Bagian 97 - Babak dua : Amfiaraus vs Erebus

1038 Kata
Setelah beberapa waktu berlalu, pertandingan final babak kedua dimulai. Di babak ini, penguji s*****a yang akan bertarung adalah Erebus, Amfiaraus, Empusa dan Keuthonimos. Suasana wilayah surga bagian kelima, menjadi penuh. Sorak-sorai mereka bahkan terdengar sampai ke wilayah perbatasan surga bagian ke empat dan wilayah surga ke enam. Mereka tidak sabar melihat pertandingan dimulai. Sampai-sampai, kelompok-kelompok penggemar fanatik Erebus mendesak juri-juri penguji untuk segera melangsungkan pertandingan. Ketua juri, Matton memanggil Khaos sebagai pemilik alat musik untuk mengiringi pertandingan dengan musik mereka. Khaos awalnya menolak. Tapi, setelah dibujuk oleh Matton bahwa ini adalah kesempatannya untuk membuktikan bahwa ia masih bagian dari lomba s*****a. Khaos pun mau melakukannya. Tapi, dia tidak akan hadir disana. Ia hanya mengirimkan anak didiknya yang akan pergi kesana. Matton tidak mempermasalahkannya. Ia hanya ingin arena tersebut memiliki perbedaan dari yang lain.  Anak didik Khaos mulai datang ke arena membawa alat-alat musik mereka. Enam orang membawa terompet, dua orang membawa mellophone, dua orang membawa tenor Horn, dan tiga orang membawa tuba. Saat pertandingan akan dimulai, suara musik pengiring terdengar. Suara terompet yang menggelegar membuat penonton diam, mendengarkan alunan musik yang indah. Lalu para kontestan masuk ke arena sambil melambaikan tangan.    Aporia juga masuk dan memperkenalkan kepada mereka nama-nama peserta. Lalu batu lord of Sunlight mulai bekerja. Ia terbang ke atas lapangan pertandingan tanda dari berkatnya. Semua orang yang menyaksikan itu pun bertepuk tangan.    Kemudian Aporia mengumumkan siapa yang akan bertanding selanjutnya.  “Babak kedua dari final akan dibuka oleh pertandingan dari Amfiaraus melawan Erebus!” Teriak Aporia. Ia berhenti berbicara, menunggu sorakan penonton mereda.    Kemudian ia berbicara lagi. “Amfiaraus akan menggunakan s*****a Dragon Gloves. Sedangkan Erebus akan memakai s*****a Mace Blast Stick.”   Empusa dan Keuthonimos keluar arena. Batu Lord of Sunlight membuat pelindung yang melapisi arena. Pelindung yang dibuat begitu besar, lebih besar dibandingkan dengan yang sebelumnya.      Amfiaraus dan Empusa cukup dekat. Saat mereka akan berpisah untuk pergi ke masing-masing sisi arena pertandingan, Amfiaraus berkata, “Aku tidak akan memberikanmu kesempatan untuk menang!”    “Aku juga tidak akan mau melakukannya!” Kata Erebus.   Mereka di dua sisi arena sedang memakai s*****a mereka. Erebus menatap Amfiaraus dengan senyuman nakal. Ia mengangkat mace nya tinggi, lalu memukul tanah. Tanah menjalar membelah dia menyerang Amfiaraus. Amfiaraus bingung jadinya karena kecepatan serangan itu.   Ia mengatakan, “Angin!” lalu sarung tangannya mengeluarkan angin. Ia mengarahkan tangannya ke arah tanah, lalu tubuhnya mengangkat ke atas. Ia melakukan lompatan tinggi untuk menghindari serangan tanah Erebus.   “Cukup bagus!” Kata Erebus.   Lalu ia berlari dan melakukan ancang-ancang untuk dapat melompat tinggi dan memukul Amfiaraus yang sedang melompat.    Amfiaraus tiba-tiba melihat Erebus mengangkat gada-nya ke atas ingin memukul kepalanya. Amfiaraus langsung menghindar. Ia menyudutkan tubuhnya di kepala, lalu berputar seperti bor dan menyerongkan tubuhnya ke kiri. Amfiaraus pun terlepas dari pukulan Erebus. Erebus tidak jadi melakukan pukulan ke arah kepalanya.   “Lincah sekali!” Kata Erebus.   Lalu Amfiaraus berkata, “Itu skill ku bro!” dengan sangat bangga.     Amfiaraus berdiri diatas tanah dengan kedua kakinya, dan siap menyerang Erebus. Ia berkata, “Api!”. Senjatanya pun aktif dan ia menggunakan api tersebut untuk menyerang Erebus. Ia membuat api yang panjang ke arah Erebus. Erebus mundur, tapi api tersebut masih bisa lebih panjang lagi. Ia memukul tanah, lalu tanah yang dipukulnya naik ke atas. Ia memukul tanah tersebut ke arah api, agar tanah bisa memblok serangan ke arahnya. Tapi lemparan tanah yang dibuat Erebus tidak bertahan lama. Ketika tanah lemparannya jatuh, maka api itu menyerang Erebus lagi. Ia menahan api itu dengan Mace-nya dan dengan sengaja membuat Mace-nya menjadi panas hingga menjadi bara yang memerah. Sangat panas. Ia maju ke depan, melawan api, dengan mace yang masih menghalangi. Ia berlari cepat hingga lebih dekat dengan Amfiaraus. Lalu ia menyerangnya dengan pukulan gada. Api Amfiaraus berhenti. Ia harus menghindar dari pukulan tersebut. Panasnya Mace dari Erebus membuat Amfiaraus harus berhati-hati. Serangan pukulan dari Mace Erebus sangat kuat. Angin yang hanya melintas di bagian tubuh Amfiaraus saja, sudah memberikan dampak pukulan. Ditambah Mace-nya sudah menjadi bara api yang sangat panas.    “Air!” Ucap Amfiaraus. Lalu ia melawan serangan itu dengan air, dan Mace Erebus pun menjadi dingin. Ia mengarahkan airnya ke tubuh Erebus, tapi ia tidak bergerak sedikitpun. Mace yang berat dan kekuatan tubuh Erebus yang sangat kuat, membuat serangan Amfiaraus tidak bisa menolaknya. Erebus mengangkat tangannya ke atas, dengan cepat ia memukul ke arah Amfiaraus. Saat Amfiaraus melihat ke atas, Mace milik Erebus membesar.    Amfiaraus menolak dirinya ke belakang, dan serangan itu tidak mengenainya. Tapi, kekuatan pukulan Erebus yang menyerang tanah, membuat tanah bergelombang dan mencampakkannya ke belakang. Amfiaraus terlempar ke dinding pertandingan. Dinding itu sudah dilapisi oleh pelindung batu Lord of Sunlight, jadi dindingnya lebih keras. Amfiaraus yang terlempar tidak membuat dinding tersebut pecah karena pelindung dari batu.   Ia jatuh ke tanah dan sulit untuk bangun. “Aku tidak tahu, jika aku mengenai serangan pukulannya!” Kata Amfiaraus yang mencoba berdiri. Amfiaraus membuat serangan yang sama dengan pertandingan sebelumnya. Ia membuat angin p****g beliung yang besar hingga mencapai langit-langit pelindung arena. Lalu ia menembakkan listrik ke dalamnya dan mencampurnya dan air. Amfiaraus mengarahkan angin p****g beliung tersebut ke arah Erebus.  Erebus merasa tersudutkan karena ia tidak tahu harus kemana berlari. Ia memukul tanah dengan kuat lalu tanah terbelah. Serangan angin p****g beliung tersebut tersangkut di tanah yang tidak rata dan membuat arah serangannya angin itu berubah. Amfiaraus menembakkan angin lagi, agar putaran angin semakin cepat dan lebih kuat lagi. Erebus memukul tanah hingga tanah terbelah. Lalu ia masuk ke dalam saat putaran angin itu berjalan ke arahnya. Ia bersembunyi di sana hingga putaran angin menghilang.  Amfiaraus merasa kesal karena serangan terkuatnya tidak bisa menyerang Erebus. Ia kemudian menembakkan air ke dalam lubang yang dimasuki Erebus. Tembakan Amfiaraus ternyata mempan. Erebus terjebak di dalam dan mencoba untuk keluar. Mace-nya menjadi sangat berat ketika didalam air. Ia lebih merasa kewalahan untuk membawanya. Ia mencoba memukul di dalam air, hingga terbentuk lubang besar lain di bawah kaki Amfiaraus. Amfiaraus masuk ke dalam dan terjebak. Air yang menjebak Erebus dialiri ke tempat lain dan ia dengan cepat keluar dari sana lalu memukul Amfiaraus dengan keras. Serangan Erebus mengenai Amfiaraus. Ia terpental ke atas dan terjatuh ke tanah. Amfiaraus tertawa karena merasa dibodohi. Ia tertawa sambil berbaring. Ia butuh waktu untuk bangun dan menyerang lagi.     
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN