Bagian 16 - Sepupu Hekate

1186 Kata
Hekate selesai mengisi formulir murid yang akan dikirim kepada penguji s*****a. Ia mengisi formulir untuk Geras. Dua muridnya yang tadi bertanding kembali mendatanginya. Mereka membungkuk kepadanya memberi hormat. Mereka berterima kasih karena telah diajar olehnya. Mereka tidak tahu cara yang tepat untuk melakukannya. Mereka hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada Hekate. Ia melihat kedua muridnya itu. “Kau kenapa ikut mengucapkan terima kasih juga, Hedone? Kau masih disini bersamaku!” Kata Hekate sambil tersenyum kepadanya. Ia terharu tapi mencoba menyembunyikannya.  Hedone bingung memberi alasan. “Bukankah pertandingan kami tadi baik?” Tanyanya. “Tentu, itu sangat baik. Aku tidak mengatakan apapun di pertandingan kalian karena kalian melakukannya dengan maksimal!” “Meski aku kalah, tapi semua itu bisa maksimal karena pengajaran yang tuan lakukan! Geras pasti juara dari para juara.” Ucap Hedone. “Itulah yang seharusnya dilakukan oleh seorang penguji s*****a. Ia tidak akan iri dengan kemenangan temannya apalagi bersaing untuk mendapatkan hati penggemar! Kalian harus tahu bahwa kalian penguji s*****a, bukan makhluk yang bertarung untuk dieluh-eluhkan!” Nasihat Hekate.  Geras membungkuk lagi. “Kami bisa sampai sejauh ini, pasti karena nasihat yang tuan berikan! Kami pasti berusaha menjadi yang terbaik di tempat para juri berada!” Kata Geras. “Aku menunggu suara yang berkumandang bahwa kau adalah muridku!” Kata Hekate dengan suara yang bergetar. Mereka saling memeluk dan mulai meneteskan air mata.  Kerberos yang sambil jalan ke arah mereka, berjalan sambil bertepuk tangan seperti sedang menonton opera. Ia sepertinya lebih cenderung mengejek dibandingkan memberikan support kepada mereka.  “Kalian seperti keluarga yang bahagia!” Ucap Kerberos.  Hekate melepaskan pelukan dari murid-muridnya. Ia tidak menyangka Kerberos akan datang ke tempatnya. “Apa yang sedang kau lihat di tempatku? Bukankah tempatmu lebih suci dibandingkan tempat ini?” “Mengapa kau begitu kepada sepupumu? Kita keluarga! Tapi kau sekarang menemukan keluarga lain dan melupakan keluarga aslimu!” Ucap Kerberos. “Apakah kau sedang menyulutkan api dengan bensin?” Kata Hekate dengan kesal. Ia ingin sekali menonjok Kerberos karena ucapannya. “Aku seseorang yang baik! Mengapa kau memperlakukanku seperti seseorang yang tidak dikenal!” Kata Kerberos. Hekate adalah sepupu Kerberos. Ayah Hekate dengan ibu Kerberos adalah kakak beradik. Mereka merupakan keluarga terpandang dari Dewa X. Itu adalah sebutan bagi keturunan bangsawan yang di setiap generasinya memiliki keturunan sebagai sebuah penguji s*****a. Jika setiap generasi memiliki keturunan sebagai penyanyi opera, maka keturunan tersebut disebut sebagai Dewa Y.  Kali ini, Kerberos masuk sebagai penguji elit, serta sepupunya, Hekate. Nama keturunan mereka semakin tersiar di surga. Beberapa dekade ini, keturunan Dewa X menjadi sorotan semua orang karena kekuatan mereka yang bisa mempertahankan setiap generasi mereka sebagai penguji s*****a elit.  Kerberos dan Hekate tidaklah dekat. Mereka sering berselisih paham. Saat keluarga mereka melatih generasi mereka bertarung, Kerberos selalu ingin diajarkan kecepatan milik Hekate. Tapi, Hekate tak pernah mau melakukannya. Bahkan sedikit pembicaraan tentang teknik itu tidak pernah keluar dari mulutnya.  Kerberos melakukannya bukan tanpa maksud tujuan yang jelas. Ia memiliki kekuatan menonjol yaitu bela diri. Tapi, terkadang ia membutuhkan bela dirinya lebih kuat dari siapapun. Ia ingin sekali menambah kecepatan serangnya sehingga menjadi lebih unggul dibanding yang lain. Hekate tahu bahwa Kerberos tidaklah tulus untuk meminta bantuannya. Ia hanya merasa Kerberos haus akan eluh-eluhan rakyat surga. Ia ingin patung monumen dirinya ditempatkan di tengah-tengah surga bagian ke empat. Ia ingin mendapatkan kepercayaan lebih dibanding dengan penguji elit lainnya.  “Apa yang kau inginkan?” Tanya Hekate.  “Aku hanya ingin menyapamu dan melihat murid rongsokanmu! Kalau kau dulu mengajariku kecepatanmu, aku pasti mengajarkan sedikit tentang keunggulan dalam bertarung bela diri.” Kata Kerberos. Ia mengulang iming-imingnya yang sering dikatakannya kepada Hekate. “Aku tidak memerlukannya! Percayalah! Meski kau memiliki kedua nya, kau tidak akan pernah merasa di eluh-eluhkan oleh siapapun. Melihat ambisimu, penghuni surga pasti tidak akan memilihmu!” Ucap Hekate dengan ketus dan memalingkan wajahnya. Kerberos duduk di kursi penonton. Ia menyilangkan tangannya dan menaikkan kakinya. Ia berkata, “Bisakah mereka berdua berdiri di depanku?” “Untuk apa mereka berdiri di depanmu?” “Aku hanya ingin melihat kesungguhan mereka dan seberapa tahan mereka berada di dalam daerah penguji senjata.” “Kau seperti seorang peramal yang bisa tahu apa yang akan terjadi dengan mereka berdua.” Kata Hekate yang tak senang ia menjelekkan muridnya di depan mereka sendiri. “Aku tidak menyangka kau akan sekasar itu!” Ucap Kerberos sambil membunyikan suara decak dari mulutnya sambil menggelengkan kepalanya. “Mereka berdua akan meminta pulang dan berlari terbirit-b***t saat melihat musuh!” Kata Kerberos lagi, padahal ia tidak diperbolehkan untuk melakukan ramalan bodohnya.  “Muridmu pasti yang akan seperti itu!” “Aku ingin anakmu meneruskan penguji s*****a generasi selanjutnya. Apakah ia bisa menjaga warisan kita sebagai garis Dewa X?” Kata Kerberos melantur. “Aku rasa kita sedang membicarakan mu, bukan membicarakan anakku selanjutnya!”  Kerberos mencoba untuk tidak melakukan selisih paham lagi.  “Baiklah! Aku menyerah! Aku tidak ingin melanjutkan perdebatan ini! Aku hanya bercanda dengan ucapanku itu. Aku ingin memberikan undangan untuk keturunan dewa X, undangan dari Dewa Olimpus untuk datang ke surga bagian ke tiga untuk melihat opera indah surga beberapa waktu lagi!” Kata Kerberos. Ia berdiri dan menunjukkan undangan yang dibawanya. “Kau baik sekali!”  Hekate mengambil undangan tersebut dan melihat kebenarannya. “Ini pasti pesta yang besar, tentu aku bisa datang.” Hekate sangat senang karena mendapat undangan dari Dewa Olimpus. Dewa ini adalah dewa yang menentukan istilah Dewa pada setiap keturunan berbakat. Misalnya seperti istilah Dewa X, Dewa Y dan masih banyak lagi. Ia merupakan kumpulan elit yang menggabungkan suara mereka untuk menentukan gelar yang didapat penghuni surga yang berbakat. “Tapi, jangan lupa membersihkan tubuhmu! Aku bisa mencium baunya tubuh itu, padahal jarak kita cukup jauh!” Kata Kerberos. “Aku tak merasakannya!” Hekate mencium bajunya, dan tidak merasakan ada bau. Kerberos kemudian keluar dari ruangan setelah membuat keonaran di antara mereka lagi. Ia seperti candu untuk melihat Hekate emosi. Ia sangat sering membuat sepupunya merasa tidak nyaman. Padahal sebenarnya ia sangat perhatian kepada Hekate.  “Aku ingin mengundangmu untuk melihat keunikan dari murid-muridku. Kalian bisa melihat kan? Ajak ke lima murid-muridmu juga. Aku ingin mengajarkan bahwa kecepatan bukanlah segalanya. Kombinasi teknik pukul jarak dekat tidak akan membuatmu menangis…” Ucap Kerberos. “Apa yang sebenarnya kau rencanakan?” Ucap Hekate yang curiga. Kerberos jarang sekali ke tempat latihannya. Apalagi setelah juri mulai memeriksa pembelajaran yang dilakukan oleh guru. “Kalian tidak akan mati karena menonton pertandingan kami!” Ucap Kerberos yang masih mencoba membujuk. “Baiklah, jika itu dari hatimu! Apa salahnya untuk belajar dari rekan lain! Ini akan berguna bagi murid-muridku juga!” Ucap Hekate. Mereka merencanakan untuk datang dalam pertandingan antar murid Kerberos. Ia tahu bahwa Kerberos merupakah salah satu guru yang baik saat mengajar. Ia juga ingin tahu perkembangan muridnya sekarang dan seperti apa cara ia mengajar mereka. Ia ingin memastikan sendiri dan menantang dirinya, bahwa ia juga guru yang lebih hebat darinya. Hekate memanggil tiga lagi muridnya lalu pergi ke tempat arena milik Kerberos. Murid-murid Kerberos satu persatu berdatangan untuk melihat pertandingan penentuan. Pemenang dari pertandingan tersebut akan dikirim oleh Kerberos kepada para juri penguji s*****a. Juri s*****a memberikan dua slot murid padanya. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN