Bagian 124 - Telepati Penghuni Surga Awal

1176 Kata
Amfilogiai kembali ke rumahnya yang dingin. Keringatnya tidak lagi bercucuran. Ia berjalan menghadang salju yang sangat tebal. Cuaca kali ini menuju rumahnya cukup mengerikan. Tapi, dia senang dengan itu. Sambil berjalan, ia menyendok salju yang segar itu dan memakannya. Ia merasa lebih baik dibandingkan dengan tadi. Sebenarnya ia ingin melupakan apa yang terjadi dengan mereka. Tapi, ia tidak bisa melakukannya. Ada banyak tanda tanya yang ada di kepalanya. Apalagi di kepalanya sudah ada banyak penglihatan tentang mimpi dari kedelapan ketua wilayah surga. Ia tidak pernah melihat seumur hidupnya, batu lord of sunlight memberikan peringatan melalui mimpi. Apa yang telah menghalangi kemampuan dari batu lord of sunlight sehingga tidak bisa melindungi surga. Amfilogiai sampai di rumahnya. Ia melihat benda-benda yang disusun di dinding rumahnya. Mulai dari kerajinan tangannya, dan juga cincin-cincin yang dibuatnya sendiri. Ia memperhatikan satu-satu buatannya itu dan melihat apakah memang benar ia bisa memberikan berkat atau tidak. Ia menjadi ragu dengan kekuatannya sendiri. Apakah dia benar-benar bisa memberikan berkat atau tidak, menjadi satu tanda tanya besar. “Apa kau memang bisa melakukannya?” Katanya. Ia duduk mencoba menenangkan diri. Ia berupaya mengingat apa yang hari ini dia lakukan. Ia mengingat hari ini ia memakan es yang diambil di luar, siangnya juga mengambil es untuk makanannya dan seterusnya. Ia hanya mengambil es dan menunggu orang datang menjenguknya. Ia ingat Brontes menjemputnya untuk pergi ke rapat ketua setiap wilayah surga. Hanya itu yang dilakukannya. “Tidak ada sesuatu yang perlu diingat!” Ucap Amfilogiai. Ia mencoba beristirahat, tapi pikirannya ke ruang telepati. Ia berupaya untuk melupakan tapi tidak bisa. Ia mencoba untuk tidur, tapi tidak bisa. Ia terganggu dengan apa yang dimimpikan oleh para ketua setiap wilayah. “Aku harus ke ruang telepati!” Kata Amfilogiai. Ia pergi kesana dan duduk disana dengan duduk bersila. Ia menutup matanya dan mencoba untuk berkomunikasi dengan sesama penghuni surga awal. Penghuni surga awal bisa menggunakan telepati untuk berkomunikasi. Mereka bisa berbicara dari jarak yang jauh tanpa harus bertemu. Amfilogiai memanfaatkan itu untuk pertama kalinya agar bisa berkomunikasi dengan mereka. Ia melihat bahwa ada masalah yang serius yang akan terjadi di masa depan. Ia juga memiliki kecurigaan kepada Dolos yang mengartikan mimpi dari kedelapan ketua wilayah surga. “Tes.. tes… tes.. apa kalian mendengarku. Aku membutuhkan jawaban dari kalian!” Kata Amfilogiai berkali-kali. Ia tetap menunggu hingga mendapat jawaban. Yang pertama kali menanggapi jawabannya adalah Ananke si gadai barang wilayah surga bagian satu. Ia sedang duduk di meja makannya menikmati bubur masakannya. “Apakah kau Amfilogiai?” Kata Ananke. “Ya! Benar!” “Mengapa kau menggunakan telepati? Pasti ada sesuatu yang penting untuk kau katakan. Aku akan mendengarnya! Bicaralah, ada apa?” “Aku akan bicara setelah semua penghuni surga awal berkumpul!” Kata Amfilogiai. “Aku tidak yakin semua bisa berkumpul. Kita tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya. Kita tidak pernah merasa satu tim bukan?” “Tapi, kali ini ada yang harus kita bicarakan demi masa depan surga!” “Baiklah, ini tampaknya serius!” Mereka berdua tetap menunggu dan memanggil nama-nama penghuni surga awal yang lain. Kemudian Epione menjawab panggilan mereka. Ananke mencoba menceritakan apa yang sedang mereka lakukan sambil menunggu respon yang lain. Di surga ada tujuh penghuni awal surga. Ia ingin berbicara dengan mereka semua untuk saat ini. “Dengan ada telepati seperti ini, kita sangat diuntungkan. Seharusnya kita sering melakukannya!” Ucap Epione. Arae kemudian menjawab. Lalu Glaucus dan Dolos. Yang terakhir menjawab adalah Eidothea si peramal. “Ada apa ini?” Tanya Eidothea. “Baiklah semua sudah berkumpul. Aku sengaja menghubungi kalian menggunakan telepati. Hanya kita yang bisa melakukan ini, sebagai sesama penghuni surga awal. Aku ingin membahas sebuah masalah tentang mimpi yang baru saja aku tahu. Semua ketua surga mendapatkan mimpi dari batu lord of sunlight. Aku rasa Dolos bisa jelaskan itu!” Kata Amfilogiai. “Aku rasa kau juga tahu itu. Bagaimana jika kau saja yang mengatakannya kepada mereka!” Tolak Dolos dengan kasar. Amfilogiai berupaya tetap tenang. Ia tidak terpancing untuk marah. “Lalu? Mengapa mereka mendapat mimpi?” Tanya Arae. “Mimpi itu mengisahkan gambaran yang terjadi dengan surga. Gambaran itu menunjukkan bahwa sebentar lagi surga kan terpecah belah dikarenakan kecemburuan. Dolos telah mengartikan mimpi itu kepada mereka. Tapi, ia hanya menjelaskan arti mimpi tersebut dan tidak mengetahuinya dengan detail. Setelah itu aku dipanggil dan aku memegang tangan mereka untuk memberikan berkat sekaligus membaca mimpi yang mereka alami. Aku terkejut sewaktu menggabungkan mimpi itu.” Kata Amfilogiai. “Apa yang kau lihat?” Kata Epione. “Ini adalah mimpi pertama yang diberikan oleh batu lord of sunlight. Apakah sangat parah kejadiannya?” Tanya Ananke. “Ya, sangat parah. Aku tidak mengatakan bahwa itu sangat parah kepada mereka. Aku hanya mengatakan bahwa tugas mereka adalah melindungi surga. Ada satu hal yang tidak aku beritahu kepada mereka. Aku tidak ingin kita diusir atau mungkin dimasukkan ke dalam sumur kebinasaan.” Kata Amfilogiai yang berhenti sebentar. “Apa maksudmu?” Tanya Glaucus. “Penyebab dari semua ini memang ada pada pria yang merusak hubungan suami istri. Tapi, semua dalang dari tindakannya yang b***t adalah salah satu dari kita! Apakah kalian ada melakukan hal yang bisa menimbulkan selisih paham sewaktu memberikan solusi sebuah masalah?” Tanya Amfilogiai. “Aku mulai mengerti dengan yang kau bicarakan. Ini semua adalah tentang Erebus dan Hemera!” Ucap Eidothea. “Aku berpikir yang sama! Apakah kita bisa mencegah mereka menikah?” Tanya Amfilogiai. “Mengapa aku seperti tidak tahu apa-apa disini?” Kata Ananke. “Bukan kau saja! Aku juga tidak mengerti!” Kata Arae. “Pernikahan itu tidak bisa dihentikan. Aku sudah memberikan berkat ku untuk mereka. Jika mereka tidak melakukannya, ada dampak besar bagi mereka berdua dan tentunya juga bagi keseimbangan surga!” Kata Eidothea. “Aku rasa Dolos tahu tentang ini!” Kata Amfilogiai. “Sepertinya kau mencurigaiku!” Ucap Dolos kepada Amfilogiai. “Di dalam mimpi itu, ada seseorang yang menghasut untuk merusak pernikahan mereka. Aku rasa penghasut itu adalah….” Kata Amfilogiai ragu-ragu. “Apa yang kau katakan? Kau tidak boleh menuduh penghuni surga awal dengan ucapan seperti itu!” Tentang Glaucus dengan berani. Ia tidak suka dengan sikap Amfilogiai yang mencurigai sesama penghuni surga awal. “Aku melihat mimpi itu dan aku yakin bahwa cara untuk menghentikannya adalah agar salah satu dari kita tidak menghasut siapapun yang datang kepada kita untuk bertindak jahat!” Kata Amfilogiai. “Apa yang terjadi dengan surga sewaktu kau melihat mimpi itu?” Tanya Ananke. “Surga akan terbagi-bagi dan kegelapan akan menyelimuti!” Kata Amfilogiai. “Ini masalah besar! Kita harus menghentikan itu terjadi. Selama penghasut itu tidak melakukan apapun, maka kita bisa terbebas dari kekacauan itu bukan?” Tanya Epione. “Aku rasa, hanya itu jalan satu-satunya. Aku peringatkan kalian untuk tidak melakukan apapun, mengatakan apapun, entah itu kebenaran, ramalan atau segala bentuk apapun! Kita harus menjauh dari kehidupan para penduduk surga!” Kata Amfilogiai. “Kita perlu memberkati pernikahan Erebus dan Hemera agar bencana itu tidak datang!” Ucap Eidothea. Mereka setuju dengan usulan dari Eidothea. Mereka akan datang ke pernikahan Erebus dan Hemera, dan memberikan seluruh berkat terbaik kepada pasangan tersebut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN