Bagian 114 - Gaun Pernikahan Hemera

1119 Kata
Hemera menatap terus baju yang hampir selesai itu. Ia melihat baju yang ada di tanah yang dibuat dari daun-daun yang ada di hutan. Karena ia terus menatap baju tersebut, pertanyaan Persefon tak jadi-jadi di jawabnya. “Apa kau mau mencobanya?” Tanya Persefon. Hemera langsung mengangguk cepat. Persefon sudah tahu bahwa Hemera sangat tertarik dengan baju itu.  “Ini bukanlah baju yang mewah. Tak seperti baju-baju mewah yang lain yang mungkin membuatmu terlihat cantik. Jadi jangan berharap akan mendapat pujian saat memakainya!” Ucap Persefon. “Tidak mungkin. Ini baju terindah yang pernah kulihat.” “Baju ini belum selesai, jadi aku akan meneruskannya sebentar lagi. Setelah itu aku akan memberikannya untuk kau pakai.” Kata Persefon.  Hemera merasa itu tidak masalah baginya. Ia menatap Persefon yang sedang memutik daun-daun pakis dengan hati-hati. Ia memiliki alat-alat khusus untuk membentuk bagian dari lekukan baju. Ia menempelkannya dengan getah dari pohon, dan menunggunya merekat. Ia menekan bagian yang dilem dengan batu datar yang cukup besar. Ia meletakkannya di bawah dan diatas. Bagian yang dipres diantara kedua batu tersebut.  “Kalian mau menunggu sedikit lama?” Tanya Persefon. “Ya, kami tidak masalah.” “Kita akan menunggu itu hingga selesai?” Tanya Erebus. “Bolehkah? Baju yang dibuatnya sangat indah!” “Baiklah, tapi tujuan kita kemari adalah untuk bertemu dengan Eidothea. Kita tidak lupa itu bukan?”  “Tentu tidak!” Persefon mendengar nama Eidothea disebut oleh mereka.  “Kalian mencari Eidothea?” “Ya! Kami mencari Eidothea si peramal!” “Benarkah? Aku tahu dimana dia! Aku bisa membawa kalian kesana!” Ucap Persefon.  Hemera dan Erebus tampak senang.  “Benarkah?” Kata Hemera senang. Lalu ia melihat Erebus. “Lihatkan! Kita mendapat keberuntungan!” Ucapnya lagi. Erebus tersenyum dan mengelus wajah Hemera. “Kami sangat senang karena kau mau menawarkan bantuan! Itu sangat berharga!” Ucap Hemera. “Tentu aku akan menolong pasangan ter-hot se-surga!” Kata Persefon. “Kau ada-ada saja! Kami tidak sehebat itu!” Kata Hemera. Baju yang dibuat oleh Persefon selesai. Sebuah gaun yang sangat indah dengan lembaran pohon-pohon pakis di bagian permukaan bajunya. Ia melihat baju itu sangat indah. Persefon membawanya ke dalam hutan dengan semak yang lebat, dan mengganti bajunya disana. Persefon membantu Hemera berganti baju.  Saat ia melepas bajunya dan menggantinya dengan buatan Persefon, ia menunjukkannya kepada pacarnya. Ia keluar dan berjalan bagaikan sebuah model ternama. Erebus gemetaran. “Kau sangat cantik!” Kata Erebus dan menyentuh bagian bajunya. Ia ingin memastikan apakah buatan dari Persefon itu benar-benar dari daun. “Ini sangat indah!” Kata Erebus lagi.  Persefon menatap Hemera. “Kau sangat cantik menggunakannya. Aku akan memberikan baju ini untukmu!” Kata Persefon.  Hemera sangat senang dan melompat kegirangan. “Aku ingin kau membuat baju pernikahan untukku nanti!” “Ya? Kalian mau menikah?” “Ya, kami mau menikah tak lama lagi. Tujuan kami ke hutan ini untuk mencari Eidothea dan menanyakan tanggal dari pernikahan kami!” Jelas Hemera. Persefon sangat senang mendengarnya. “Aku akan jadi orang pertama yang tahu tanggal itu!” Katanya. Mereka pun tertawa.  Hemera memikirkan tentang motif baju yang dibuat oleh Persefon. Ia memikirkan tentang bunga milik Khloris. Ia ingin agar baju pernikahannya juga memiliki motif dari bunga milik Khloris. Ia pun membicarakannya kepada Persefon.  “Kau kenal Khloris?” Tanyanya. “Ya, Dewi-A bukan?” “Benar! Kau harus lihat betapa indahnya ciptaan bunganya.” “Aku ingin sekali melihatnya. Tapi, aku tidak memiliki kesempatan untuk melihatnya.” “Dia memiliki bunga yang sangat indah. Dia juga dekat dari kita. Dia tinggal di surga bagian ke dua. Aku ingin gaun pernikahanku memiliki motif kombinasi dari kalian berdua. Maukah kau bekerja sama dengannya?” Ucap Hemera memohon.  “Aku tentu ingin bekerja sama dengannya.” Kata Persefon. Hemera melompat kegirangan. Ia memegang tangan Persefon dan mengatakan kepadanya terima kasih berkali-kali.  Persefon pun mengajak mereka ke tempat dimana Eidothea berada. Mereka menyusuri hutan yang dipenuhi dengan semak-semak. Erebus tampak menikmati perjalanan itu. Ia sesekali berhenti hingga harus dipanggil oleh Hemera. Ia berhenti untuk melihat beberapa tumbuhan yang ada disana. Hemera sampai-sampai tertawa sekaligus merasa kasihan kepada Erebus. Ia merasa Erebus baru saja keluar dari kandang yang mengurungnya. “Eidothea berada di kaki gunung subur. Kita akan berjalan cukup jauh dari sini!” Jelas Persefon. Hemera mengangguk. Itu sebuah informasi yang penting baginya. Mereka terus berjalan hingga berdiri di kaki gunung subur. “Kita sudah sampai!” Kata Persefon kepada Hemera.  Mereka berhenti dan melihat sebuah gua di depan mereka. Mereka masuk ke dalam gua tersebut dan melihat gua itu sangat gelap dan tampak menyeramkan.  “Bagaimana mungkin ada penghuni surga bisa tinggal disini!” Kata Hemera.  “Dia adalah seorang penghuni surga awal. Ia berasal dari buah cupuacu.” Kata Persefon kepada Hemera. “Aku baru mendengar tentang penghuni surga awal!” Kata Erebus yang mendengar percakapan mereka. “Penghuni surga awal adalah penghuni yang tidak lahir dari hubungan s**s. Mereka yang lahir dari benda-benda ajaib di surga pasti memiliki keahlian yang hebat dan lebih suka menyendiri karena sulitnya bersosialisasi dengan penghuni surga. Tapi bukan berarti mereka jahat ya!” Kata Persefon menjelaskan.  “Itu memang sedikit aneh! Pasti mereka yang mengalaminya bingung sendiri karena mereka langsung menjadi dewasa!” Ucap Erebus.  Mereka pun memasuki gua yang gelap tersebut. Saat di mulut gua mereka hanya melihat kegelapan. Tapi, ketika masuk lebih dalam, ada tumbuhan-tumbuhan yang bercahaya orange, ungu dan juga orange. Erebus dan Hemera berhenti sebentar untuk mengamati tumbuhan-tumbuhan kecil tersebut. “Dengan adanya tumbuhan ini, jalan yang kita lewati jadi terlihat. Apakah tumbuhan ini sengaja di taman?” Tanya Hemera. “Di awal aku menemukan tempat ini, memang seperti inilah keadaannya. Tidak ada yang ditaman. Itu memang sudah ada sejak awal!” Kata Persefon.  Hemera menyentuh tumbuhan tersebut. Ia merasa tumbuhan itu kenyal-kenyal, lembut, sedikit berlendir dan juga dingin seperti es batu. “Apakah ini beracun?” Tanya Erebus. “Aku rasa tidak. Tapi aku tidak tahu pasti. Saat kemari aku tidak pernah menyentuhnya.” Ucap Persefon yang mengamati mereka berdua dari jarak dua meter. Ia hanya sedikit aneh melihat reaksi Hemera dan juga Erebus. Hemera kemudian berteriak senang. Suaranya menggema karena kerasnya. “Lihatlah! Tanganku menjadi terang! Warna dari tumbuhan itu lengket di tanganku, dan lendirnya membuat tanganku terang! Lihat!” Kata Hemera kepada Persefon dan Erebus bergantian. Erebus mencoba melakukan seperti yang Hemera lakukan. Ia memegang batang dari tumbuhan berwarna ungu dan lendir yang menempel di tangan Erebus bercahaya. Mereka tampak sangat senang karena melihat itu.  “Sebaiknya kita berjalan lagi. Tempat Eidothea sebentar lagi.” Ucap Persefon yang berpikir, jika ia tidak menyarankan itu, pasti mereka tidak akan pergi-pergi.  “Kau benar! Kita sudah terlalu lama disini!” Kata Hemera. Mereka pun berjalan menyusuri tempat tersebut hingga bertemu dengan Eidothea.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN