Bagian 101 - Terlempar dari Arena Pertandingan

1183 Kata
Keuthonimos mulai kehabisan akal. Ia tidak tahu cara yang tepat untuk menyerang Erebus. Ia memperhatikan bahwa serangannya sia-sia saat mace Erebus mulai beraksi. ‘Aku terlalu menyepelekan s*****a itu!’ Kata Keuthonimos dalam hati. Keuthonimos tidak memiliki pilihan lain. Ia harus menaikkan level dari senjatanya. Ia menekan tombol di gagang peniup gelembung dan gagang itu berubah menjadi pistol yang ketika ditekan akan mengeluarkan gelembung. Kecepatan level tiga ini sangat hebat. Keuthonimos tidak perlu menghembus gagang peniup untuk menghasilkan gelembung. Ia hanya perlu menekan pelatuknya dan balon-balon akan keluar dari moncong s*****a. Kini cara penggunaan s*****a sudah lebih praktis. Juri-juri tidak tahu bahwa ada mode itu pada s*****a Keuthonimos. Mereka pikir, s*****a itu hanya bisa ditiup saja. Mereka terkesima dengan s*****a itu, dan mulai mengakui bahwa s*****a itu sangat hebat. Mereka hanya melewatkan kehebatan utama s*****a tersebut. Matton merasa ini sebuah kesalahan dari para penguji s*****a. Untung saja s*****a itu masuk ke tahap selanjutnya. Kalau mereka tidak memeriksa s*****a dengan baik, bisa jadi hal-hal seperti ini tidak akan terjadi.  Keuthonimos menembakkan senjatanya ke arah Erebus. Gelembung-gelembung keluar dan kali ini tampak lebih terarah. Sama seperti sebuah peluru, gelembung-gelembung itu bergerak dan menembak Erebus. Erebus melakukan gerakan meroda untuk menghindari serangan dengan mace yang ditaruhnya di depannya. Ia menghalangi serangan tersebut dengan berlindung pada mace-nya. Erebus tidak lagi bisa mendekat kepada Keuthonimos. Ia harus memikirkan cara untuk menyerangnya dari jarak jauh. Di antara serangan Keuthonimos, ia membuat sebuah serangan dengan cepat. Erebus melakukan gerakan meroda, tapi ia melompat terlebih dahulu. Ia berputar di udara dengan mace yang  berada di tengah sebagai pelindung. Gelembung-gelembung yang menyerang Erebus mengenai mace-nya. Erebus mengeluarkan kekuatannya, lalu dengan cepat menghantam tanah. Serangan retakan tanah terjadi mengikuti Keuthonimos.  Keuthonimos melihat retakan itu menjalar menuju dirinya dengan cepat. Arah tembakannya menjadi tidak terarah. Erebus bisa keluar dari serangan Keuthonimos. Saat melihat Keuthonimos tidak lagi menembak dan mencoba untuk menghindari retakan tanah, Erebus menggunakan kekuatannya lagi dengan lebih kuat. Ia membuat tanah bergetar sehingga Keuthonimos tidak dapat lari dengan cepat. Ia mengangkat mace-nya lagi tinggi di atas kepala, lalu menghantamkan nya ke tanah lagi. Retakan besar terjadi lagi menuju Keuthonimos. Keuthonimos melompat, berharap bisa menghindari serangan tersebut. Tapi, kombinasi getaran dan juga retakan, sangat sulit baginya. Ia tak punya cara lain, selain meminimalkan serangan Erebus. Ia menembakkan senjatanya ke arah retakan itu, agar dorongan retakan sedikit lebih pelan saat ia mendaratkan kakinya ke tanah. Ia melakukannya, lalu serangan retakan tanah mengenai dirinya. Ia tercampak ke dinding lagi, seperti nyamuk yang dipukul ke dinding. “Kalau tidak ku hentikan dengan senjataku, pasti kekuatan dorongan nya lebih hebat lagi!” Kata Keuthonimos yang mencoba untuk berdiri.  “Aku belum memberikan semuanya!” Kata Erebus. “Aku tahu itu! Kau pikir aku sudah memberikan semuanya? Ini belum yang terakhir. Kau akan terkejut nanti!” Kata Keuthonimos. “Tunjukkan sekarang!” Kata Erebus. Keuthonimos mengeluarkan serangan level tiga-nya. Ia membuat awan gelembung di atasnya. Sangat banyak gelembung-gelembung kecil yang muncul di kepalanya. Satu demi satu, gelembung-gelembung tersebut memakan gelembung-gelembung lain dan menjadikannya lebih besar. Gelembung-gelembung itu menjadi bulatan-bulatan besar dan sangat banyak. Keuthonimos tertawa. “Kau siap?” Tanyanya kepada Erebus. “Tentu aku siap!” Kata Erebus. Gelembung-gelembung itu menyerang Erebus dengan serangan laser yang kekuatannya ribuan kali lipat. Serangan laser menuju Erebus dan tak ada tempat bagi Erebus untuk bersembunyi ataupun lari. Asap tebal membumbung di seluruh arena yang dibatasi oleh pelindung dari batu Lord of Sunlight. Penonton tidak bisa melihat apa yang terjadi dengan Erebus setelah serangan itu terjadi. Semua menjadi hening karena tidak tahu apa kelanjutannya. Semua tampak tegang.  Sedikit demi sedikit, asap itu mulai menghilang. Erebus tertanam di tanah dengan mace yang menghadap ke depan. Serangan laser dari s*****a Keuthonimos ditahan seluruhnya oleh mace milik Erebus. Erebus tampak kelelahan karena serangan yang kuat itu. Keuthonimos tidak menunggu hingga Erebus siap menerima serangannya lagi. Ia membuat gelembung-gelembung awan yang tebal di atas kepalanya, dan bersiap menyerang seperti tadi. Laser yang kuat keluar dari balon-balon itu, padahal Erebus masih tertahan di tanah.  Erebus menahan serangan itu lagi dengan mace-nya. Ia memukul tanah, agar bisa keluar dari sana. Lalu ia melakukan gerakan memutar seluruh tubuh dengan mace berada di sisi sampingnya. Ia seperti sebuah angin p****g beliung dengan mace yang menjadi permukaannya. Penonton bisa melihat putaran dari Erebus yang kencang bisa menahan serangan milik Keuthonimos. Serangan itu tidak menghentikan sedikitpun putaran Erebus yang kencang. Serangan yang Erebus lakukan bukanlah serangan balasan. Itu hanya serangan pelindung yang melindunginya dari kekuatan laser Keuthonimos. Keuthonimos terkejut. Ia menambah serangannya dengan peluru balonnya. Kekuatan dari serangan Keuthonimos bukan main. Itu adalah kekuatan seribu kali s*****a terbaik di gunung s*****a. Tapi, Erebus bisa membuat serangan itu netral. s*****a mace-nya bisa menyerap energi yang diberikan oleh laser tersebut.  Keuthonimos tidak bisa apa-apa lagi. Lasernya sudah berhenti bekerja. Laser itu tidaklah s*****a yang bisa dipakai terus menerus. Erebus berhenti berputar dan berdiri tegak tanpa terkena apapun. Warna mace-nya berubah menjadi keemasan, dengan kilatan-kilatan silver. Mace-nya juga sedikit berbentuk lonjong dari yang sebelumnya. Erebus memukul tanah lagi, padahal itu pelan. Serangan itu melemparkan Keuthonimos jauh ke belakang. Ia menahannya dengan kaki dan menembak Erebus dengan s*****a bubble-nya. Erebus mengayunkan mace-nya dua kali lalu membalikkan serangan Keuthonimos. Kini ia dengan mudah membalikkan serangan apapun yang diberikan oleh musuhnya. “Kau pasti bertanya-tanya mengapa ini terjadi bukan? Sayangnya, ini bukanlah mace biasa. Mace ini bisa menyerap energi apapun, dan akan berkembang dan menjadi kuat tergantung jenis s*****a yang menyerangnya. Aku rasa sudah cukup untuk main-mainnya!” Kata Erebus dan berlari mendekati Keuthonimos.  Keuthonimos menembaki Erebus agar tidak mendekat. Tapi, masih sama. Semua sia-sia. Ia mencoba lari dari serangan Erebus. Ia menjaga jarak agar serangan Erebus tidak berdampak besar padanya. Erebus memukul tanah dan Keuthonimos tercampak. Ia tidak bisa lari kemana-mana lagi karena kakinya mulai terasa sakit. Erebus memukul tanah lagi, dan menghempaskan Keuthonimos ke udara. Ia berlari dan menyerang Keuthonimos saat di udara. Seperti seorang pemain kasti, Erebus memukul Keuthonimos jauh ke udara. Keuthonimos tercampak hingga pelindung batu dari Lord of Sunlight tidak dapat menahannya. Keuthonimos tercampak keluar dari pelindung, dan tak tahu mendarat dimana. Semua penonton melihat apa yang dilakukan Erebus. Semua menggeleng-gelengkan kepala mereka. Ada juga yang merasa itu berlebihan.  Para penjaga yang bertugas untuk merawat penguji s*****a yang kalah harus mencari Keuthonimos di luar arena. Semua penonton jadi bingung. Suara sorakan yang seharusnya menandakan sambutan pemenang, malah menjadi bisik-bisikan. Mereka bingung, karena Keuthonimos keluar dari arena dan apakah terhitung bahwa Erebus menang dalam kompetisi ini. Aporia maju dan berdiri ditengah-tengah lapangan pertandingan. Ia menyuruh semua penonton diam karena ia akan mengatakan hal yang penting.  “Karena Keuthonimos terlempar dari arena ini, dan tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Semua penilaian akan diberikan kepada dewan juri, apakah Erebus adalah pemenangnya atau ada pertandingan ulang. Kami persilahkan untuk juri Matton.” Kata Aporia.  Matton naik ke panggung. Lalu ia menyambut semua yang hadir. “Kami ingin tahu dulu kondisi Keuthonimos. Kami akan menunggu kabar dari penjaga kota dan mengadakan rapat sehubungan dengan keputusan pemenang. Selama menunggu kalian bisa melihat acara musik yang dipersembahkan oleh dewa Y.” Kata Matton dan ia pergi. Lalu pemain musik milik Khaos menuju ke tengah lapangan dan memainkan musik mereka. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN