Bagian 127 - Peringatan Kepada Semua Ketua Wilayah

1119 Kata
Eidothea yang berada di dalam goa-nya mengetahui apa yang dilakukan oleh Agon dan juga Silenus. Ia bisa merasakan tanah menceritakan apa yang terjadi padanya sewaktu ia bertapa. Semua benda keramat yang ada di surga berhubungan dengan dirinya. Ketika benda keramat dipakai, maka ia akan bisa merasakannya. Ia tidak bisa memastikan bentuk-bentuk dari benda keramat yang ada di surga. Ia juga tidak tahu berapa jumlahnya dan siapa yang memilikinya. Ia hanya bisa merasakan ketika benda itu digunakan oleh si pemiliknya.  Eidothea menjadi tanda tanya, mengapa Hamadryad bisa dimasukkan ke dalam sumur. Ia ingin tahu kebenarannya. Ia menggunakan telepati dan menghubungi teman-temannya sesama penghuni surga awal. Ternyata Ananke menjawab dengan cepat. Mereka berdua pun berbicara tentang hal tersebut. “Kau merasakan sesuatu?” Tanya Ananke. “Ya, ada sesuatu yang tidak beres. Mengapa Hamadryad dimasukkan ke dalam sumur kebinasaan? Dia tidak melakukan kesalahan sama sekali!” Kata Eidothea. “Bukan hanya Hamadryad yang dimasukkan ke dalam sumur itu. Hebe juga ikut masuk ke dalam.”  “Hebe? Aku seperti pernah mendengar namanya!” Kata Eidothea. “Dia adalah penghuni surga bagian pertama.” “Mengapa mereka berdua bisa sampai dimasukkan ke dalam sumur? Ini sangat berbahaya! Mereka memasukkan orang-orang yang tidak bersalah!” Kata Eidothea. “Aku juga tidak mengerti. Kita harus tanyakan kepada yang lain!”  Mereka menunggu hingga Amfilogiai menjawab. “Ada apa?” Tanya Amfilogiai.  “Kami merasakan ada sebuah kekacauan di surga. Kau bisa merasakannya?” Tanya Ananke. “Aku juga merasakan hal yang sama!” Kata Amfilogiai. Tiba-tiba Arae menjawab dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. “Kalian pasti sedang membahas tentang Hebe dan Hamadryad bukan?” Tanya Arae. “Ya, dari mana kau tahu?” Kata Eidothea. “Hebe dan Hamadryad bertengkar saat pembangunan tempat pernikahan untuk Erebus. Ketua wilayah empat mendatangi Hebe dan mendengar mereka bertengkar karena Hamadryad adalah selingkuhan dari Kibelle. Ia sangat marah dan menyerang Hamadryad. Hebe dan Hamadryad ditahan. Lalu Gyges, ketua wilayah surga bagian ke empat memanggil seluruh ketua wilayah untuk berkumpul. Kemudian mereka memutuskan untuk memasukkan mereka ke sumur kebinasaan!” Jelas Arae. Mereka semua terkejut. “Mereka pikir Hebe dan Hamadryad adalah pembuat onar yang bisa membahayakan surga!” Kata Amfilogiai. “Mereka terlalu berlebihan.” Kata Ananke. “Tapi, memang benar yang dikatakan oleh Hebe. Hamadryad memang berselingkuh dengan Kibelle. Kibelle adalah istri dari Attis. Aku kenal Attis. Dia yang membantuku saat aku lahir di hutan. Ia membuat baju untuk ku dan merawatku. Aku berada di situ saat kejadian perselingkuhan itu. Tapi, yang membingungkan adalah, dari mana Hebe tahu kejadian itu?” Tanya Eidothea. “Hebe adalah keturunan dari anak Attis dan Kibelle, yaitu Anthousai. Anthousai adalah ibu Hebe. Mungkin Anthousai menceritakan hal itu kepadanya, sehingga ia tahu! Atau mungkin dia sendiri melihat kelakuan ibunya, Anthousai!” Kata Arae. “Attis dan Kibelle telah menerima hukuman mereka. Mereka telah menyatu ke dalam hutan. Mereka telah dikutuk untuk menyatu selama-lamanya. Jadi Hebe tidak pantas untuk dihukum. Ketua wilayah surga sudah melakukan kesalahan besar.” Kata Eidothea. “Ini semua dikarenakan mimpi yang datang dan membuat semua ketua wilayah resah. Mereka begitu ketakutan sampai-sampai tidak bisa berpikir jernih!” Kata Amfilogiai. “Kau adalah peramal! Tidakkah kau bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan? Mungkin kita bisa mencegah terjadinya kekacauan itu dari ramalanmu. Kau harus melihat siapa sebenarnya pelakunya.” Kata Ananke kepada Eidothea. “Aku tidak bisa melakukannya. Ramalan tidak muncul karena diminta, tapi karena sudah tertulis dan akan terjadi. Meski mimpi itu sudah datang, bukan berarti itu pasti terjadi. Jika aku sudah bisa meramalkannya, itu berarti tidak perlu namanya pilihan. Ketua wilayah diberikan mimpi untuk mengingatkan mereka akan tugas mereka untuk menjaga keamanan surga. Itu semua diluar kendaliku.” Kata Eidothea. “Mengingatkan ketua wilayah berarti sangat penting. Salah satu dari kita harus mengatakan hal ini kepada mereka, bahwa apa yang sebelumnya mereka lakukan adalah kesalahan besar.” Kata Arae. “Siapa yang akan memperingatkan mereka. Jika kita tahu masalah ini padahal mereka tidak mengatakannya, bisa jadi mereka akan mencurigai kita untuk selamanya!” Kata Amfilogiai. “Tidak ada cara lain selain memperingati mereka. Semakin banyak yang melakukan hal seperti itu, semakin banyak yang akan dibunuh oleh ketua wilayah.” Kata Ananke. “Kita harus lebih tenang memutuskan permasalahan ini. Kita harus memastikan kejadian yang sebenarnya dulu.” Kata Area. “Ini sudah benar. Ketua wilayah itu yang salah!” Ucap Eidothea kesal. “Aku akan mengatakan kepada mereka tentang ini!” Kata Amfilogiai. Setelah Amfilogiai mengatakan hal itu, semua setuju dengan usulnya. Mengatakan langsung kepada ketua wilayah adalah hal yang benar. Amfilogiai pun pergi kepada ketua wilayah surga bagian ke delapan, Arges. Ia pergi ke bagian tengah dari wilayah itu. Ia keluar dengan jaketnya yang tebal dari rumahnya, karena salju turun dengan lebat. Selesai dari daerah miliknya, cuaca kembali normal. Ia membuka jaketnya dan menenteng itu di tangannya. Tak berapa lama berjalan, ia sampai di rumah Arges.  Arges terkejut melihat kedatangan dari Amfilogiai. Ini adalah momen yang langka yang bisa terjadi. Arges menyuruh Amfilogiai masuk dan menyediakan banyak makanan di depannya. “Jarang-jarang penghuni surga awal datang ke rumahku. Ini sebuah kehormatan besar bisa langsung bertemu denganmu!” Ucap Arges.  Amfilogiai menceritakan maksud tujuan kedatangannya. Ia menceritakan tentang Hebe dan Hamadryad. “Darimana kau tahu kami salah? Kami akan melindungi surga. Perselingkuhan dalam bentuk apapun yang memancing kemarahan akan kami binasakan! Kami tidak ingin mengambil resiko besar dalam mempertahankan surga!” Ucap Arges dengan sangat emosi karena pandangan dari Amfilogiai. “kutukan bisa dilemahkan dengan berkat. Kau harus bekerja sama dengan berkat-berkat yang ada di surga. Mereka tidak memiliki kesalahan. Kau harus membawa mereka ke depan seluruh penduduk dan bersama-sama memutuskannya. Tapi, ini, kau memutuskannya sendiri dengan rekan-rekanmu!” Ucap Amfilogiai lagi. “Ini masalah hidup dan mati. Mereka itu bersalah. Mereka bertengkar di depan umum. Sesuai dengan mimpi itu, orang ketiga yang akan muncul akan membuat masalah. Kami sudah menangkap dua orang bermasalah. Sebelum yang ketiga muncul, kami sudah menyelesaikannya. Bukankah kau tahu mimpi kami semua?” Kata Arges.  “Aku tahu mimpi kalian, sehingga tanggapan kalian kepada mereka berdua adalah salah. Kalian harus berhati-hati dengan pilihan kalian memasukkan orang-orang ke dalam sumur kebinasaan. Itu bukanlah sumur yang sesuka hati kalian masuki orang-orang bersalah. Jika ia tidak terbukti bersalah, kalian yang akan membuat surga menjadi mendapat masalah.” Kata Amfilogiai. “Kami akan pertimbangkan lagi ucapanmu itu. Kami hanya bertindak sesuai apa yang kami lihat. Ini bukan lah keputusan satu orang saja. Seluruh ketua yang berhikmat itu juga ikut dalam membuat keputusan ini!” Kata Arges yang tetap pada pendiriannya. “Aku akan peringatkan kalian lagi, bahwa sumur kebinasaan bukanlah tempat untuk orang-orang yang kalian nilai layak untuk dihukum!” Kata Amfilogiai. “Aku akan ingat itu!” Kata Arges. Amfilogiai pun pergi. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN