorong Hemera agar tidak terkena oleh tombak tersebut. Erebus langsung berteriak, “s*****a tidak boleh dilayangkan kepada penghuni surga yang bukan sedang menguji s*****a!”  Mendengar ucapan Erebus, Kronos bertanya siapa mereka sebenarnya. Karena pakaian mantel mereka yang menutupi seluruh tubuh termasuk kepala, ia tidak bisa mengenalinya. Hemera sadar tentang itu dan langsung membuka topi mantelnya. Kronos terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ia sampai tidak bisa berkata-kata. Lalu ia melihat ke arah Erebus. Ia membuka topinya, dan Kronos berteriak keras karena senangnya.  “Aku tidak percaya, kalian berdua pergi untuk menemuiku. Aku tidak banyak waktu untuk mengikuti kalian. Pekerjaan sebagai penjaga gunung surga menuntut waktu lebih banyak disini, dibanding berkeliaran di wilayah surga.” Jelas Kronos. “Ini pasti pekerjaan yang sulit!” Ucap Erebus. “Bisa dibilang begitu. Apa yang membawa kalian kemari?” Tanya Kronos.  Hemera menjelaskan tujuan mereka datang. Mendengar bahwa mereka ingin mencari informasi tentang Eidothea, sudah membuatnya ketakutan. “Aku tidak boleh membocorkan rahasia surga!” Kata Kronos dengan wajah sedih. Seluruh keriputnya muncul karena takutnya. “Kami tidak menyuruhmu untuk membocorkan rahasia. Kami hanya ingin permisi masuk ke sana. Memberikan izin kami masuk tidak akan membuatmu dipersalahkan!” Kata Erebus santai. Kronos mulai berpikir. “Aku akan memberi kalian masuk, tapi kalian harus mengajakku.” Kata Kronos. “Tidak masalah!” Kata Hemera. Mereka pun masuk ke dalam. Kronos membuka pintu untuk mereka masuk. Di dalam ruangan tersebut, buku-buku yang berisi catatan para penghuni surga tersusun rapi dengan rak. Buku-buku yang tersusun di sisi dinding melayang-melayang tanpa penyangga. Buku-buku itu disusun berdasarkan penghuni pertama surga hingga yang paling ujung, adalah penghuni generasi terbaru. Mereka melangkahkan kaki masuk ke dalam. Suasana disana sangat hangat. Ada lampu-lampu penerang yang cahaya nya berada di setiap sudut ruangan.  “Apa yang ingin kalian lakukan disini?” Tanya Kronos.  “Bagaimana kita mencarinya di buku sebanyak ini?” Kata Hemera berbicara sendiri.  Erebus bertanya kepada Kronos. “Bagaimana caranya untuk membuka buku-buku itu? Kami ingin mencari informasi tentang Eidothea. Apa ada cara yang cepat untuk menemukannya?”  “Apa kalian tahu generasi berapa ia lahir?” Tanya Kronos. “Itulah yang menjadi masalah! Kami hanya tahu namanya. Kami datang kesini ingin mencari informasi tentang keberadaannya!” Kata Hemera. “Nama itu tampaknya tidak asing. Apakah dia seorang peramal?” Tanya Kronos. “Ya, benar!” Ucap Erebus dan Hemera bersamaan. Mereka sangat bersemangat saat Kronos tahu tentangnya. “Untuk penghuni dengan keahlian berbeda saat lahir, memiliki buku yang berbeda. Sampul biasa dari buku pencatatan kelahiran, biasanya berwarna coklat. Sedangkan untuk mereka yang memiliki sebuah keistimewaan, memiliki sampul merah dengan corak emas.” Kata Kronos. Ia kemudian bergerak ke ruangan lain. Ruangan kecil dengan tangga-tangga tinggi bersandar di dindingnya.  “Ini adalah ruangan tempat mereka yang memiliki keahlian!” Kata Kronos menunjukkan kepada mereka. “Ini juga masih banyak!” Kata Erebus. “Tapi, tidak seperti yang ada di ruangan utama tadi!” Ucap Hemera, sambil mengambil satu buku untuk dilihat. “Jika begini, akan membutuhkan waktu yang panjang!” Kat Erebus. Tiba-tiba Kronos berteriak. Ia ingat tentang Eidothea. Ia mendapatkan buku yang menjelaskan tentang kehidupan penduduk surga itu. “Dia adalah seorang peramal. Ia tidak berbicara dengan orang-orang yang ada di surga. Satu kebaikan yang tercatat adalah dia pernah menyelamatkan tuan pesta dari mahkota berduri yang mengendalikannya. Orang yang terlibat disana adalah Persefon dan pacarnya, Tartarus.” Baca Kronos. “Apa disitu ada dibilang tentang keberadaannya sekarang?” Tanya Erebus. “Dia tinggal di kaki gunung subur. Tapi, tidak ada yang tahu keberadaannya yang pasti.” Kata Kronos. “Kaki gunung subur itu di surga bagian ketiga!” Kata Hemera terkejut. Ia terkejut karena sebelumnya ia tidak pernah mendengar tentang Eidothea. “Ia pasti sudah sangat tua. Umurnya sudah generasi 573749384394773479349002… dst!” Kata Kronos.  “Wow, dia berada di generasi yang sangat lama!” Kata Hemera. Hemera dan Erebus sudah mendapat informasi tentang Eidothea. Ternyata, dia tinggal disekitar-an daerah Hemera. Sebelum pergi, Kronos meminta tanda tangan Hemera. Ia ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan. Dengan senang hati ia memberikannya. “Aku akan membuat konser di atas gunung ini nanti, agar kau bisa menyaksikan kami secara langsung!” Kata Hemera membuat janji bagi Kronos. Kronos sangat senang mendengar hal itu. Ia tidak sabar menunggu hal tersebut terjadi.  Setelah selesai berbicara, mereka kembali turun dan pergi ke surga bagian ketiga. “Ternyata ia rakyat dari wilayah tiga!” Kata Hemera. “Memang selalu begitu. Ketika ingin mencari sesuatu yang jauh, ternyata kenyataannya dia ada disekeliling kita!” Kata Erebus.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN