Bagian 123 - Memanggil Amfilogiai

1097 Kata
Dikarenakan oleh arti mimpi-mimpi itu, ketua dari masing-masing wilayah menjadi kebingungan. Mereka tidak mengerti apa maksud dari mimpi-mimpi yang mereka dapatkan meski sudah diterjemahkan. Mereka tidak bertanya apa-apa lagi kepada Doris. Ia pergi begitu saja keluar dari ruangan. “Kita mempercayai dia atau tidak?” Tanya Briareus kepada mereka semua. “Kita lebih baik tidak mempercayai apapun yang dikatakannya!” Kata Arges. “Apakah mimpi itu menunjukkan bahwa kita perlu melindungi wilayah surga?” Tanya Kottus. “Benar juga! Dari mimpi itu kita bisa menyatukannya. Bahwa ada sebuah perpecahan yang terjadi karena seorang wanita dan pria yang tidak tahu itu siapa. Mereka memperebutkan seorang wanita hingga membuat kehancuran bagi surga!” Kata Steropes menyimpulkan semua dari mimpi-mimpi yang ada.   “Aku setuju dengan apa yang dikatakan oleh Steropes dan Kottus.” Kata Brontes. “Apa yang bisa dilakukan oleh seorang ketua wilayah surga?” Tanya Arges. “Kita perlu seseorang untuk meminta petunjuk!” Kata Gyges. “Siapa yang bisa kita tanya?” Tanya Arges.  “Bagaimana kita bertanya pada Amfilogiai?” Kata Gyges. “Itu saran yang bagus!” Kata Arges lagi. Mereka pun memanggil Amfilogiai ke ruangan tersebut.  Amfilogiai adalah penghuni surga awal yang menyendiri di wilayah surga bagian ke delapan. Ia tinggal di bagian terujung dari wilayah itu. Ia adalah penghuni surga yang sering memberikan berkat kepada benda-benda yang dibuatnya atau penghuni surga yang sengaja datang kepadanya.  Amfilogiai bertubuh besar dengan baju yang terbuat dari kulit berwarna hitam. Bajunya sangat tebal karena ia tinggal di daerah bersalju. Ia tinggal seorang diri disana. Ia tidak banyak berkomunikasi dengan penghuni surga. Ia suka berjalan di tengah salju yang sedang turun dengan lebat. Ia akan membuka mulutnya dan menampung salju yang turun dengan mulutnya. Makanan kesukaannya adalah salju.  Setelah mereka yakin dengan keputusan Arges untuk memanggil Amfilogiai, maka diutuslah salah satu dari mereka untuk datang menjemputnya. Yang melakukannya adalah Brontes. Ia pernah bertemu dengan Amfilogiai dan tahu keberadaannya. Ia pun pergi. *** Amfilogiai datang. Ia masuk dan melihat ketua wilayah surga sedang berkumpul disana. Arges menyambutnya dengan senyuman. Ia memberikannya tempat duduk yang menghadap ke semua ketua wilayah surga. “Kami ingin mengetahui sesuatu!” Kata Arges setelah melihatnya duduk.  “Apa yang kalian lakukan disini?” Tanya Amfilogiai. “Kami mendapat mimpi. Kami ingin tahu pendapatmu tentang itu!” Kata Arges. “Mimpi? Baiklah!” Kata Amfilogiai. Kemudian mereka menceritakan mimpi yang mereka dapat beserta arti dari mimpi tersebut. Mereka juga mengatakan bahwa arti dari mimpi mereka diberitahu dari Dolos, salah satu penghuni awal surga.  Amfilogiai memikirkan hal lain. Ia sedang berpikir, mengapa ia mau dibawa ke sana. Padahal ia orang yang tidak akan mau diperintah oleh siapapun.  Arges berupaya menyadarkan Amfilogiai. Ia memanggil-manggil namanya karena melihat Amfilogiai tidak memperhatikannya berbicara. “Ya? Aku mendengar cerita kalian!” Ucap Amfilogiai. “Aku pikir kau tidak mendengar apa yang ku katakan. Jadi begitulah ceritanya. Apa kau tahu arti dari semua ini?” Tanya Arges. “Apakah kalian mendapatkan mimpi baru-baru ini atau sudah lama?” Tanyanya. “Kami mendapatkannya baru-baru ini. Kami penasaran apakah mimpi itu ada hubungannya dengan pesta yang akan berlangsung sebentar lagi!” Kata Arges. “Bolehkah aku memegang tangan kalian satu-satu?” Tanya Amfilogiai. “Tentu!” Kata Arges. Arges pun mengatakan hal itu kepada yang lain, bahwa ia ingin memegang tangan mereka satu persatu. Arges memberikan tangannya kepada Amfilogiai. Ia menyentuh telapak tangannya dengan lembut dan menutup matanya. Kulit wajah Amfilogiai bergerak-gerak menahan kesakitan. Arges hanya menatap wajah itu tanpa merasakan apapun saat Amfilogiai memegang tangannya. “Baiklah!” Kata Amfilogiai. Ia mengelap keringatnya yang bercucuran. Kemudian ia memegang tangan yang lain. Brontes memberikan tangannya dan Amfilogiai menutup matanya. Ia melihat Amfilogiai tersiksa karena itu. Ia berbisik pelan kepada Arges, “Apakah dia baik-baik saja?” Arges hanya memicingkan matanya tanda agar Brontes jangan ribut. Amfilogiai membuka matanya, dan keringatnya bercucuran lagi.  Amfilogiai melepaskan tangannya dari Brontes dan menyuruh yang lain untuk memegang tangannya. Ia melakukannya hingga semua mendapat giliran.  “Apa yang sedang kau lakukan dengan menyentuh tangan kami?” Tanya Steropes. “Aku sedang memberkati kalian!” Ucap Amfilogiai. Tangan Amfilogiai dipenuhi dengan berkat. Semua berkat yang selama ini ia berikan, muncul dari sentuhan tangannya. Dengan menyentuh tangan mereka, ia ingin memberikan sedikit kekuatannya kepada mereka sekaligus melihat semua mimpi yang mereka dapatkan baru-baru ini. Ia bisa melihat apa yang terjadi dalam mimpi mereka seolah-olah dialah yang bermimpi.  “Apa yang dikatakan Dolos itu benar. Ia sama sekali tidak berbohong pada kalian. Kalian adalah penjaga surga. Tugas kalian adalah menjamin kejadian itu tidak terjadi. Mimpi yang kalian dapatkan berasal dari batu lord of sunlight. Sewaktu kalian kesulitan, kalian bisa mencari batu tersebut dan meminta petunjuknya!” Ucap Amfilogiai. “Kami ingin bantuanmu untuk bekerja sama dengan kami menjaga surga. Kau mungkin bisa berbuat sesuatu untuk menghentikan itu!” Kata Arges. “Sayangnya kami penghuni surga awal tidak memiliki hal untuk melakukannya. Semua tugas itu telah diberikan bagi kedelapan ketua wilayah setiap penghuni. Kalian harus mengawasi seluruh penghuni surga di wilayah kalian dan melihat apakah ada yang patut diwaspadai sebelum terlambat!” Ucap Amfilogiai.  “Apakah itu akan terjadi dalam waktu dekat?” Tanya Arges. “Itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Tapi, permulaannya sudah dimulai. Jika tidak ditangani dengan segera, maka ketika itu terjadi, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Seluruh surga akan hancur!” Ucap Amfilogiai. Semua merasa ketakutan. Mereka saling bertanya apa yang harus mereka lakukan dan adakah seseorang yang membuat mereka curiga bahwa dialah yang akan membuat masalah di surga.  “Aku tidak menyangka bahwa ini akan terjadi!” Ucap Steropes. “Surga dalam keadaan berbahaya! Bagaimana cara kita tahu siapa yang akan membuat masalah di surga?” Tanya Gyges. “Apakah penghuni surga yang membuat masalah adalah Hemera dan juga Erebus?” Tanya Steropes. “Aku tidak tahu itu!” Kata Amfilogiai.  Amfilogiai permisi dengan keringat yang bercucuran. Ia meninggalkan mereka padahal masih ada banyak pertanyaan muncul di kepala mereka. Ia meninggalkan mereka begitu saja tanpa permisi. Ia berdiri dan berjalan keluar sambil mengelap keringatnya dan menunduk ke bawah. Ia diteriaki beberapa pertanyaan dan juga dilarang untuk pergi. Tapi, ia tidak berhenti berjalan keluar dari ruangan itu. “Mengapa berurusan dengan penghuni surga awal sangat sulit?” Kata Kottus kesal. “Mereka selalu menyendiri. Mereka tidak tahu betapa pentingnya untuk bergaul!” Ucap Gyges. “Setidaknya kita mendapat sedikit pengetahuan!” Ucap Briareus.  Mereka semua duduk di tempatnya. Mereka seperti orang yang kebingungan untuk melakukan apa. Mereka berpikir tentang semua yang dikatakan Dolos dan juga Amfilogiai dan mencoba untuk mencernanya dengan baik. Mereka cukup lama berbincang tentang hal itu, tapi tak ada penyelesaian sama sekali. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN