Bagian 78 - Menguji 8 Penguji s*****a

1268 Kata
Askalafos melihat wajah ayahnya. Ia merasa tertekan karena tuntutan ayahnya itu. Padahal sebenarnya ia tidak bisa melakukannya. Ia berjalan dengan lambat hingga Matton beberapa kali harus memanggilnya dan memastikannya ia mengangkat s*****a itu. “Ayo.. cepat!” Kata Matton dengan wajah seperti seorang pelayan yang sedang menyambut tamunya. “Baiklah!” Kata Askalafos lalu mencoba meregangkan tangannya.  Ia mengambil bagian tungkul s*****a tersebut lalu mengangkatnya. Ia mengerahkan seluruh tenaganya dan berhasil mengangkat s*****a itu hingga ke dadanya. Matton ingin lebih. Ia menyuruhnya untuk memberikan pukulan ke tanah. Askalafos mencoba tapi malah terjatuh. Beberapa tertawa dan beberapa merasa kecewa termasuk ayahnya.  Lalu giliran dari Empusa. Ia langsung berkata, “Aku tidak bisa melakukannya! Kekuatanku adalah menghilang. Mana mungkin aku bisa menghilang menggunakan s*****a seperti itu!” Kata Empusa langsung.  Matton membujuk nya lagi. “Kami hanya ingin tahu apa s*****a itu bisa kau angkat atau tidak!”  “Aku tidak bisa!” Bentak Empusa. Matton menaikkan nadanya lebih keras lagi. “Angkat!!” Empusa mencoba dengan wajah cemberut. Ia memang tidak bisa mengangkat s*****a itu. Semua pun tertawa melihat Empusa karena setelah ia tidak bisa mengangkat, ia berbalik dan mengejek Matton dengan lidahnya. Kemudian giliran Hekate. “Sepertinya jenis s*****a ini juga tidak cocok..” Kata Hekate menatap Matton. Matton menatapnya balik dengan wajah seperti hantu. Matanya seperti akan keluar. “Baiklah, aku akan mencoba.” Katanya. Ia mengangkat s*****a itu, tapi sama seperti Askalafos, ia hanya bisa mengangkatnya hingga ke d**a saja. Matton mengeluh. “ Huff.. percuma badan besar, tapi tidak bisa mengangkatnya.”  “Kau memang bisa!” Kata Hekate pelan sambil melewatinya. Matton menatapnya kesal. Hekate langsung membuang muka. Yang selanjutnya mencoba adalah Kerberos. Ia dengan percaya diri menuju s*****a tersebut dan mengerahkan seluruh kekuatannya. Kelebihan Kerberos adalah caranya dalam bertarung dan semua s*****a yang bisa dipakai dalam bela diri. Untuk Mace ini, memang yang pertama kali. Tapi, ia sangat terobsesi untuk bisa menggunakannya. Meski dia tidak terlalu biasa dengan s*****a berat, bukan berarti dia tidak bisa melakukannya. Ia mulai mengangkat. s*****a itu terangkat dan ia dapat berdiri tegak.  “Coba gunakan!” Kata Matton.  Kerberos mengangkatnya ke atas, tapi memang tidak begitu cepat. Ada jeda saat ia berusaha untuk mengangkatnya ke atas kepalanya lalu memukulnya ke tanah. Tanah disekitar mereka berguncang. Matton tersenyum bahagia. “Wow!” katanya. Wajah Matton berseri-seri karena melihat kehebatan s*****a tersebut. “s*****a itu sangat kuat!” Katanya lagi. Ia tidak pernah menunjukkan ekspresi seperti itu sebelumnya.  Kerberos pun meletakkan s*****a itu lagi, lalu sekarang giliran dari Keuthonimos. Ia yang paling anti dalam s*****a berat. Saat menyentuhnya saja ia sudah mulai berteriak. “Tidak sanggup!” katanya cepat.  Matton langsung memukul jidatnya. “Ya sudahlah, aku malas bertengkar. Kau bisa menyingkir!” Kata Matton melihat ke bawah. “Aku kan memang spesialis s*****a ringan!” Kata Keuthonimos kesal karena merasa diremehkan oleh Matton. Lalu ia pergi ke tempatnya semula. Yang terakhir adalah giliran Kharon. Ia adalah seorang penguji s*****a dengan spesialis melompat. Ia tidak akan bisa menggunakan s*****a yang terlalu berat karena menghalangi lompatannya. Ia tetap mencobanya karena takut di omelin oleh Matton. Ia berupaya sekuat tenaga dan bisa mengangkatnya. Tapi, ia cukup sulit untuk menggunakannya. Ia tidak bisa menggerakkannya dengan mudah. Ia kembali dengan tepuk tangan teman-temannya.  “Bagaimana dengannya?” Tanya Kharon yang memaksudkan Erebus. “Dia sudah bisa menggunakannya. Jadi tidak perlu diuji.” Jawab Matton kepada Kharon. Matton kemudian melihat juri pengawas lainnya. “Aku hanya ingin tahu apakah selain Erebus, ada bisa mengangkatnya atau tidak! Sekarang sudah terjawab. Bubar!”  Delapan penguji s*****a pun pergi. Matton berbicara kepada juri pengawasnya. “Kita adakan rapat lagi.” Saat juri penguji s*****a pergi, Poine mengejar anaknya, Askalafos sebelum ia menuju ruang rapat.  “Apa yang kau lakukan? Kau tidak bisa menggunakan s*****a itu dengan baik!” Kata Poine memarahinya. “Aku sudah mencobanya! Ayah tidak melihatnya?” Kata Askalafos menjawab. Poine langsung mengerang karena jawaban Askalafos dan meninggalkannya dengan kesal. Saat menuju ruang rapat, Poine melihat Kerberos dan juga Hekate sedang berbicara. Tak sengaja ia mendengar keinginan Kerberos untuk menggunakan s*****a itu. Poine mendekati mereka dan memastikannya kepada Kerberos. Poine tersenyum. “Aku bisa melihat mata ambisius hidup di dalam tubuhmu! Kau pasti ingin menumbangkan Erebus bukan?” Kata Poine.  “Sedikit saja!” Kata Kerberos.  Hekate memukul tangan kerberos. “Apa yang kau katakan?”  Poine tertawa. Ia melihat ke atas. Lalu ia melihat Kerberos lagi. “Baiklah, aku hanya ingin dengar itu. Kalian bisa lanjutkan perbincangan kalian!” Mereka semua sudah berkumpul di dalam rapat lagi. Matton dan kelima juri pengawasnya. Matton kali ini lebih awal dibanding lima orang itu. “Sekarang sudah terbalik!” Kata Praxidike yang berjalan menuju tempat duduknya. Ia menyinggung Matton yang datang lebih awal dibanding lima juri pengawasnya.  “Aku hanya tidak ingin kalian marah lagi!” Kata Matton membuat permainan kata. Matanya melirik-lirik gak jelas.  Proioxis, Soter, Poine, dan Porus mengikuti dari belakang dan mereka masuk ke dalam.  “Baiklah, semua sudah berkumpul. Beberapa dari juri pengawas sudah menyaksikan bagaimana ke delapan penguji s*****a elit menggunakan mace tersebut. Cukup mengesankan memang s*****a ini. Terima kasih Praxidike karena telah mengangkat masalah ini.” Kata Matton sambil tersenyum.  “Ia tampaknya sedang senang!” Bisik Proioxis kepada Praxidike. “Aku melihat bahwa tidak semua dari delapan penguji yang tidak bisa menggunakan s*****a ini. Ada yang lain juga yang bisa menggunakannya. Oleh karena itu, Erebus bisa diandalkan untuk menggunakan s*****a itu!” Jelas Matton. Poine tunjuk tangan. “Aku rasa tugas kita bukanlah memilih siapa yang akan menggunakan s*****a itu kedepannya, tapi apakah s*****a itu layak untuk diikutkan dalam pertandingan.” Matton merasa terpojokkan. Memang apa yang dikatakan Poine benar, tapi, itu membuat Matton bersalah. Padahal ia sedang mengatakan pendapat pribadinya saja.  “Itu hanya pendapat.” “Disini tidak ada pendapat pribadi. Keputusan disini untuk kepentingan bersama.” Kata Poine dengan nada keras. Matton mulai terpancing marah. “Mengapa kau menaikkan nadamu sewaktu mengatakan itu? Apa yang kau inginkan dari masalah ini?” “Aku mau s*****a itu direject!” Kata Poine. Matton terkejut dengan ucapan Poine. “Kau tidak pengambil keputusan disini. Jadi tolong pahami, kau hanya sebagai bayang-bayang!” Kata Matton kesal. “Hentikan, kalian selalu memulai rapat dengan pertengkaran!” Kata Praxidike. “s*****a itu hebat. Mengapa harus direject?” Kata Porus membela Matton. “Aku hanya tidak ingin ada pemberontakan di antara rakyat yang berkata bahwa adanya ketidakjujuran dan pilih kasih di antara juri yang memasukkan sebuah s*****a yang jelas-jelas hanya satu orang saja yang mahir menggunakannya!” Kata Poine. “Sepertinya itu adalah masalah kita di awal. Tidak hanya Erebus yang bisa menggunakannya. Yang lain juga bisa, tetapi tidak terampil!” Ucap Matton.  “Berarti jika tidak Erebus yang menggunakannya, yang lain bisa gunakan itu bukan?” Kata Poine. “Sepertinya kau memang mencari perkara!” Kata Proioxis. “Apa yang dikatakan Poine ada benarnya! Jika ada yang membuat desas desus bahwa s*****a itu hanya bisa dipakai Erebus, kita sebagai juri akan terancam!” Kata Soter. “Jika itu terjadi, berarti seseorang diantara kalian!” Kata Matton. Setelah berkata begitu, ia melihat Poine. Ia hanya ingin membuat Poine seakan orang yang tertuduh yang akan melakukan gerakan pemberontakan itu. “Seperti yang terjadi pada Khaos!” Kata Matton lagi yang membawa kisah masa lalu. “Stop! Hentikan! Kau membawa-bawa masa lalu!” Kata Proioxis membela Poine. Matton menarik napas. Ia mencoba tenang. “Baiklah, kita sampai disini saja. Keputusan rapat kali ini adalah kita akan tetap masukkan s*****a itu pada pertandingan. Untuk penggunanya, biar ditentukan oleh penguji s*****a elit dan juga pembuatnya. Titik!” Kata Matton lalu ia berdiri dan keluar dari ruangan tersebut dengan sangat kesal.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN