Bagian 108 - Glaucus Atlanticus dan Anggur

1151 Kata
Fanes sudah selesai menunjukkan makanan yang ingin disajikannya pada saat pesta berlangsung. Ia kemudian menunjukkan sebuah hewan yang bisa menjadi kendaraan bagi penghuni surga saat hendak pergi dari satu daerah ke daerah lain dengan cepat. Ia membuat sebuah hewan yang bisa membesar saat akan ditunggangi, dan mengecil saat sudah selesai menggunakannya.  Fanes membawa toples kecil yang berisi air dan di dalamnya ada binatang yang disebutkannya itu. Olimpus sangat tertarik dengan binatang yang diceritakan Fanes kepadanya. Ia melihat ke dalam toples tersebut, ada binatang kecil berukuran sebesar jempol, berwarna biru dengan tentakel yang menyerupai sayap. Di sisi kanan dan kirinya terdapat enam sayap dari yang depan paling besar. Sedangkan sayap di bagian tengah dan belakangnya, semakin lama semakin kecil. “Nama binatang ini adalah Glaucus Atlanticus. Ia sejenis siput tapi bisa mengambang di atas permukaan air. Aku juga menyebutnya, siput laut biru. Warnanya yang biru menunjukkan sebuah kemewahan dari hewan air.” Kata Fanes. “Kau mengambil nama Glaucus dari penghuni surga yang hidupnya hanya di air saja!” Kata Olimpus. “Benar sekali tebakan anda, tuan Olimpus!” Olimpus melihat binatang itu berenang terbalik, lalu melebarkan sayapnya. “Ini indah sekali! Tapi, bagaimana cara menungganginya, jika kecilnya hanya sekecil jari telunjuk?” Tanya Olimpus. “Itu yang membuat binatang ini sangat hebat. Kita hanya tinggal mengeluarkannya dan ia akan menjadi besar.” Kata Fanes menjawabnya. “Aku ingin kau mencobanya.” Kata Olimpus. “Tentu! Aku akan ambil hewan ini dulu.” Kata Fanes sambil mengeluarkan binatang tersebut dengan telapak tangan kanannya. Lalu ia keluar dari rumah Olimpus dan meletakkannya di tanah. Seketika, binatang itu membesar, sebesar rumah Olimpus. Olimpus kaget hingga harus mundur.  “Apa yang terjadi?” Kata Olimpus.  “Kita bisa menaiki binatang ini. Ia bisa terbang!” Jelas Fanes.  “Benarkah?” Olimpus menganga karena takjubnya melihat raksasa di depannya. Fanes menaiki sayap belakang binatang tersebut, lalu menjulurkan tangannya agar Olimpus naik juga ke atas binatang tersebut.  “Apakah ini tidak berbahaya?” Tanya Olimpus. “Kau akan tahu betapa bermanfaatnya binatang ini. Kita harus coba dulu. Dengan adanya binatang seperti ini, maka kita bisa pergi dengan mudah kemanapun tempat yang kita inginkan di wilayah surga. Ini aman! Ayolah!” Kata Fanes. Olimpus memberanikan diri dan naik bersama Fanes. Mereka menaiki pundak Glaucus. Fanes memerintahkan binatang tersebut untuk terbang. Ia mengepakan sayapnya dan terbang ke atas. Olimpus berteriak keras dan memegang pinggang Fanes dengan erat. Dari atas ia bisa melihat dengan jelas seluruh wilayah surga bagian ke tiga. “Ini memang cara yang baik untuk bepergian ke seluruh wilayah surga.” Kata Olimpus. “Benar bukan? Aku akan membuat satu lagi Glaucus, untuk menjadi pasangan Glaucus biru ini. Sehingga mereka bisa berkembangbiak.” Kata Fanes. “Mengapa tidak langsung membuatnya banyak saja?” Tanya Olimpus. “Aku tidak bisa membuatnya banyak. Hanya sepasang binatang yang bisa kuciptakan dan setelahnya, binatang itu yang akan berkembangbiak. Tetap saja, untuk menjaga hukum surga, diperlukan waktu untuk membuat mereka bisa tersebar diseluruh wilayah surga.” Kata Fanes. “Baiklah, setidaknya harapan yang cerah, kedepannya surga akan memiliki binatang yang bisa membawa perubahan kepada dunia kita.” Kata Olimpus yang mulai kedinginan. “Kita memerlukan pelindung tubuh saat mengendarai binatang ini!” Lanjut Olimpus.  Fanes kemudian memerintahkan Glaucus untuk turun ke tempat semula. Mereka pun mendarat dan turun dari sana. Glaucus kembali mengecil. Fanes menaruhnya kembali ke dalam toples.  “Ini binatang yang hebat!” Kata Olimpus melihat Fanes memasukkannya ke dalam toples. Mereka masuk kembali ke rumah, dan membicarakan kapan mereka akan memperkenalkan binatang Glaucus kepada penghuni surga. Ini merupakan penemuan hebat yang bisa membuat surga menjadi lebih maju.  Saat Fanes dan Olimpus berbicara, ada seorang yang datang lagi, yang bernama Akhelois. Ia adalah seorang wanita pembuat anggur terenak di wilayah surga bagian ketiga. Ia datang membawakan contoh anggur-anggur yang akan dihidangkan pada pesta Hemera nanti. “Aku membawakan contoh dari setiap anggur buatanku. Kau bisa memilih mana yang paling cocok untuk pesta!” Kata Akhelois meletakkan tiga pilihan anggur sebagai contoh. Fanes tidak melanjutkan pembicaraannya dengan Olimpus. Ia hanya menatap pembicaraan mereka berdua tentang pesta Hemera. Akhelois bertanya, “Kapan pesta itu akan diadakan?”  “Kami belum memastikannya. Kami masih menyusun rencana!” Jawab Olimpus.  Thalassa keluar melihat siapa yang datang. “Akhelois!” Teriak Thalassa. Lalu mereka cipika cipiki. “Kau sudah lama tidak membawakan anggurmu kepada kami? Apakah ini untuk kami?” Tanya Thalassa. “Tidak! Aku mendengar bahwa sebentar lagi putri kalian akan menikah. Aku menawarkan anggur terbaik untuk pesta itu!” Jawab Akhelois. “Aku ingin anggur yang tidak membuat mabuk! Adakah?” “Bukankah lebih bagus yang bisa membuat mabuk?” Tanya Akhelois. “Aku ingin semua orang dapat menikmati pesta yang berlangsung lebih lama!” “Olimpus telah mencicipi anggur-anggur yang kubawa. Ada tiga anggur yang terbaik yang bisa kalian pilih. Aku hanya tinggal mengurangi kadar alkoholnya nanti. Silahkan pilih, kau mau yang mana untuk pesta anakmu!”  “Aku akan mencicipinya!” Kata Thalassa. Ia mencicipi anggur pertama, kedua dan ketiga.  “Ini anggur yang enak sekali sampai-sampai aku tidak bisa memilih.” Kata Thalassa. “Aku ingin kau memilih yang terbaik, yang cocok dengan pesta Hemera.” Olimpus melihat istrinya dan berkata, “Bagaimana jika kita memilih anggur yang pertama?” Ia mengucapkannya sambil menunjuk botol yang dipilihnya. “Aku juga berpikir yang sama! Memang yang pertama tampak lebih istimewa. Tapi memang rasanya hanya berbeda sedikit saja.” Kata Thalassa. “Baiklah, aku akan menyiapkan sebanyak-banyaknya anggur ini. Aku akan menyisihkan ladang anggur ku untuk pembuatan minuman di pesta anakmu.” Kata Akhelois. Lalu ia melirik Fanes. “Siapakah dia?” Tanyanya menaikkan alis. “Dia adalah penghuni surga yang menciptakan hewan!” Jelas Thalassa. “Tapi memang belum diresmikan, masih dalam proses!” Ucap Olimpus melengkapi ucapan istrinya. “Dia sangat tampan! Apakah kau sudah memiliki pasangan?” Tanya Akhelois dengan genitnya. “Apa yang kau tanyakan?” Kata Thalassa memukul Akhelois. “Aku hanya bertanya saja!” “Kau sudah memiliki suami dan anak! Kau ingin pria muda lagi untuk menjadi selirmu?” Kata Thalassa lagi. “Aku hanya bercanda. Aku merasakan aura yang hebat dari tubuhnya. Ia akan melakukan hal yang besar di waktu yang akan datang. Kita tinggal tunggu saja!” Kata Akhelois. Lalu ia mengemas anggur-anggur bawaannya dan pergi meninggalkan mereka bertiga disana. Thalassa melihat Fanes. “Dia memang seperti itu!” Kata Thalassa langsung. “Apa maksudnya aku akan melakukan hal yang besar?” Tanya Fanes kepada Olimpus dan Thalassa. “Dia memang begitu! Terkadang ia suka mengucapkan sesuatu yang tanpa dipikir!” Kata Olimpus. “Aku rasa itu bukan tanpa dipikir. Ia pernah berkata saat Hemera kecil, bahwa ia akan terkenal karena suaranya. Padahal waktu itu kita belum bertemu dengan Khaos! Buktinya sekarang, apa yang dikatakannya kejadian!” Ucap Thalassa. Olimpus menatap istrinya itu. “Diamlah ma, kau menakuti nya!” Sentak Olimpus.  “Aku hanya mengatakan kejadian yang sebenarnya saja!” Kata Thalassa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN