Bagian 66 - Akhlis Cemburu

1283 Kata
Setelah menyapa Akhlis, Zeferus menyapa istrinya dan mengecup keningnya di depan Akhlis. Akhlis tampak tidak senang. Ia hanya kesal, karena kemesraan mereka ditunjukkan di depannya. Ia rasanya ingin pergi saja, tapi tidak bisa. Akhlis melihat teman-temannya yang tertidur lelap, sementara ia harus berbicara dengan Zefirus. Ia juga ingin beristirahat juga sama seperti mereka. Ini salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengalihkan pikirannya dari mereka berdua. Sebenarnya dia menyimpan rasa dengan Khloris. Tapi, semua itu hancur semenjak tahu bahwa Zefirus telah menikahi Khloris. Ia ingin sekali berteriak, tapi tidak bisa. “Kita sudah lama sekali tidak jumpa. Bagaimana kabarmu?” Kata Zefirus kepada Akhlis. “Aku baik-baik saja!” Jawabnya. “Apakah kau masih memiliki kekuatan super seperti yang dimiliki ayahmu?” Tanya Zefirus. Akhlis tidak ingin menjawabnya. Ia telah menyinggung keluarganya dan kesalahan ayahnya. Sewaktu ia kecil, ayahnya dihukum karena kesalahan kekuatan itu. Ayahnya menyerang salah satu penduduk karena menyenggol ibunya saat berbelanja. Ayah Akhlis tidak tahu bahwa ia memiliki kekuatan yang sangat kuat hingga bisa memukul dan menerbangkannya jauh ke langit. Emosi ayah Akhlis bukan datang dengan sendirinya. Pria yang menyenggol istrinya dengan sengaja yang duluan panas dan memancing kemarahan ayahnya. Karena itulah ayahnya dianggap meresahkan warga dan dihukum dengan memasukkannya ke dalam sumur. Akhlis menyeringai. Ia tidak ingin menjawab. Khloris tahu perasaan Akhlis. Lalu ia berkata kepada suaminya, “Dia pasti lelah, bagaimana jika kita tinggalkan mereka dulu!” Zefirus merasa ada benarnya. Ia pun meninggalkan Akhlis untuk beristirahat dan pertanyaan itu pun tidak jadi dijawab. Jika dipaksa menjawab itu, ia juga tidak mau melakukannya, meski sebenarnya ia baru-baru ini menggunakan kekuatannya. Akhlis pun menggeser Kokytos yang ternyata lelap sekali, sampai-sampai goyangan dari Akhlis tidak terasa baginya. Ia tetap saja tidur meski diganggu oleh Akhlis. “Aroma disini memang enak sekali!” Kata Akhlis lalu menutup matanya. *** Mereka semua terbangun karena aroma dari masakan Khloris. Mereka langsung duduk dan mencium dalam-dalam aroma tersebut. Mereka melihat ke arah dapur, ke tempat Khloris memasak. “Wangi sekali!” Kata Hebe yang langsung berdiri dan melihat apa yang sedang dilakukannya di sana. Khloris sedang berada di dapur dan menggoreng sesuatu. Hebe mendekatinya dan memuji apa yang dilakukan Khloris. “Wangi sekali!” “Apakah masakan ku membangunkan kalian?” Kata Khloris dengan rasa penyesalan. “Kami tidak mungkin tidak bangun mencium aroma masakan ini! Ini sangat wangi! Perutku menjadi lapar.” Kata Hebe. “Aku sedang memasak masakan istimewa. Aku membeli beberapa buah kentang dari surga bagian ketiga, lalu memasaknya dengan beberapa bungaku. Membuatnya tercampur dan teksturnya berubah menjadi kental. Aku juga membuat salad dari bunga-bungaku. Mint, Daylily, Honeysuckle, dan Calendula. Bunga-bunga itu dicampur dengan beberapa buah hingga menghasilkan wangi.” Jelas Khloris. “Aku tidak sabar ingin mencicipinya!” Kata Hebe. Mendengar itu, Khloris mengambil sesendok dari masakannya yang sedang dimasak. Ia ingin Hebe untuk mencicipinya. “Coba cicipi, apakah rasanya sudah cukup lezat!” Kata Khloris yang menyendokkan sedikit ke mulutnya. Hebe melompat riang dan membuka mulutnya. “Lezat sekali!” Katanya. “Benarkah? Kita hanya tinggal menunggunya matang!” Kata Khloris senang. Hebe menyiapkan tempat untuk hidangan itu. Beberapa minuman juga sudah disiapkan oleh Khloris. Ia menatanya di meja makan. Ia melihat Kokytos, Bia dan juga Akhlis yang sudah bersiap-siap untuk menyantap makanan itu. Mulut mereka sudah terbuka lebar dan air liur mereka sudah berjatuhan. “Sudah lama tidak merasakan begitu menanti-nantikan sebuah makanan datang!” Kata Kokytos. Mereka menunggu, hingga semua hidangan tersebut tertata rapi di meja makan. Zefirus datang membawakan sebuah bunga di pot yang diletakkan di tengah-tengah meja. Ia meletakkan bunga Gardenia yang membuat ruangan itu menjadi segar. Hebe dan Khloris keluar dari dapur. Mereka duduk bersama. Ia mengatakan apa-apa saja yang telah disiapkannya. “Ini adalah salad. Ini adalah kentang goreng yang dicampur dengan beberapa bunga, memiliki tekstur yang keras karena dicampur itu, dan juga beberapa minuman racikan yang berasal dari bunga di kebun!” Jelas Khloris. “Mari makan!” Kata mereka cepat, sedetik setelah Khloris selesai berbicara. Sepertinya mereka tidak mendengarkan penjelasan dari Khloris karena sudah terimpangkan oleh makanan yang lezat itu. Mereka melahap makanan itu dengan cepat sampai tak tersisah. “Ini sangat lezat!” Kata Kokytos. Akhlis memuji Khloris. “Aku tidak tahu bahwa masakanmu bisa seenak ini. Ini bukan masakan yang biasa. Ini luar biasa!” Zefirus menatap Akhlis. “Karena masakan istriku, kau lihat, betapa sehat nya aku!” “Kau sangat beruntung, tuan Zefirus.” Kata Kokytos. Mereka tertawa sehingga suasana menjadi sangat hangat. Mereka pun istirahat lalu, lalu setelah itu berpamitan pada Zefirus dan Khloris. Mereka membawa sedikit bekal untuk dimakan di perjalanan. Perjalanan mereka memang tidak terlalu jauh lagi, tapi mereka berpikir bahwa Akhlis tidak bisa ditebak. Kadang ia bisa berhenti di pertengahan jalan dan tidak mau tahu apakah itu sudah dekat atau tidak. Saat diperjalanan Kokytos berbicara empat mata dengan Akhlis. Ia tampak sedih dibanding sebelumnya. “Apakah kau sedang sedih?” Tanya Kokytos dengan lembut. “Aku mengatakan bahwa selama bersamaku, tidak ada pertanyaan!” “Beberapa pertanyaan selalu kau jawab. Ini bukan pertanyaan yang pertama kali!” “Aku tidak ingin menjawabnya!” Sentak Akhlis. “Aku rasa kau sedang patah hati!” “Apa yang kau tahu tentang itu!” “Aku juga pernah merasakannya. Sewaktu seorang wanita yang kita sukai memiliki perhatian yang lebih kepada orang lain. Darah kita seperti terpompa sangat cepat, padahal jantung kita serasa akan berhenti berdetak!” “Aku rasa itu salah!” Kata Akhlis. “Aku hanya melihat kebahagiaan timbul di mata Khloris. Zefirus pasti sangat mencintai istrinya!” “Menurutmu, cinta mereka dilihat dari matanya?” “Tentu! Semua orang yang ada di sekeliling mereka pasti bisa merasakannya. Kau tidak bisa merasakannya memang?” Kata Kokytos sambil menatap wajah Akhlis. Ia bisa merasakan kesedihan di wajahnya. “Apa yang kau tahu tentang cinta?” “Aku sudah memiliki dua orang putra. Mengapa kau meremehkan ku? Aku tahu itu cinta!” Teriak Kokytos dengan lantang. Akhlis terkejut mendengar Kokytos telah memiliki putra. “Wow… Aku tidak tahu itu! Kau sudah memiliki putra? Hebat. Aku rasa umurku lebih tua dibandingkanmu!” “Aku tahu itu cinta!” Kata Kokytos lagi dengan muka masam-nya. “Aku tidak tahu bahwa kau begitu berpengalaman. Lalu, dimana istrimu? Kau sangat akrab dengan Hebe. Aku pikir kau suaminya!” Kata Akhlis mulai mengintrogasi. “Apakah kami seperti sepasang kekasih dimatamu?” “Tentu! Kalian sedang berantem sekarang. Tapi, ketika baikkan, kalian akan menebarkan aroma cinta!” “Kau sok tahu!” “Jadi apakah dia istrimu?” “Tidak! Tentu tidak!” Kata Kokytos. Ia merasa berat untuk menceritakan kisahnya. Ia berpikir panjang untuk mengingat itu. “Aku tidak bisa menceritakan masalahku sebelum tahu seperti apa orang yang diajak bercerita!” Kata Akhlis. Kokytos pun menceritakan kisahnya tentang kehidupan rumah tangganya. Ia ditinggal oleh ibunya saat ia sudah menikah dengan wanita yang dijodohkan olehnya. Ketika ibu Kokytos memutuskan untuk bunuh diri dengan masuk ke dalam sumur, wanita tersebut melahirkan dua anak dan tidak ingin berjumpa lagi dengannya. Wanita itu meninggalkannya dan anak-anaknya dibesarkan oleh kakek mereka. Sejak itu, Kokytos dilarang untuk menemui kedua anak mereka dan seluruh keluarga wanita. “Apakah aku disitu yang salah?” Tanya Kokytos dengan penuh emosi. Ia tidak bisa melakukan banyak hal saat itu terjadi. “Aku tidak bisa menyalahkanmu. Memang tampaknya itu sangat sulit. Kau tidak ada salahnya disitu!” Kata Akhlis mencoba bersimpati. Kokytos pun menangis. “Aku tahu itu berat! Aku memang salah karena tidak memperjuangkan Khloris. Sekarang, saat aku bertemu dengannya, aku mengharapkan sesuatu darinya. Apa itu masuk akal!” Kata Akhlis dengan lembut. Mereka saling bercerita tentang kisah mereka hingga akhirnya sampai di surga wilayah ke pertama. Mereka kembali ke kampung Kokytos dan Hebe. “Kita sebaiknya makan dulu…” Kata Hebe.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN