Bagian 125 - Kematian Hebe dan Hamadryad

1129 Kata
Tartarus bersama Erebus sedang mencari kayu terbaik. Mereka pergi ke tempat Agon di surga bagian ketujuh, pemilik kayu terbaik di surga. Kayu-kayu itu akan dibuat untuk membangun tempat pesta untuk pernikahan Erebus. Sesuai dengan kesepakatan, mereka akan melakukannya di surga bagian ke empat di dekat teater pertandingan s*****a. Wilayah itu paling baik untuk dilaksanakan karena setiap orang memiliki jarak yang sama untuk datang.  Mereka menemui Agon dengan senyuman di wajah mereka. Ia dengan gembira menyambut Erebus dan memeluknya dengan segelas anggur ditangannya.  “Selamat atas pernikahanmu. Semoga acara pernikahan itu lancar hingga hari-H.” Kata Agon. “Tanpa kayu mu, pesta ini tidak akan berhasil.” Kata Erebus menunduk. Agon tertawa senang melihat sikap Erebus. “Dari dulu aku suka dengan sikapmu yang seperti ini!” Kata Agon. Lalu ia memanggil kedua anak mudanya, Hamadryad dan Silenus. “Kalian bisa pergi bersama mereka. Mereka akan dengan senang hati menunjukkan kayu terbaik di wilayah kami!” Kata Agin.  Tartarus dan Erebus pergi dari ruangan Agon. Mereka dipandu oleh Hamadryad dan Silenus untuk melihat-lihat kayu yang akan dibawa oleh mereka ke surga wilayah keempat. Mereka masuk ke bagian rumah produksi tempat kayu-kayu tua sudah dipanen dan dibentuk untuk membangun rumah. “Aku ingin kayu ini segera dibawa sekarang! Apakah bisa?” Tanya Erebus kepada Silenus yang sedang mengumpulkan kayu ke dalam sebuah gerobak yang hanya bisa memuat tiga batang kayu yang besar. “Kami hanya berdua. Tapi, kami bisa menarik seribu batang pohon sekali pergi. Apakah itu sudah cukup untuk membangun tempat pestamu?” Tanya Silenus. “Ada banyak jenis kayu yang bisa kau pakai disini, selain oak dan ash. Tapi memang, kayu terbaik adalah dua jenis tadi!” Ucap Hamadryad. “Aku ingin membuat rumah yang sangat indah untuk pesta kali ini, sekaligus kami akan tinggal di wilayah surga bagian ke empat. Jadi aku menginginkan kualitas kayu terbaik!” Ucap Erebus. Erebus melihat Tartarus. “Jika seribu kayu tidak cukup, maka aku bisa menarik seribu lagi ke surga bagian ke empat. Kau hanya tinggal memerintahkan saja!” Kata Tartarus.  “Aku rasa seribu kayu tidak akan cukup. Kita bisa tarik seribu lagi untuk membuat rumah dengan atap yang cukup tinggi dan ruangan yang sangat luas.” Kata Erebus. Kayu yang akan dipakai sudah siap. Mereka menumpuknya dan menghitungnya menjadi seribu. Tartarus dan Erebus menarik seribu kayu dan meninggalkan Hamadryad dan Silenus disana. Mereka sedang menyusun seribu kayu lagi untuk dibawa ke wilayah surga bagian ke empat. Erebus dan Tartarus pun pergi dan berjalan pelan-pelan, menyeret kayu-kayu itu hingga sampai ke surga bagian ke empat. Mereka ada dua kali berhenti untuk beristirahat menyandarkan tubuh di bawah pohon rindang. “Terima kasih karena telah menolongku. Rekan-rekan ku, para penguji s*****a sedang mengajar murid mereka. jadi tidak ada yang sempat untuk membantuku menyiapkan bahan-bahan ini!” Kata Erebus kepada Tartarus saat perjalanan mereka tinggal sedikit lagi sampai.  “Tentu aku akan membantumu! Aku sudah berjanji sebelumnya, bukan?” Kata Tartarus. Erebus tertawa dan tampak sangat senang. “Kau benar-benar baik pada kami!” Pujinya lagi.  Mereka kemudian berjalan lagi dan sampai di surga bagian ke empat. Hebe dan Bia berada disana. Tapi, Kokytos tidak ikut. Mereka berdua ingin membantu Erebus membangun rumah.  Bia memperkenalkan Hebe kepada Erebus dan Tartarus yang baru sampai disana. Erebus tidak asing dengan Hebe. Sebelumnya mereka sudah pernah bertemu.  “Apakah gadis ini masih tinggal dengan mu dan menjadi asistenmu?” Tanya Erebus yang bertanya tentang Hebe. “Ya, dia masih bersama ku!” Jawab Bia. “Kau beruntung sekali memiliki dia sebagai asisten mu!” Kata Erebus kepada Bia. Yang dia maksud sebagai asisten adalah Hebe. “Aku juga senang dapat membantumu mempersiapkan pesta!” Ucap Hebe kepada Erebus.  Mereka mulai membagi kayu-kayu tersebut. Mereka membuat fondasi untuk rumah tempat mereka melakukan pesta nantinya.  Hamadryad dan Silenus datang membawa seribu kayu lagi. Hebe dengan lembut menyapa mereka berdua. Karena sebelumnya mereka sudah kenal. Entah kenapa Hebe mendapat bisikan.  ‘Hamadryad adalah selingkuhan dari nenek moyangmu. Ia yang mengganggu hubungan pernikahan dari Attis dan Kibelle.’ Hebe diam mematung dengan tangan memegang Hamadryad. Ia seperti mendapat penglihatan tentang apa yang terjadi dengan keluarganya sebelum ia lahir. Hebe langsung berubah. Dari yang lembut, ia berubah sangat garang. Ia mendorong Hamadryad dengan keras hingga terjatuh. Semua yang disitu bingung. Mereka berupaya melerai perkelahian tersebut.  “Apa yang kau lakukan?” Tanya Hamadryad. “Kau adalah selingkuhan dari Kibelle nenek moyangku. Kau pantas mati!” Ucap Hebe. Hamadryad langsung diam. Tak ada yang tahu sebelumnya tentang itu. Dia sudah berupaya untuk menyembunyikan semua itu dari siapapun. Tapi, mengapa bisa terbongkar seperti ini? Hamadryad tidak mengerti. Ia tidak menjawab Hebe. Ia berupaya untuk menyangkal. “Kau salah orang! Yang kau sebut bukanlah aku!” Teriak Hamadryad. Bia berbicara kepada Hebe. “Tenanglah, kau kenapa? Dia bukan orang yang kau maksud!” Kata Bia. Tapi, Hebe tidak memperdulikan ucapan Bia. Ia tetap berupaya memukul Hamadryad dengan keras hingga ia terjatuh ke tanah. Ia mengambil kayu yang dibawa mereka, dan memukulkannya kepada Hamadryad. Ketua dari wilayah empat yaitu Gyges mendengar apa yang sedang terjadi di sana. Ia datang dengan cepat dan menyaksikan apa yang Hebe lakukan kepada Hamadryad. ‘Inikah perbuatan kasarnya?’ Ucap Gyges dalam hati. Ia berpikir tentang kejadian mimpi yang kemarin terjadi. Ia merasa bahwa Hebe dan Hamadryad adalah orang yang membuat surga menjadi kacau. Ia langsung memerintahkan penghuni surga disana untuk menangkap Hebe dan Hamadryad. Erebus berusaha menyakinkan Gyges bahwa itu hanyalah kesalahpahaman. Tapi Gyges tidak percaya. Ia tetap membawa Hebe dan Hamadryad dari sana. Setelah mengurung mereka, ia memanggil seluruh ketua wilayah surga. Seluruh ketua wilayah surga berkumpul dan melihat raut wajah Hebe yang begitu seram. Kemarahannya masih berkobar-kobar. Kedelapan ketua wilayah surga menatap mereka berdua dengan lama. Mereka sedang memikirkan apakah mereka berdua ini adalah penghuni yang membuat surga menjadi kacau. Mereka berdiskusi tentang Hebe dan Hamadryad yang dikurung di sebuah ruangan kaca di rumah Gyges. “Apakah dia orang yang membuat surga dalam bahaya?” Tanya Kottus. Gyges menjawab, “Aku berpikir hal yang sama!” “Tapi dalam mimpi kita, orang ketiga lah yang akan membuat masalah. Itu berarti pria ini!” Tunjuk Arges kepada Hamadryad. “Jadi apa yang akan kita lakukan?” Tanya Gyges. Brontes menyuruh mereka semua keluar meninggalkan kedua orang itu dan mereka berbisik-bisik mengenai apa yang akan dilakukan dengan mereka.  “Kita tidak ada cara lain. Kita harus memasukkan mereka diam-diam ke sumur kebinasaan!” Kata Brontes. “Kalian setuju?” Tanya Gyges kepada yang lain. Mereka semua tampak ragu-ragu. “Kita harus menyelamatkan surga. Kita harus singkirkan mereka sebelum surga yang akan menjadi celaka!” Ucap Briareus.  Mereka pun membawa Hebe dan Hamadryad ke surga wilayah pertama diam-diam. Mereka tidak ingin ada yang tahu karena bisa membuat kerusuhan yang tidak penting. Setelah itu mereka mencampakkan mereka berdua ke dalam sumur kebinasaan dengan cepat. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN