Bagian 17 - Pertarungan Murid Kerberos

1036 Kata
Kerberos berjalan di depan mereka, membawa mereka ke ruang latihan miliknya. Hekate tidak pernah masuk ke ruangan tersebut karena Kerberos tidak membolehkannya. Jadi dia hanya sebatas melihat dari pintu ruangan bentuk dari arena latihan Kerberos. Kelima murid Hekate juga mengikuti mereka. Mereka sebenarnya merasa cemas dalam hati karena pergi ke tempat lain. Mereka sedikit takut bertemu murid-murid Kerberos. Di dalam teater, mereka jarang bergaul dengan murid-murid dari pengajar lain. Mereka sedikit sulit untuk berkomunikasi.  Kerberos menunjuk kursi yang bisa mereka duduki. Kursi itu berada di tengah-tengah ruangan. Posisi duduk yang diberikan Kerberos sangat bagus untuk memandang seluruh pertandingan. Hekate dan lima muridnya pun duduk disitu.  Murid-murid Kerberos cukup banyak. Mereka datang satu persatu. Mereka melihat ada murid-murid dari Hekate. Mereka berbisik-bisik tentang mereka. Lalu ada seorang murid yang mengejek mereka. Ia melakukannya dengan berbisik kepada Geras.  “Murid buangan! Kenapa kau kemari?”  Geras yang mendengar hal itu langsung melihat ke belakang, memastikan siapa orangnya. Ia hanya melihat tapi tidak melakukan k*******n. Ia menjaga sikapnya sebagai pendatang. “Mengapa murid-murid s****h berada disini?” Kata murid Kerberos yang lain. “Murid s****h tidak berguna! Pasti ia sedang belajar dari guru kita!” “Mereka pembawa nasib buruk!” “s****h seharusnya tidak berada disini!” “Kau tahu, mereka itu adalah murid buangan yang tidak diterima oleh pengajar-pengajar lain, lalu dipungut oleh Hekate.” Hekate mendengar ucapan tersebut. Tangannya dikepalnya kuat ingin menghabisi orang yang mecoba menyakiti muridnya. Ia komat kamit mencoba menahan amarah dan tetap memfokuskan pandangannya pada pertandingan yang akan dimulai. Kerberos melihat kebelakang dan memberikan isyarat untuk melihat pertandingan yang akan berlangsung itu. Arena pertandingan milik Kerberos sangat spesial. Di dalam arena tersebut akan ada panah-panah berbahaya yang ditempatkan di sekeliling arena. Panah itu akan keluar secara otomatis jika di dalam arena tersebut pemain menginjak tanah yang isinya jebakan. Satu pijakan tanah yang salah, maka satu panah akan keluar menembak pemain. Bukan hanya ada panah yang membuat arena itu berbahaya. Kerberos akan membuat arena tersebut dipenuhi angin yang kencang dengan debu pasir yang berterbangan. Arena pertandingan Kerberos sangatlah berbahaya. Memang dibanding seluruh arena, milik Kerberos adalah yang paling berbahaya. Ia tidak tanggung-tanggung menyiksa muridnya dan menuntut mereka selalu menang dalam pertandingan. Pertandingan akan dimulai. Ia memilih muridnya yang bernama, Kerkop dan Karme. Mereka berdua merupakan murid terbaik Kerberos. Dilihat dari penampilan mereka, sudah menunjukkan kekuatan yang sangat besar. s*****a yang mereka pakai adalah s*****a sederhana, yaitu sebuah club atau pentungan yang terbuat dari kayu Diospyros Celebica. Pohon itu banyak tumbuh di surga bagian ke empat. Kayu itu sangat keras dan ketika digesek secara berlebihan bisa menimbulkan ledakan. Ledakan yang dihasilkan tidak merusak pentungan itu sama sekali. Ledakan itu tiba-tiba muncul dari percikan panas yang dihasilkan di bagian batang kayu. Tapi untuk melakukan itu, tidaklah mudah. Hanya yang terlatih saja yang bisa mengeluarkan ledakan besar tersebut dan juga teknik yang tinggi.  Bunyi terompet berbunyi. Arena pertarungan langsung bergerak mempersiapkan diri. s*****a-s*****a panah di sekeliling lapangan pertandingan mulai bersiap-siap menembak. Jebakan tanah yang terdapat di lapangan mulai berfungsi. Angin di sekitar mereka mulai bertiup pelan untuk pertandingan di awal. Seraya berjalannya pertandingan, angin akan semakin kencang.  Tak ada tanda ketakutan di diri mereka. Keahlian beladiri yang diajarkan Kerberos sudah menyatu di dalam tubuh mereka. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka dan semangat mereka untuk menang. Mereka memegang pentungan tersebut dengan tangan kanan, lalu mengayun-ayunkannya dengan style sendiri sebagai pemanasan.   Mereka memulai pertandingan. Kerkop berlari, tetapi ia harus memilah-milah pijakannya, jangan sampai tanah yang tak rata di pijaknya. Itu adalah tanda anak panah akan aktif dan menembaknya. Ia memukul Karme dengan tangan kanan, lalu ia menangkisnya dengan membalikkan sikunya. Karme menyerangnya dari bawah, dan Kerkop menangkisnya dengan cepat. Karme masih menyerang. Ia memukul kembali Kerkop lurus ke depan dengan tinggi sebahu dan ia menangkisnya secara horizontal.  Kerkop membalas serangan. Ia memukul Karme dari samping kanan. Karme masih bisa menangkis, menahannya dengan tongkatnya. Kerkop menyerang lagi dan lagi. Ia mengangkat pentungannya ke atas dan mengarahkannya ke kepala Karme. Karme mengangkat pentungnya ke atas dan menahannya dengan membuat tongkat secara mendatar. Kerkop menyerangnya dengan sangat keras, tongkatnya hampir tertolak hingga mengenai wajahnya. Tapi, ia masih bisa menahannya. Kerkop menyerang lengan kirinya sekarang. Itu adalah serangan yang sulit ditangkis oleh Karme. Ia berharap serangan tersebut bisa mengaburkan konsentrasi lawan. Dengan cepat, ia memukul bagian lengan Karme.  Karme menangkisnya. Membuat pentungan berada di dadanya lalu meluruskan tangannya sehingga bagian pukulan Kerkop masih berada di tengah tongkat dan ia masih bisa menyeimbangkannya.  Kerkop menyerang bagian paha kanan. Karme menempatkan pentungan di d**a lalu mengarahkannya ke bawah sekitar 45 derajat dari d**a dan menangkis serangan. Ia kembali menyerang Karme dengan menyerang paha bagian kiri. Karme juga masih bisa menangkisnya. Lagi-lagi Kerkop menargetkan bagian kepala Karme, tapi kali ini ia melakukan hal yang berbeda. Ia menghindar dan melihat ke bawah. Ia melihat langkahnya dan berharap Kerkop mengikutinya. Saat Kerkop mengejarnya dan siap memukul kepalanya sekali lagi, ia menginjak tanah yang salah. s*****a panah langsung aktif. Panah-panah langsung menembak dengan cepat ke arah Kerkop. Karme sudah memperhitungkan langkahnya. Ia dengan cepat berlari, menghindari anak panah tersebut. Serangan anak panahnya mengarah dari setiap sudut. Kerkop harus menangkis itu semua. Dengan senjatanya, ia berputar cepat dan membalikkan setiap serangan panah dengan memukul beberapa panah. Tapi, tidak semua panah yang bisa dipukul. Karena banyaknya, ia harus memukul acak hingga tembakan panah berhenti.  Sekarang Karme senang. Tongkat Kerkop sudah kurang tenaga. Tongkat itu sekarang sudah luka-luka akibat serangan panah yang terjadi. Itu berarti kekuatan tongkat Kerkop juga rapuh, tidak sebaik pukulan tongkat Karme.  Kerkop naik pitam. Ia merasa dibodohi. Ia kembali menyerang. Kali ini kepala Karme menjadi targetnya. Ia memukul kepalanya dengan sekuat tenaga. Karme bisa menangkis. Tapi, tidak sampai disitu. Kerkop menambah kekuatannya, dan Karme tidak bisa menahan lagi. Tongkat Karme tak bisa menahan, dan mundur hingga pentungan Kerkop mengenai kepala Karme.  Karme merasa terancam. Ia langsung mundur. Ia mencari siasat lain karena Kerkop sudah menambah kekuatannya. Kerkop mengejarnya. Ia menyerang bagian lengan kanannya. Ia menangkis tetapi ia tahu bahwa serangan itu akan sangat kuat.Ia sudah mewanti-wanti hal tersebut. Ia menahan dengan kedua tangannya. Tangan kirinya berada di atas untuk menahan serangan tersebut, menyorong ke depan agar tidak mengenai tubuhnya.  Kerkop menyerang lengan kirinya, dan Karme menangkisnya dengan tangan kiri di ujung, sehingga menambah kekuatan tahanan tangannya. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN