Bagian 15 - Hekate Si Cepat

1305 Kata
Di teater ada juga yang bernama Hekate. Ia juga salah satu dari penguji s*****a elit. Ia termasuk teman-teman dari Amfiaraus, Askalafos, Empusa dan Erebus. Ia suka bertarung. Kekuatan utamanya yang sering dipakai saat menguji s*****a adalah kecepatannya. Banyak dari murid yang masih bingung untuk menentukan pilihan mengenai Hekate yang menonjol dalam kecepatannya, dan Amfiaraus yang menonjol dalam kelincahan. Banyak yang mengira bahwa hal tersebut mirip. Tapi, sebenarnya mereka yang tahu, pasti mengerti perbedaannya. Yang perlu mereka pertimbangkan adalah s*****a yang dipakai oleh penguji s*****a.  Kecepatan adalah suatu gerakan singkat yang dilakukan dengan cepat oleh penguji s*****a. Sedangkan kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah posisi dalam waktu singkat tanpa kehilangan keseimbangan. Pembuat s*****a akan memastikan bahwa s*****a mereka akan bertambah kuat jika salah satu dari keunggulan ini dipakai. Misalnya, penggunaan s*****a pedang, ketika pedang yang dipakai kecil, maka pembuat s*****a akan memilih penguji yang memiliki kelincahan. Sedangkan untuk pedang yang panjang dan memiliki mata dua akan memilih penguji yang memiliki kelincahan yang baik. Kedua dari kekuatan ini tergantung dari s*****a yang mereka pakai, meski tampaknya sama. Hekate tak banyak memiliki murid. Murid yang diajarnya sangat sedikit. Kadang, bagian pendaftaran murid penguji harus memohon kepada mereka agar mau masuk ke tepat Hekate. Banyak yang menolak dan sedikit yang menerima. Tapi, Hekate tidak menyerah. Meski sedikit, tetapi ia selalu menghasilkan satu penguji s*****a seperti yang lainnya. Murid yang dipilih bukanlah karena tidak ada pilihan. Kualitas dari latihannya tetap tidak menurun. Ia tidak pernah mendapat komplain dari juri penguji s*****a kerena murid kiriman yang kurang kompeten.  Karena sedikitnya murid yang mendaftar kepadanya, kebanyakan yang mau adalah murid-murid yang benar-benar mau belajar dan bukan murid yang dipengaruhi oleh kebanyakan teman-temannya. Untuk kali ini, murid yang ingin diajarnya hanya ada lima orang. Ini termasuk banyak. Untuk waktu sebelumnya, tidak ada sama sekali. Jadi ia membantu Amfiaraus dalam melatih murid-muridnya selama ia tidak memiliki murid untuk diajar. Periode ini, ia sudah memiliki murid lagi. Ia sangat sayang muridnya. Ia pun kembali mendapat surat dari juri penguji s*****a agar segera mengirimkan kandidat dari jurusannya. Mereka kekurangan tenaga karena s*****a yang masuk semakin lama semakin banyak. Mereka perlu secepatnya dan memberikan sedikit waktu untuknya untuk menghasilkan murid yang matang secara kriteria. Hekate saat ini telah mengumumkan kepada kelima muridnya bahwa ia akan melakukan uji kualitas. s*****a yang dipakainya adalah pedang panjang dan Halberd. Pedang panjang yang hanya tajam di satu sisi dan bagian tubuhnya besar dan tebal. Sedangkan Halberd adalah s*****a yang diseimbangkan dengan tiang tombak panjang yang di ujungnya diletakkan kapak. Panjang s*****a ini bisa mencapai 1,5 hingga 1,8 meter. Ia memilih dua muridnya untuk melakukannya. Ia percaya bahwa salah satu dari mereka cocok untuk menjadi penguji s*****a.  Dua murid pilihannya adalah Geras dan Hedone. Mereka dipilih bukan karena bakat mereka, melainkan karena kesungguhan mereka untuk belajar. Mereka berdua selalu berlatih meski Hekate tidak berada di sana. Mereka selalu menyempatkan untuk mengajar teman-temannya yang membutuhkan bantuan mereka berlatih. Bagi Hekate, bakat bukanlah satu-satunya kunci untuk menjadi yang terbaik. Ia percaya kerja keras-lah yang membuat seseorang bisa berdiri dan terus bangkit.  Saatnya pengujian dilakukan. Hekate meminta muridnya untuk menyediakan kursi untuknya. Kali ini, mereka menggunakan teater luar dengan kondisi penuh lumpur sehingga sangat licin. Hekate memberikan instruksi bahwa pijakan kaki yang pasti akan mengurangi mereka untuk tergelincir. Ia tidak mau kecepatan mereka berkurang karena lumpur yang licin di sekitar mereka.  “Lakukan segenap kekuatan kalian, dan jangan lupa, manfaatkan kelebihan s*****a kalian!” Teriak Hekate kepada kedua muridnya yang berdiri di depannya. Ia melihat ke belakang dan tidak ada yang menonton pertandingan tersebut. Ia berpikir bahwa memang tidak ada yang tertarik untuk melihat murid-muridnya bertanding.  Hekate mengambil undi lalu mengundi untuk menentukan s*****a apa yang akan mereka gunakan. Geras mendapat s*****a pedang panjang dan Hedone mendapat Halberd. Mereka memakai penutup wajah yang melindungi lumpur dari wajah mereka. Kedua s*****a ini tidaklah terlalu tajam dan berbahaya. Meski dalam pertandingan sebenarnya, s*****a yang dipakai bisa lebih kuat dari ini, tapi, Hekate hanya ingin mengetahui cara mereka menguasai sebuah s*****a dan juga menganalisis cara memakainya. Geras dan Hedone memegang masing-masing s*****a mereka. Mereka memutar saling mengamati. Hedone memancing Geras untuk mendekat. Ia memukul s*****a Geras dengan mudah karena Halberd miliknya lebih panjang. Ia mencoba mendekat, tapi Geras masih belum bisa menjangkau Hedone. Panjang nya s*****a Hedone menjadi sebuah masalah bagi Geras.  Hedone masih tampak bermain-main. Ia menjolok-jolok pedang milik Geras. Geras langsung memainkan peranannya. Ia memukul keras s*****a Hedone ke atas hingga s*****a itu melayang tetapi tidak terlepas. Saat melayang, itu memberikan ruang bagi Geras untuk menyerang Hedone. Ia berlari kencang ke arah tubuh Hedone dan mencoba menebas tubuhnya.  Hedone memutar sentanya yang ada di atas sehingga pedang tersebut ikut berputar dan menghalangi sentuhan ke tubuhnya. Saat sudah berhasil kabur, Hedone langsung mundur mengambil jarak. Ia selalu merasa diuntungkan saat membuat jarak. Geras memegang pedang panjangnya dua tangan. Ia meletakkan pedang itu sejajar dengan wajahnya dan berdiri pas di depan Hedone. Ia bersiap menyerang dengan sepenuh kekuatannya. Kaki kirinya maju kedepan dan pedang besarnya ia rentangkan ke depan mengarah ke s*****a Hedone.  Hedone menangkisnya dengan mudah. Ia memukul s*****a Geras ke atas, tapi Geras tetap melawan. Ia menebas dari kiri, dan Hedone menangkis dari kiri. Hedone mencari celah lalu mengarahkan senjatanya memukul ke depan hingga Geras harus mengubah rencananya. Ia menghalangi s*****a tersebut dengan kuat agar tidak mengenai perutnya. Geras mulai kewalahan karena merasa panjang dari Halberd milik Hedone dengan mudah menepis pedangnya. Tapi, ia tidak menyerah. Ia menyerang kembali Hedone dengan kecepatan penuh, menangkis serangannya dan mencoba menebas gagang dari Halberd. Ia tetap tidak bisa mengenai gagang tersebut. Hedone menyerang. Ia berputar mengayunkan Halberd miliknya 360 derajat dengan dua kali putaran, lalu mengarahkannya ke pedang Geras. Ia tidak bisa kemana-mana, dan serangan Hedone mengenai pedangnya. Ia menangkis dan pedang nya hampir saja terlepas dari tangan. Hedone tak lagi berfokus pada pedang Geras. Kini ia lebih sering menyerang kepala Geras. Ia ingin mengalihkan perhatiannya sampai-sampai lupa untuk menyerang senjatanya karena berfokus pada keselamatan kepalanya. Pedang Geras sudah mulai tumpul akibat dari serangan kapak panjang Hedone. Geras merasa terjepit. Ia menggunakan kecepatannya lagi. Tapi kali ini, arena tidak mendukung. Lumpur membuatnya terjatuh dan serangannya gagal. Hedone menunggu Geras bangkit. Ketika bangkit ia mengangkat tongkat Halberd-nya tinggi-tinggi dan mengarahkannya ke pedang panjang Geras. Geras langsung menghindari gerakan tersebut dengan berguling. Hedone kembali menyerang. Ia menyerang dan Geras menangkis. Saat pedang Geras jauh dari jangkauannya, ia langsung mengarahkan senjatanya ke arah perut Geras. Ia melakukan taktik tersebut berkali-kali. Tak ada cara lain, Geras sama sekali tidak bisa menyentuh tubuh Hedone. Ia sudah menyerangnya tapi Hedone selalu mengelak dengan mudah. Geras memiliki ide. Ia harus membuat s*****a mereka sama panjang. Ia melihat titik pedangnya yang tumpul dan mencoba mengingatnya. Dengan begitu, ia dapat memaksimalkan tebasannya agar mengenai hanya mata yang tajam saja. Geras mencoba menyerang lalu mengarahkan mata pedangnya ke arah tongkat Halberd. Ia gagal lalu mencoba lagi. Hedone lengah. Geras menebas tongkatnya. Tongkat tersebut pun terbelah dua. Hedone cepat-cepat mengambil mata tongkat. Ia tidak punya pilihan lain selain menggunakan s*****a tersebut.  “Ayoo! Itu masih bisa dipakai!” Teriak Hekate kepada Hedone. Sekarang tinggi s*****a mereka berdua sama panjang. Geras sudah merasa lega. Ia melancarkan serangan dengan menyerang Hedone bertubi-tubi. Ia mengayunkan pedangnya ke kanan dan kiri, mencoba melemparkan s*****a Hedone ke atas.  Hedone kini mulai khawatir karena serangan dari Geras selalu mengarah kepada tiang senjatanya. Ia menggunakan kapaknya sebagai pengganti pisau. Ia kadang tidak bisa menggunakannya dengan maksimal karena harus memilih bagian untuk menangkis serangan. Hedone mulai kewalahan. Ia merasa tongkatnya tidak bisa menahan serangan Geras. Geras berkonsentrasi. Ia mencoba tetap seimbang di lumpur. Ia akan menggunakan kecepatannya dengan maksimal. Ia berharap tidak akan terpeleset di lumpur. Ia menyerang Hedone bertubi-tubi hingga pada akhirnya tongkat tersebut kembali terbelah dua. Kini Hekate berteriak tanda pertandingan dimenangkan oleh Geras. Tiga murid lain yang melihat pertarungan itu langsung melompat kegirangan dan memberikan selamat kepada Geras.  Hekate mulai mengisi formulir untuk muridnya tersebut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN