Bagian 106 - Erebus Menemui Keluarga Hemera

1113 Kata
Erebus pergi ke rumah Hemera. Ia akan bertemu dengan keluarga Hemera untuk membicarakan tentang hubungan mereka dengan anaknya. Mereka sebelumnya tidak pernah bertemu. Ini adalah kali pertama Erebus bertemu dengan orang tua Hemera sebagai seorang kekasih.  Rumah Hemera berada di surga bagian ke tiga. Ia singgah di pasar buah dulu, untuk membawakan buah tangan untuk kedua orang tua Hemera. Ia sampai disana, tapi tak ada orang. Mereka semua ternyata berada di tempat latihan. Tour Hemera mengelilingi wilayah surga sudah selesai. Jadi mereka sudah bisa bertemu. Erebus tidak pergi dengan siapapun. Ia seorang diri datang kesana. Ia tidak merasa kecil hati. Dari awal dia sudah tahu bahwa keluarga Hemera bisa dijadikannya keluarga. Ia berjalan menuju tempat latihan. Ia tahu persis dimana mereka berlatih. Tempat mereka berlatih adalah tempat opera dilaksanakan. Erebus sudah pernah ke sana. Ia sampai di tenda pertunjukkan dan melihat mereka sedang berlatih. Ada banyak orang disana. Saat Erebus masuk, mereka yang sedang berlatih menjadi tidak berkonsentrasi. Mereka melihat Erebus dengan tajam dan menahan diri untuk menghampirinya.  Erebus melihat Dewa Olimpus. Ia berjalan ke arahnya dan menyapanya. Olimpus langsung tahu maksud dari kedatangan Erebus. Ia menyuruhnya untuk mengamati latihan mereka sebelum membawanya pergi ke rumah mereka. Erebus memperhatikan orang-orang yang menatapnya tajam. Olimpus langsung meluruskan keadaan. Ia berteriak kepada mereka agar tidak memperdulikan keberadaan Erebus yang duduk disana. Seorang pelantung opera yang sedang berlatih, berdiri di depan panggung. Ia memakai baju panjang yang tipis hyang dengan mudah diterpa angin. Ia bernyanyi untuk menghibur penonton yang melihat mereka berlatih. Thalassa, ibu Hemera melihat Erebus dan duduk disebelahnya.  “Hi nak ku! Kau sangat tampan!” Kata Thalassa. Erebus tersenyum. Lalu ia menyuruh Erebus untuk mendengar lagu baru mereka yang akan dinyanyikan oleh salah satu murid yang ingin belajar. Ia yang berada di depan mereka mulai bernyanyi. Erebus menutup mata untuk merasakan kenikmatan suaranya. Mereka berdua mengagumi suara murid yang baru belajar itu. Setelah selesai bernyanyi, mereka bertepuk tangan.  “Sebentar lagi mereka akan selesai!” Kata Thalassa berbisik kepada Erebus. Wajah Thalassa begitu berseri-seri mengatakannya. Ia tampak senang berada di dekat Erebus. “Bagaimana keadaan teater?” Tanya Thalassa.  “Semua baik-baik saja nyonya Thalassa!”  “Baguslah.”  Olimpus memanggil Erebus dan Thalassa pun mengajaknya pergi. Mereka akan pergi ke rumah Olimpus. Erebus tak lupa membawa buah yang diletakkan di lantai. Ia mengambilnya dan pergi bersama Thalassa. Thalassa berjalan bersama Hemera dengan wajah yang berseri-seri.  “Tubuhnya sangat kekar, tinggi, tampan, sopan dan juga pintar. Kau tidak salah pilih Mera! Ayahmu dulu seperti itu. Sekarang saja ia seperti buntalan kapas!” Kata Thalassa kepada putrinya. “Ibu!” Kata Hemera dengan malu-malu. Erebus berjalan bersama Olimpus di depan mereka. Ia berbicara dengan Erebus saat berjalan.  “Apakah kau ada rencana untuk melangsungkan pernikahannya secepat mungkin?” Tanya Olimpus.  “Tentu!” “Kau sudah siap melakukan pernikahan secepatnya?” Tanya Olimpus. “Ya, aku siap!” Kata Erebus dengan yakin. Olimpus tertawa senang karena jawaban dari Erebus. Mereka sampai di rumah, dan Erebus memberikan buah-buahan yang dibelinya kepada mereka. Mereka duduk di meja makan dan saling menatap. Erebus tersenyum dan tampak malu-malu karena Olimpus dan Thalassa menatapnya terus menerus. “Ternyata begini rasanya memiliki menantu!” Kata Thalassa. “Saya dan Hemera merasa hubungan kami sudah lebih baik. Apakah kami bisa melanjutkannya ke pernikahan?” Tanya Erebus kepada mereka berdua. Olimpus tertawa senang dan Thalassa tak menahan rasa geramnya dan berteriak kecil. “Kami merestui kalian!” Kata Thalassa. “Ya, aku tentu merestui kalian!” Kata Olimpus.  Thalassa menceritakan apa yang harus mereka lakukan setelah pernikahan. Mereka harus melakukan beberapa ritual di gunung surga agar perkawinan mereka bisa dianggap sah. Mereka akan memakai baju terbaik di surga yang akan dibuat oleh Alastor. Ia adalah pembuat baju terindah di surga. Mereka harus menemui Alastor dan membujuknya untuk membuatkan baju untuk pernikahan mereka. Sebelum melakukan pernikahan, semua penghuni surga harus tahu tentang acara tersebut. Semua orang harus diundang tanpa terkecuali. Semua harus senang saat pesta tersebut terjadi.  Thalassa memberikan mereka dua cincin. Ada sepasang cincin yang telah diberkati oleh Amfilogiai. Dia adalah dewa berkat yang memberkati siapapun yang akan melakukan pernikahan, agar pernikahannya lancar. Ia memiliki wewenang untuk melindungi seseorang dari perselisihan, perdebatan dan pertikaian. Setiap cincin yang dipakai, akan mengikat dua orang menjadi satu dalam arti, membuat mereka akan saling mencintai tanpa terpaksa.  “Dengan cincin ini, kalian tidak akan terpisahkan selama-lamanya!” Kata Thalassa.  Erebus dan Hemera hanya menatap Thalassa. “Ambil!” Kata Thalassa yang mendesak mereka.  Erebus dengan ragu mengambil cincin tersebut. Ia sedikit tidak percaya dengan apa yang diberikan oleh Thalassa. “Apakah kami harus memakainya sekarang?” Tanya Erebus. “Ya! Kalian akan menikah bukan?” Tanya Thalassa. Olimpus melihat istrinya. “Bukankah terlalu cepat mengabadikan cinta mereka?” Katanya kepada Thalassa. “Tidak… ini waktu yang tepat. Kita bisa menyaksikan mula keabadian cinta mereka!” Jawabnya. “Aku rasa kau berlebihan, Thalassa!” Kata Olimpus. “Baiklah kalau begitu. Kalian saja yang memutuskannya!” Kata Thalassa. Mereka mengobrol dengan sangat baik. Doris dan keluarganya datang, karena tahu Erebus yang akan menjadi menantu Dewa Olimpus. Ia datang membawa beberapa buah dan duduk bersama mereka. Doris memainkan matanya kepada Hemera.  Nyx, ibu dari Doris menyapa mereka semua. Ia tampak heboh menyambut Erebus. “Wow, dia tampak sangat tampan dan kekar! Kalian pasangan serasi!” Kata Nyx dengan kuat dan menjerit di kalimat terakhirnya. Doris memeluk ibunya dan mengantarnya untuk duduk. “Ibu, jangan permalukan keluarga ini!” Kata Doris. “Dia sangat tampan. Andai Doris memiliki seseorang seperti dia!” Kata Nyx lagi. “Aku tidak setuju jika calon menantu kita adalah penguji s*****a!” Kata Khaos langsung. “Ayolah ayah, jangan membeda-bedakan orang seperti itu!” Jawab Nyx langsung. “Kita lihat saja nanti. Ayo dimakan buah-buahannya!” Kata Thalassa. Nyx melihat cincin yang dipegang oleh Erebus. “Apakah itu cincin Amfilogiai?” Tanya ibu Doris. “Ya,” jawab Thalassa. “Ini sangat hebat. Tapi, kau harus tahu akibat jika ada sesuatu yang terjadi dengan pernikahan mereka nantinya!” Kata Nxy. “Kau tidak perlu khawatirkan itu. Cinta mereka sudah pasti abadi!” Kata Thalassa. “Lebih bagus mereka bertanya dulu pada Amfilogiai, apakah mereka berhak mendapat berkatnya atau tidak!” Kata Nxy lagi. “Amfilogiai sudah tahu bahwa itu untuk Hemera. Dia tidak sembarang memberikan cincin. Ketika aku meminta itu untuk Hemera, ia langsung menyetujuinya. Aku rasa itu tidak perlu?” Jawab Thalassa. “Apalah salahnya jika memastikannya lagi. Tapi, jika memang itulah kebenarannya, itu adalah keputusanmu!” Kata Nxy. Khaos berkata, “Sudahlah… biarkan mereka yang memutuskannya. Kami merestui kalian menjadi sepasang kekasih!” “Tunggu dulu, tidak hanya kekasih. Mereka akan menikah!” Kata Dewa Olimpus. Khaos dan Nxy terkejut. “Apa???”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN