Bagian 102 - Rapat Juri

1093 Kata
Sebelum dipanggil oleh Aporia, Matton berinisiatif untuk memakai penggunaan musik untuk menghibur penonton. Ia melihat Doris disana dan memberitahukan kemauannya kepadanya. Tanpa persetujuan Doris, Matton langsung pergi. Padahal ia ingin menolak apa yang Matton katakan. Jika ia ketahuan disana oleh ayah mereka, pasti akan membuat Doris dalam bahaya. Hemera yang berada di sampingnya tampak khawatir juga. Mereka seharusnya tidak duduk di kursi penonton sehingga ketahuan seperti ini. “Aku tidak mungkin menunjukkan keahlianku di hadapan mereka!” Kata Doris. “Aku akan membantumu! Aku akan memberikan pertunjukan opera. Kau bisa atur grup band? Kau berikan saja nada-nada yang perlu mereka mainkan, selebihnya aku yang urus!” Kata Hemera.  Doris berterima kasih sekali dengan Hemera. Ia bisa terselamatkan kali ini. Sebelum band menuju panggung, Doris mengatakan apa yang harus mereka lakukan disana. Ia memberikan arahan musik yang akan dimainkan oleh band.  *** Para juri penguji masuk ke ruangan mereka untuk berdiskusi mengenai pertandingan final tersebut. Juri yang masuk ke dalam ruangan adalah Matton, sebagai kepala dari para juri. Lalu lima juri lainnya, yang sebagai pengawas juri kepala. Mereka adalah Poine, Porus, Praxidike, Proioxis, dan Soter. Matton membuka catatan dari semua rapat mereka. Ia sedang mempersiapkan rapat ini dan menuliskan agenda yang akan mereka bicarakan. “Aku rasa semua sudah disini, dan kita bisa mulai.” Kata Matton.  Poine yang belum disuruh untuk berbicara, langsung berkata, “Mengapa selingan di kota kita, harus ada suara-suara musik yang menjijikkan itu? Kau tidak perlu sampai sejauh ini untuk melibatkan Khaos!” Praxidike juga berpikir yang sama. Ia menentang apa yang dilakukan oleh Matton tanpa mempertimbangkan mereka.  “Kita tidak membahas itu sekarang. Melainkan, tentang keputusan pemenang dalam grand final ini!” Kata Matton dengan tenang. “Aku rasa apa yang dikatakannya benar! Ini bukan saatnya untuk membicarakan tentang Khaos!” Kata Proioxis. Poine masih membahas itu. Ia menatap Proioxis. “Ini bukan saat yang tepat? Ini adalah pertandingan s*****a. Tidak ada kaitannya dengan musik-musik mereka itu!” Kata Poine lalu menepuk meja dengan kuat. “Sudahlah.. kalian terlalu berlebihan!” Kata Soter. “Kita dengar dulu apa yang mau dikatakan Matton. Okey!?” Kata Porus mencoba menenangkan mereka.  “Baiklah, ini adalah tujuan rapat kita. Kita ingin mengambil sebuah keputusan tentang siapa pemenang s*****a. Apakah keluarnya Keuthonimos merupakan kecurangan sehingga Erebus harus dikeluarkan dari pertandingan atau dianggap sah. Aku ingin mendengar pendapat kalian semua!” Kata Matton.  “Aku akan mulai duluan. Menurutku tindakan membantai yang dilakukan Erebus sangatlah kejam. Ia terlalu menguasai senjatanya sehingga berdampak sangat buruk dengan lawannya!” Kata Soter. “Yang lain?” Tanya Matton. “Aku tidak setuju dengan Soter. Memaksimalkan s*****a adalah tugas dari penguji s*****a. Dengan begitu, kita bisa tahu mana s*****a yang terbaik bukan lemah karena kurangnya penguasaan s*****a. Jika semua penguji s*****a melakukannya, tidak akan ada yang komplain tentang s*****a mereka yang tidak digunakan dengan baik!” Kata Praxidike. “Masuk akal juga! Bagaimana dengan Proioxis?” Tanya Matton. “Aku rasa Erebus tidak salah melakukannya. Yang dia lakukan adalah memaksimalkan senjatanya. Itu semua dilakukan karena senjatanya sangat kuat. Ada satu masalah lagi, yaitu, kita harus pastikan bahwa s*****a Keuthonimos benar-benar hancur. Kita belum dapatkan kabar apa-apa dari penjaga.” Kata Proioxis. “Memang benar, kita harus pastikan bahwa s*****a Keuthonimos benar-benar rusak!” Kata Matton. “Aku mengerti dengan masalah ini. Erebus memang tampak keterlaluan dan ini baru pertama kalinya batu lord of sunlight memberikan perlindungan di arena. Baru kali ini juga ada yang bisa menembus pelindung lord of sunlight. Jadi Erebus memang menggunakan senjatanya dengan sangat baik. Aku tidak setuju kalau dia dikeluarkan karena menggunakan senjatanya dengan baik!” Kata Porus. “Bagaimana denganmu?” Tanya Matton kepada Poine. “Aku rasa kita sudah bisa putuskan apa yang akan dilakukan. Memang seharusnya, kita tahu dulu keadaan Keuthonimos. Jika s*****a Keuthonimos memang benar-benar rusak, maka Erebus bisa dikatakan adalah pemenang dari semua ini. Tapi, jika belum, kita harus melanjutkan pertandingan!” Kata Poine. “Aku setuju dengan Poine!” Kata Soter. Matton menatap Soter dengan kesal. “Bukankah kau menyalahkan Erebus dengan apa yang dilakukannya?” Kata Matton kesal. “Maaf, aku berubah pikiran!” Kata Soter menyeringai menunjukkan giginya yang rapat. “Baiklah, kita semua sudah bisa tahu keputusan kita. Kita akan menunggu hingga penjaga datang dan memberi kabar!” Kata Matton. Seorang penjaga tiba-tiba datang dan suasana menjadi hening. Mereka mendengar berita yang dibawa oleh penjaga. Penjaga mengatakan bahwa Keuthonimos telah kalah, dan s*****a-nya sudah rusak. Mereka semua pun berdiri dan kembali ke tempat penjurian.  Mereka kembali dan mendengar musik-musik dari band Khaos yang sedang bermain. Poine duduk dan mendengarkan band itu memainkan sebuah lagu. Poine tampak menikmatinya. Maka Porus mengganggunya dengan bertanya apakah musik yang didengarnya itu enak atau tidak. Poine berhenti menghentak-hentakkan kakinya dan melihat Porus dengan kasar. Setelah band tersebut selesai dengan lagunya, Hemera masuk dengan pakaian yang indah dan juga hiasan bunga di bajunya. Ia akan menyanyi di depan banyak orang. Ini adalah pertunjukan yang paling besar yang pernah dilakukan oleh Hemera. Semua orang pangling melihat kecantikan Hemera. Ia berdiri dengan tegak di tengah-tengah bersiap untuk bernyanyi. Satu tarikan nafasnya membuat rasa penasaran penghuni surga untuk melihat apa yang akan dilakukannya. Dandanannya dan sebuah mic yang ada di depannya adalah hal baru bagi penghuni surga yang menyukai perlombaan s*****a. Hemera mulai bernyanyi seriosa. Saat kata pertama dinyanyikan, sudah membuat mereka jatuh cinta. Mereka memperhatikan dengan serius nyanyian Hemera. Tak ada satupun yang ribut saat Hemera bernyanyi. Suara-nya membuat batu lord of sunlight menghilangkan pelindung arenanya. Sensasi putih berkilau dari hilangnya pelindung itu, menambah keindahan dari pertunjukan Hemera.  Hemera selesai bernyanyi. Semua orang langsung bertepuk tangan dengan sangat meriah. Mereka sangat menyukai lantunan nyanyian Hemera. Aporia datang dan Hemera kembali ke belakang panggung. Ia mengambil alih acara karena para juri sudah selesai dengan diskusi mereka. Ia akan mengumumkan hasil dari keputusan dewan juri.  Hemera disambut Doris dibelakang. Ia memeluk Hemera dengan keras, karena suara Hemera tadi sangat indah.  “Semua orang pasti menyukaimu mulai hari ini!” Kata Doris. “Apakah ini efek dari teh kemarin?” Tanya Hemera. “Ayolah, bisakah tidak membicarakan itu? Aku merinding mendengarnya!” Kata Doris. Ia tidak percaya bahwa efek teh hitam yang diminum Hemera adalah hasil dari apa yang terjadi sekarang. Doris menatap Hemera. “Kau memang selalu bagus saat bernyanyi!” Ucapnya lagi dengan wajah menunduk melihat kakinya yang bergerak-gerak. “Aku rasa tidak!” Kata Hemera menyangkal.  Erebus mendatangi mereka berdua. Perlahan Doris memisahkan diri meninggalkan mereka berdua. “Kau sangat cantik! Aku takut, setelah melepasmu dari sini, kau akan meninggalkanku demi orang lain!” Kata Erebus membuat jantung Hemera berdetak dengan kencang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN