Bagian 100 - Babak Final

1090 Kata
Kemenangan berada dipihak Keuthonimos. Para juri saling menatap. Mereka tidak percaya bahwa s*****a Bubble yang dipakai oleh Keuthonimos bisa sampai sejauh ini. Mereka berpikir bahwa yang bisa masuk ke babak final adalah s*****a Erebus dan Magnet yang pembuatnya adalah Kladeus. Tetapi ternyata salah. Pertandingan yang ditunggu-tunggu akan terjadi. Grand Final antara pertandingan Erebus dan Kladeus akan berlangsung. Erebus yang baru saja dari belakang panggung, tidak melihat Hemera disana. Ia kembali ke ruang tunggu dan duduk dengan kecewa karena kenyataannya, Hemera tidak melihatnya bertanding. Suara ketawa-ketiwi datang dari belakang nya. Ternyata itu adalah Hemera. Ia melihat kebelakang, dan wanita itu membawakan setangkai bunga untuk kemenangan Erebus. Di belakangnya ada Doris yang melihat ke arah berbeda. Ia seperti seorang penjaga yang mengamati musuh. “Aku pikir kau tak datang!” Kata Erebus langsung, tanpa pikir. Ia tidak lagi berpikir gengsi karena menunggu-nunggu Hemera. “Aku sudah berjanji! Tentu aku akan datang!” Kata Hemera. Erebus mengambil bunga mawar hitam dari tangan Hemera. “Aku baru pertama kali melihat bunga berwarna hitam! Ini cantik sekali!” Kata Erebus yang melihat bunga itu lebih dekat. “Ini adalah koleksi terbaru dari Khloris. Aku ingin kau dapatkan sesuatu yang spesial!” “Tapi, mengapa hanya satu?” “Kau harus memenangkan pertandingan, maka aku akan memberikan hadiah yang lain!” Kata Hemera. “Aku tidak sabar mendapatkan hadiahku!” Kata Erebus. “Kau pasti akan mendapatkannya!” Nama Erebus dipanggil ke panggung bersama dengan Keuthonimos. Mereka akan melakukan pertandingan terakhir dari sesi generasi ini. Erebus tampak sangat senang dan sangat percaya diri. Sorakan untuk Erebus dan Keuthonimos sama besarnya. Baru kali ini Keuthonimos mendapat sorakan yang hampir sama dengan Erebus dalam pertandingan. Biasanya, ia tidak sampai ke babak final. Keuthonimos memegang tangkai peniup balonnya. Ia mengocok-ngocok senjatanya itu ke dalam botol air sabun yang akan menjadi gelembung. Erebus di sisi kanan dari penonton, membawa mace-nya di pundak dan berpose jantan. Ia menaikkan dagunya untuk menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi. Aporia melihat mereka sudah siap. Lalu ia memperkenalkan mereka berdua lagi, dan mempersilahkan mereka untuk mulai bertanding. Aporia harus keluar dari lapangan, baru pertandingan bisa dimulai. Bunyi terompet besar menggema, tanda pertandingan akan segera dimulai. Sorakan berkumandang lagi. Keuthonimos menyudutkan senyumannya dan memandang rendah Erebus. “ni akan menyenangkan!” Kata Keuthonimos. “Tentu ini menyenangkan!” Kata Erebus lagi. Erebus memukul tanah, hingga tanah bergetar seluruhnya. Keuthonimos hampir jatuh karena kekuatan itu. Ia tidak bisa menahan tawanya karena hampir jatuh dengan serangan Erebus. “Aku tidak menyangka akan sekuat ini. Pantas saja, pertandingan sebelumnya tampak sulit untuk bergerak. Aku merasakan bahwa getaran yang dihasilkan bukan hanya sebatas di tanah. Tapi, mereka yang kena serangan itu akan menyentuh bagian tubuh lawan juga.” Jelas Keuthonimos. “Aku tidak menyangka itu akan terjadi!” Kata Erebus pura-pura tidak tahu. “Sekarang giliranku menyerang!” Kata Keuthonimos. “Silahkan! Tapi, kau harus ingat dulu bahwa kemenangan terjadi jika s*****a yang berada di tangan lawan, sudah rusak. Selama pertandingan, jika tidak rusak juga, maka itu akan berlangsung panjang!” Kata Erebus yang menyiratkan bahwa ia meragukan s*****a yang dipakai oleh Keuthonimos bisa merusak mace-nya. “Aku tentu sudah tahu itu dari aku dilahirkan!” Balasnya. Keuthonimos meniup balon-balonnya kecil-kecil. Lalu balon-balon itu mulai mengikat bagaikan sebuah atom dengan versi sebesar kepala manusia. Balon-balon itu berdempet satu sama lain dan mendekati Erebus. Lama kelamaan, balon-balon itu lebih mirip jaring yang akan menangkap mangsanya. Keuthonimos menggerakkan balon itu bagaikan seorang nelayan yang sedang melemparkan jala. Erebus berlari kencang. Ia juga memukul tanah agar bisa lompat tinggi menghindari jala tersebut. Berkali-kali, jala tersebut mengikuti Erebus dan berusaha menangkapnya. Tapi, ternyata tidak bisa. Erebus bisa menghindarinya dengan kecepatan maksimal yang ia miliki. Keuthonimos menyentil balon kecil ke arah Erebus yang sedang berlari. Ia tampak pelan menyentil balon kecil itu, tapi efeknya luar biasa besar. Seperti jarum yang tipis, balon senitilan Keuthonimos memberikan ledakan-ledakan kecil kepada Erebus. Erebus berkali-kali memukul serangan sentilan balon Keuthonimos dan mengarahkannya ke arah jaring-jaring milik Keuthonimos. Ledakan besar terjadi berkali-kali di dalam jala tersebut, hingga kekuatan jala melemah dan akhirnya hilang. Keuthonimos menyeringai. “Itu sangat tidak masuk akal!” Katanya yang memaksudkan trik dari Erebus. Erebus memukul kuat mace-nya hingga tanah terbelah. Keuthonimos masuk ke dalam lalu tersangkut disana. Ia membuat gelembung, agar ia dapat keluar dari lubang tersebut. Balon-balon mulai menutupinya dan mengangkatnya ke atas sebelah Erebus berdiri di dekatnya. Erebus harus menunggu lagi saat yang tepat seperti kesempatan tadi. Erebus menyerang dari jarak dekat. Keuthonimos membuat gelembung-gelembung yang bisa menghalangi jarak pandang Erebus. Saat gelembung-gelembung besar menghalangi Erebus, ia tidak berusaha untuk memusnahkan gelembung tersebut. Tapi, ia memukulnya dengan mengatur kekuatan pukulannya, dan menjadikan gelembung-gelembung itu senjatanya ke arah Keuthonimos. Keuthonimos menghalangi lemparan Erebus dengan lapisan balon yang menutupi tubuh bagian depannya. Sehingga lemparan dari Erebus tidak akan pecah dan meledak. Keuthonimos menggelengkan kepala dengan teknik yang diberikan oleh Erebus kepadanya. Keuthonimos tak sadar, tiba-tiba Erebus berada di atasnya dengan mace yang akan memukulnya. Keuthonimos langsung bergerak menjauh dengan cepat, sebelum terkena benda itu. Mace Erebus sampai ke tanah dan membuat tanah bergetar, membuat siapapun yang berada di tanah akan terlempar. Keuthonimos terlempar ke atas. Lalu Erebus langsung melompat dan memukulnya dengan kuat hingga tercampak ke dinding pertandingan. Keuthonimos menggunakan shield terakhirnya. Kalau tidak karena shield itu, ia pasti sudah kalah. Bahkan, lapisan pelindung yang dibuat oleh batu Lord of Sunlight terlihat sedikit retak karena menahan tubuh Keuthonimos yang tercampak. Keuthonimos berdiri dengan tegak. Ia menghembuskan balon-balon besar lagi. Balon-balon itu dilempar ke arah Erebus sehingga meledak dengan sangat kuat. Erebus menahannya dengan mace-nya yang kuat. Ia harus terpelanting karena ledakan tersebut tapi tidak jatuh. Keuthonimos melakukan hal itu beberapa kali, hingga ia merasa punya cukup waktu untuk menyiapkan serangan lain. Erebus mencoba untuk memukul serangan balon dari Keuthonimos. Ia mengayunkan mace-nya, lalu menutup matanya, dan mengatur kekuatan pukulannya. Saat gelembung itu mendekat, Erebus masih menutup matanya. Dengan santainya, ia memukul gelembung itu dengan anggun. Melihat apa yang dilakukan Erebus, penonton disana diam sebentar, memperhatikan bagaimana dengan pukulan Erebus. Apakah ia bisa membalikkan serangan atau tidak. Penonton senyap, lalu tiba-tiba berteriak. Ledakan terjadi dengan kuat di antara Keuthonimos dan Erebus. Erebus dapat memukul balon yang dilemparkan Keuthonimos padanya. Itu sangat mustahil bagi para penonton dan juga juri, padahal mereka sendiri sudah melihatnya secara langsung. “Kau bisa membalikkan serangan ku dalam keadaan seperti itu?” Tanya Keuthonimos kesal sekali. “Aku baru mencobanya.” Kata Erebus. “Aku rasa kau memiliki kekuatan lain, selain ototmu!” Kata Keuthonimos dengan curiga. Erebus mengerutkan wajahnya. Ia menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Ia hanya melakukan itu untuk menjawab ucapan Keuthonimos.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN