Bagian 111 - Sifat Kutukan

1161 Kata
Erebus dan Hemera kembali ke wilayah surga bagian ke tiga. Mereka tidak langsung mencari Eidothea. Erebus harus pergi ke wilayah surga bagian kedua untuk melakukan pengajaran kepada murid-muridnya disana. Ia berjanji pada Hemera bahwa mereka akan melakukannya setelah pengejarannya selesai.  Erebus masuk ke dalam teater. Murid-muridnya menunggunya untuk melakukan pengajaran. Ia berdiri di tengah pertandingan, sedangkan murid-muridnya berbaris di depannya dengan melakukan sikap ‘istirahat di tempat’. Murid-murid yang masuk kali ini sangat banyak. Pertumbuhan muridnya masuk dua kali lipat dibanding tahun generasi sebelumnya. Ia berkata kepada murid-muridnya, “ Kekuatan tidak datang dari kapasitas fisik. Itu datang dari kemauan yang tak tergoyahkan!” Ia berkata seperti itu karena muridnya bertanya apa yang membuatnya sangat hebat, sampai-sampai memenangkan pertandingan s*****a berkali-kali.  Ia tidak mengajar mereka kali ini untuk melakukan latihan fisik. Mereka hanya berbincang-bincang layaknya seorang teman.  Ia membagi murid-murid itu menjadi lima puluh kelompok, lalu memberikan jarak kelompok satu dan lainnya. Setiap kelompok akan didatangi oleh Erebus dan menceritakan apa yang telah dipelajarinya dari pertandingan s*****a sebelumnya dan apa yang telah diperbuat untuk menambah kekuatannya.  Di hari itu, ayah Kerberos, Filotes datang ke teater ingin mengunjungi anaknya. Ia melihat Erebus sedang melatih muridnya. Ia dengan senang masuk ke dalam arena milik Erebus dan menyapanya. Ia menyapa Erebus seperti anaknya sendiri. Ia merangkulnya dan mengucapkan berkat kepada Erebus. Filotes sangat senang saat bertemu Erebus. Kerberos sang anak melihat kejadian itu dari balik pintu ruangan Erebus. Ia tampak sangat geram.  Aidos, ayah Hekate, ikut ke sana menemani Filotes. Ia mencari-cari Filotes dan menemukannya bersama Erebus. Saat akan masuk ke tempat pengajaran Erebus, Aidos melihat Kerberos mengintip dari dalam ruangan. Ia menyapa Kerberos. “Mengapa melihat dari sini? Ayahmu sedang berbicara dengan temanmu!” Kata Aidos. “Ya? Tidak!” Kata Kerberos. “Apa yang tidak? Ayo masuk dan berbicara dengan mereka!”  “Tidak!” Kata Kerberos dan pergi. Aidos melihat Kerberos pergi begitu saja. Ia pun masuk dan menyapa mereka. Ia berbincang-bincang dengan Erebus juga sekaligus mengucapkan selamat atas kemenangannya. Erebus sangat ramah kepada mereka. Mereka mengucapkan banyak berkat untuk Erebus dan kembali ke rumah mereka.  Dalam perjalanan pulang Aidos dan membahas tentang Kerberos, anaknya Filotes. Ia merasa ada sesuatu yang dirasakan olehnya saat melihat Kerberos tadi di pintu masuk ruangan Erebus. “Apakah kau percaya dengan sifat iri?” Tanya Aidos. “Mengapa kau berbicara tentang sifat terlarang itu? Umat surga tidak memiliki sifat seperti itu. Itu tidak akan terjadi di surga.” “Penyakit sifat bukan berarti tidak ada. Mereka ada, dan bisa diobati. Aku rasa Kerberos memiliki sifat seperti itu!”  “Mengapa kau berkata begitu? Ia anak yang baik. Ia tidak memiliki penyakit seperti itu!” Jelas Filotes dengan percaya diri. “Aku bisa merasakan energi dari setiap orang yang aku dekati. Kau tahu aku seperti apa! Aku hanya merasa kegelapan menutupi Kerberos.” “Apa yang dia iri-kan? Dia berada di puncak tertinggi dunia surga! Ia seorang penguji s*****a elit. Salah satu dari mereka!” Kata Filotes lagi membela anaknya. “Aku tidak ingin mengatakan hal yang tidak masuk akal. Aku hanya merasa bahwa Kerberos perlu tindakan eksorsis!” Ucap Aidos. “Itu terlalu berlebihan.” “Kita harus menyarankannya untuk menemui tabib dan membicarakan apa yang sedang dirasakannya. Aku akan membantumu membicarakan itu nanti saat di rumah. Bagaimana?” “Aku tidak ingin mengabaikan apa yang kau rasakan. Tapi, apakah Kerberos akan bersikap baik tentang ini?” Tanya Filotes kepada Aidos. Ia benar-benar menanyakan sebuah pertanyaan yang harus ada jawabannya. “Aku bisa tahu bahwa ini akan berat. Ini bukan hal yang sering terjadi. Bisa jadi orang-orang akan tahu dan mungkin membicarakannya. Tapi, apa yang dirasakannya bisa jadi penyakit. Penyakit sifat buruk ini sangat sulit disembuhkan jika ia benar-benar mengalaminya. Mencegah itu lebih penting, daripada dia sudah terkena sifat itu dan tidak bisa sembuh lagi. Kita harus pikirkan kedepannya!” Kata Aidos yang dengan yakin mengatakan itu.  “Aku hanya tidak ingin menyakiti hatinya.” Kata Filotes. Mereka sampai di rumah dan Harmonia berada disana. Ia menyediakan makanan di meja makan. Ada banyak buah yang telah diambilnya dari surga bagian ketiga. Ia juga membeli daging babi yang belum mereka makan sebelumnya dari surga bagian ke enam. Ia hanya membelinya sedikit karena untuk penyebaran daging itu, masih sedikit saja dan masih dijatah bagi penghuni surga.  “Ini apa?” Tanya Aidos yang tidak pernah melihat daging babi yang sudah dimasak. “Itu adalah hasil dari ciptaan Fanes si Dewa S. Ia menciptakan hewan yang bisa dimakan. Ia belum dinobatkan menjadi Dewa S karena ciptaannya masih belum mencukupi. Mungkin selanjutnya, ketika ciptaannya sudah banyak, barulah ia akan dinobatkan. Ia memberikan contoh untuk babi guling yang diedarkannya kepada penghuni surga untuk mendapatkan testimoni pekerjaannya. Aku juga belum pernah mencobanya. Mungkin kalian juga bisa mencobanya!” Kata Harmonia dengan senang karena Aidos datang kerumah mereka.  Aidos melihat daging itu dari dekat dan tidak bisa berkomentar apa-apa. Suaminya, Filotes masih di dalam kamar. Mereka menunggu Filotes berganti baju dan menuju meja makan.  “Bagaimana dengan Eirene? Dia baik-baik saja?” Tanya Harmonia menanyakan keadaan istri Aidos. “Dia baik-baik saja. Aku sudah mengatakan padanya bahwa aku akan makan di tempat kalian!” “Itu kedengaran sangat bagus!” Ucap Harmonia. Sambil menunggu suaminya keluar, ia membagi daging itu menjadi tiga bagian di atas piring. Kemudian, saat Filotes datang, mereka mulai makan daging itu. Saat pertama kali mencicipinya, mereka terdiam, tidak bisa mendeskripsikan rasa dari daging yang enak itu. “Ini makanan yang sangat enak!” Kata Filotes.  “Aku tidak pernah memakan makanan seenak ini!” Kata Aidos.  “Ini benar-benar sempurna!” Ucap Harmonia. Mereka sangat menyukai daging yang dibawa oleh Harmonia. Mereka memuji pekerjaan Fanes karena ciptaannya begitu sempurna. Makanan yang dihasilkannya membuat mereka bertiga menjadi ketagihan. Mereka tergila-gila dengan daging itu.  Aidos berkata, “Aku harus mengatakan ini nanti kepada Eirene. Aku ingin dia membelikan daging ini lagi nanti!”  “Kalian harus mencobanya nanti. Aku membawanya dari surga bagian keenam, tempat Fanes berada. Ini benar-benar enak!” Kata Harmonia. “Tentu!” Kata Aidos.  Harmonia melihat suaminya dengan wajah yang kebingungan. Ia seperti tidak bisa berpikir dengan baik.  “Apakah ada yang mengganggumu?” Tanya Harmonia. “Kami tadi membicarakan tentang Kerberos. Kami berdua berpikir bahwa ia memiliki sifat iri. Kami berencana akan mengatakan ini kepada Kerberos agar ia menemui tabib dan mengkonsultasikan apa yang dirasakannya!” Ucap Filotes. “Apa yang kau katakan? Dia anak kita! Tidak mungkin dia memiliki sifat terkutuk itu!” Kata Harmonia. “Itulah yang kami rasakan. Kita hanya bisa mencegah saja. Aku merasakan itu.  Harmonia tidak percaya. Ia tidak yakin apa yang dirasakan oleh Aidos dan suaminya benar. Ia mencoba menarik napas dan mencoba tidak menerima apa yang mereka katakan. Tapi, Harmonia juga merasakan hal itu. Ia membicarakan nya kepada mereka.  “Sejujurnya, aku juga merasakan hal yang sama. Aku tidak bisa mengabaikan apa yang kurasakan!” Ucap Harmonia akhirnya.  Aidos dan Filotes terkejut. Mereka sebenarnya kurang yakin, tapi karena Harmonia juga merasakan hal yang sama, menunjukkan bahwa masalah ini serius. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN