Bagian 91 - Erebus Menang

1061 Kata
Kerberos memikirkan cara lain agar bisa lebih unggul dari serangan itu. Ia berencana akan mematahkan tangannya sehingga serangan mace-nya tidak akan sekuat tadi. Ia berlari memutar, memancing Erebus untuk mengikutinya. Erebus memukul tanah, dan retakan tanah berlari mengikuti Kerberos. Serangan retakan tanah milik Erebus tidak bisa menghentikan Kerberos. Ia kemudian mendekat kepada Kerberos dan melakukan pertarungan jarak dekat. Ia memukul Kerberos dengan putaran seratus delapan puluh derajat. Kerberos tidak menanggapi serangan itu. Ia menggunakan kecepatan bela dirinya dan mengarahkan pukulannya ke lengan ataupun gagang mace tempat tangan Erebus memegang mace-nya. Erebus menyerang Kerberos lagi, seperti tadi, masih dalam jarak dekat. Erebus mulai curiga dengan gerakan Kerberos yang tidak terfokus pada serangan. “Apa yang diincarnya?’ Kata Erebus dalam hati. Saat di tengah perkelahian, ia mengerti. ‘Ia mengincar tanganku!’ Kata Erebus yang sudah mengetahui jawabannya. Erebus memutar-mutar mace nya seperti seorang mayoret. Ia melemparkannya ke udara seperti sedang melakukan atraksi. Ia tidak lagi berfokus pada serangan, tapi dengan tujuan mengalihkan pandangan Kerberos. Saat tongkat itu berputar di udara, Erebus menggunakan pukulannya ke arah Kerberos dan mengenai dadanya. Ia pun mundur karena pukulan kuat tersebut. Kemudian Erebus menangkap macenya, dan melanjutkannya dengan pukulan kuat ke arah Kerberos. Kerberos tak bisa bergerak karena masih syok. Ia tidak bisa menghindari serangan itu, dan terpelanting ke atas karena kuatnya pukulan yang ia terima. Semua penonton menjadi syok karena serangan yang telak tersebut. Mereka semua tiba-tiba menghening dan menunggu apa yang terjadi dengan Kerberos selanjutnya. Mereka tidak menyangka, Kerberos akan masuk ke dalam jerat Erebus. Ternyata, Kerberos masih sanggup melanjutkan pertandingan. Kerberos bangun. Semua bersorak dengan riang. Kerberos mengulangi serangannya lagi. Ia mencoba bertahan dengan melempar tongkatnya lagi ke arah Erebus dengan ledakan yang dahsyat. Lalu ia masuk ke level tiga tongkat. Ini adalah level terakhir. Di level ke tiga, tongkat Kerberos akan semakin kuat. Tongkat yang digesekkan akan mengeluarkan api biru yang sangat panas dan dikombinasikan dengan bom yang kuat. Serangan Kerberos meningkat. Ia memukul Kerberos berkali-kali hingga ia harus mundur karena didorong oleh ledakan bom. Erebus membuat mace-nya didepan sebagai tameng dari serangan yang tidak henti-henti itu. Kerberos melempar tongkatnya sambil berjalan mendekati Erebus yang juga semakin mundur karena tidak bisa menahan dorongan dari serangan Kerberos. Di saat bagian terakhir dari serangan itu, kedua tongkat secara bersamaan dilemparkan, lalu sebuah bom ledakan kuat terjadi. Api biru muncul dan asap membumbung ke atas, sangat besar, lebih besar dari serangan peluru nuklir milik Hekate dalam pertandingan sebelumnya. Penonton kembali terkejut dengan serangan itu. Erebus terkena dengan serangan balasan Kerberos. Ia terjatuh dengan mace yang terlepas dari tangannya. Kerberos mengambil kesempatan untuk bisa menghancurkan mace itu. Ia melemparkan kedua tongkatnya ke arah mace untuk menghasilkan ledakan yang sangat kuat seperti tadi, sehingga menghancurkan mace itu. Ia melempar ke arah senjat Erebus. Ledakan yang sama terjadi. Saat asap sudah hilang, Kerberos tidak melihat ada mace disana. Erebus berhasil mengambil mace-nya. Kerberos mencari keberadaan Erebus. Ia tidak terlihat. Ternyata ia berada di belakangnya. Kerberos berhasil menghindar dari pukulan Erebus. Ia lega masih sempat menghindar. Jika ia tidak menghindar, maka bisa jadi ia akan kalah telak. Erebus mulai panas. Ia tidak terima dengan serangan Kerberos yang tadi. Ia menyerang Kerberos dari dekat. Ia menggunakan jurus pukulan Mace. Seperti permainan pukul tikus. Ia melakukannya kepada Kerberos. Ia menargetkan kepalanya menjadi sasaran. Kerberos kelelahan karena pukulan dari Erebus. Ia tidak bisa terus menghindar darinya. Tapi, Erebus sangat cepat menggunakan pukulan tikus-nya. Ia tidak bisa terus-terusan menghindar. Ia menangkis serangannya yang akan mengenai kepalanya. Gesekan bom pun terjadi, tapi terlalu dekat dengan wajah Kerberos sehingga ia juga terkena dampaknya. Saat terjadi gesekan, Erebus tidak menarik mace-nya. Ia malah semakin memukul sehingga ledakan yang terjadi memantul kembali ke arah Kerberos. Itu terjadi berkali-kali hingga Kerberos terjatuh ke bawah. Erebus memukul tanah, dan tanah terbelah. Kerberos masuk ke dalam tanah itu. Kemudian ia dengan cepat menutup tanah itu. Semua penonton kaget karena Kerberos tertanam di dalam tanah. Tersisa dua tongkat di atas tanah. Ia mengangkat Mace-nya ke atas, dan menghancurkan dua tongkat itu hingga menjadi puing-puing. Pukulan mace yang kuat dari Erebus membuat tongkat itu menghasilkan Bom. Ledakan dahsyat terjadi, dan Erebus tercampak jauh. ‘s*****a itu memang sebuah jebakan!’ Kata Erebus dalam hati dan mencoba berdiri. Setiap pukulan yang dilakukan kepada tongkat itu pasti akan mengeluarkan bom, bahkan pada saat titik menghancurkan kedua s*****a itu sekaligus. Erebus melihat asap sudah mulai menghilang dan ia lega karena s*****a tongkat sudah hancur. Para tim pun menggali tanah untuk mengambil Kerberos yang tertanam disana. Erebus menuju bagian tengah arena dan melambai kepada penonton. Sorakan namanya terdengar sangat kuat. Mereka sangat puas dengan pertandingan tersebut. Aporia masuk ke tengah arena dan memberikan selamat kepada Erebus. Ia juga memberikan gelang pengikat perjanjian s*****a kepadanya. Ia memakainya sambil diiringi sorakan yang kuat dari penonton. Kerberos berhasil dikeluarkan dari dalam tanah. Tubuhnya sangat kotor dipenuhi dengan lumpur. Aporia tersenyum melihat Kerberos yang pingsan dibawa oleh tim penyelamat ke tempat Epione untuk dirawat. Ia hanya ingin tersenyum saja karena Kerberos yang terperangkap di bawah tanah. Tidak ada sama sekali niat untuk mengejeknya. Erebus kembali ke tempat istirahat penguji. Askalafos menyambutnya. Ia tampak senang dengan pertandingan tadi. “Kau berhasil! Apakah s*****a tadi memang tidak berat?” Tanya Askalafos. “Tentu itu berat! Kau sudah mencoba mengangkatnya!” “Aku pikir s*****a itu sudah dirubah dengan membuatnya lebih ringan!” “Tidak ada yang diubah. s*****a itu sangat berat seperti kemarin!” “Aku melihatmu sepertinya sangat mudah mengendalikannya!” Kata Askalafos. Empusa kemudian menyambut Erebus, temannya. “Kau hebat! Kita berdua bisa masuk ke babak final!” Ia bersorak keras karena kemenangan Erebus dan juga dirinya. Yang lain hanya melihat saja. Tak banyak yang ada di dalam ruangan itu lagi. Tiga orang sudah kalah. Jadi hanya tinggal lima orang yang akan melanjutkan pertandingan. Keuthonimos hanya melihat mereka bertiga saja tanpa mengatakan apa-apa. Ia ingin menyapa Erebus, tapi entah mengapa tubuhnya tidak ingin melakukannya. Ia tampak sedih karena temannya Kharon sudah tersisih. Ia sangat ingin membalaskan kekalahan Kharon dengan menang di pertandingan selanjutnya. Ia pun mulai bersiap-siap untuk pertandingan selanjutnya. Aporia mulai terdengar berkoar-koar lagi tanda pertandingan akan dilanjutkan. Ia akan mengumumkan siapa yang akan bertanding selanjutnya. “Baiklah… baiklah.. bagaimana dengan pertandingan tadi? Apakah kalian puas?” Kata Aporia yang menyapa penonton. Mereka menjawab dengan sorakan keras. Aporia tertawa. “Tadi memang hebat!” Katanya lagi. Lalu ia mulai membacakan siapa yang akan bertanding selanjutnya. Yang terakhir yang akan bertanding adalah …
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN