Bagian 83 - Latihan s*****a Mace

1102 Kata
Kerberos tampak kesal karena Bia memilih Erebus. Sejak saat pengumuman tersebut, ia tidak banyak berbicara. Ia sangat sensitif melakukan tugasnya di teater. Apalagi sewaktu melatih murid-muridnya. Ia tidak bisa konsentrasi karena Bia memilih langsung Erebus. Ia kepikiran karena sebenarnya ia sangat ingin menjadi penguji s*****a Mace milik Bia.  Ia lebih kesal kepada Erebus dibandingkan Bia. Ia tidak tahu mengapa itu terjadi padanya. Biasanya ia tidak begitu peduli dengan apa yang dilakukan oleh Bia sebelumnya. Tapi, lama-lama, ia menjadi sangat kesal karena tindakan Erebus entah apapun itu. Saat sedang mengajar murid-muridnya, Kerberos melihat Erebus datang dan menyapanya. Tapi, ia memalingkan wajahnya.  Hekate, sepupu Kerberos bingung mengapa dia bersikap kekanak-kanakan seperti itu. Hekate pun mendekatinya. “Kau kenapa? Dia menyapamu, tapi kau berwajah sinis!” Kata Hekate.  Kerberos semakin cemberut. Hekate tak pernah melihatnya seperti itu.  “Apakah kau tidak menyukai Erebus?” Tanya Hekate.  “Aku tak tahu, tapi sepertinya aku ingin membinasakannya dari surga ini!” “Itu sikap yang tidak baik!” Kata Hekate. “Aku sangat marah kepadanya!” “Apa yang membuatmu marah?”  “Kau tahu Mace milik Bia bukan? Aku sudah memohon untuk bisa menggunakannya kepada Bia, tapi malah dia yang mendapatkannya.” Kata Kerberos kesal. Hekate diam saja. Ia juga tahu bahwa Kerberos tidak bisa menggunakannya secara maksimal dibandingkan dengan Hekate. Ia diam saja, dan tidak melanjutkannya lagi.  Lalu dari belakang mereka ada seorang pria pembuat s*****a menyapa mereka. Ia adalah Asopus pembuat s*****a tongkat. “Hi… Apakah aku Kerberos!” Kata Asopus. “Ya? Asopus?” Kata Kerberos bingung. Hekate ikut berbalik melihat Asopus.  “Aku ingin Kerberos yang menjadi penguji s*****a ku! Apakah Kerberos bersedia?” “s*****a tongkat?” Tanya Kerberos.  “Ya, benar!” “Apakah itu bisa melawan Mace milik Bia?” Tanya Kerberos lagi. “Aku tidak tahu apakah itu bisa mengimbangi mace yang sangat keras milik Bia!” Kata Asopus ragu-ragu. “Aku tidak ingin ada keraguan. Aku rasa aku tidak pantas untuk s*****a itu!” Kata Kerberos menolaknya.  Hekate langsung memperbaiki suasana disana.  “Tunggu!” Kata Hekate saat Asopus akan pergi.  Hekate melihat Kerberos. “Kau ingat bukan, apa tugas dari penguji s*****a?” “Ya menguji s*****a!” Kata Kerberos cepat. “Benarkah? Sikapmu ini apakah menunjukkan bahwa kau sebagai penguji yang baik?” Kata Hekate. “Apa yang salah?” “Kau memilih s*****a yang akan kau uji. Seharusnya, sebagai penguji s*****a kau tidak memilih-milih s*****a yang kau pakai. Menilai s*****a hanya untuk para juri s*****a! Kau harus menerima permintaan dari Asopus ini!” Kata Hekata. Kerberos membenarkan apa yang dikatakan Hekate dan ia menerima permintaan Asopus. “Maafkan saya! Tadi itu hanya emosi yang tidak bisa saya kontrol!” Kata Kerberos kepada Asopus. *** Erebus sudah berjanji bahwa ia akan menyisihkan waktunya untuk berlatih s*****a Mace dengan Bia. Erebus menentukan tempatnya di surga bagian ke dua di gedung teater.  Erebus yang membawa s*****a Mace tersebut dan menunggunya di lapangan tempatnya mengajar. Ia sengaja mengosongkan tempatnya mengajar karena akan latihan dengan Bia. Bia datang bersama Kokytos. Entah kenapa Kokytos ingin tahu cara bertarung Erebus menggunakan s*****a itu.  Bia masuk ke ruangan latihan milih Erebus. Erebus sudah ada di sana dengan gada milik Bia berada di depannya. “Aku sudah menyiapkannya! Kita bisa mulai!” Kata Erebus kepada Bia yang mendekatinya. Kokytos duduk di kursi di sekeliling arena pertandingan.  “Keahlian mu sangat bergantung pada hebatnya s*****a ini. Aku ingin kau mengayunkan dengan tangan kananmu secara melingkar. Apakah kau bisa mengayunkannya dengan mudah?” Tanya Bia.  “Aku akan coba. Memang s*****a ini sangat berat.” Kata Erebus. Erebus mulai memegang s*****a Mace-nya dengan tangan kanan. Ia mencoba menggayunkannya tiga ratus delapan puluh derajat. Awalnya ia tidak bisa, lalu Erebus menggunakan seluruh kekuatannya hingga mengerang. Ia pun bisa menggunakannya. Bia terkejut dengan kekuatan Erebus tersebut.  “Aku tidak salah pilih!” Kata Bia. Ia kemudian mengajarkan hal lain yang perlu dilakukan saat menggunakan s*****a tersebut. “s*****a ini tidak bisa menyerang dengan jarak jauh. Ia hanya bisa digunakan menggunakan jarak dekat. Pukulan dengan kekuatan penuh bisa memberikan dampak pada tanah hingga membuat tanah terbelah. Jika kau menggunakannya disaat yang tepat, kau bisa membuat tanah terbelah.”  “Aku cukup mengerti tentang itu. Tapi, memang kekuatan untuk memukul masih belum bisa dikontrol. Aku tidak bisa menebak kapan pukulan yang dibuat oleh Mace pada posisi yang paling keras.” Kata Kokytos.  “Memang kekuatan kaki dan d**a mu untuk mengontrol s*****a ini paling penting. Kau bisa memainkan mace ini dengan mengecoh musuh. Taruh Mace ini di pundakmu, lalu ayunkan dengan tanganmu, lepaskan dan tangkap dengan tangan kiri. Untuk upaya pengoperannya, lakukan di leher.” Kata Bia. “Oke, aku akan mencobanya!” Kata Erebus. Ia menumpuhkan mace nya di pundak seperti orang yang membawa cangkul. Ia memegang gagang gada dengan kedua tangan, mengayunkannya ke belakang dan mengopernya ke kanan dan ke kiri. Lalu ia memutarnya melingkari tubuh. Ia menggunakan skill-nya dengan sangat baik. Bia mulai penasaran sewaktu Mace miliknya digunakan untuk melakukan pukulan ke tanah dengan sekuat tenaga. Ia ingin melihat bagaimana Erebus menggunakan mace nya mengeluarkan double kekuatan dalam pukulan ke tanah.  Erebus mengangkat mace tersebut dengan dua tangan ke atas kepalanya. Ia menarik tubuhnya ke belakang, mengayunkan gada tersebut dengan kuat dan memukulkannya ke tanah. Saat ia memukulnya ke tanah, daerah di sekitarnya langsung bergetar. Tapi, itu masih awal dari kekuatan mace tersebut.  “Coba lebih kuat lagi!” Kata Erebus.  Erebus mencoba lagi, tapi masih tetap sama. “Aku pernah melakukan double strong dengan menggunakan mace ini!” Kata Erebus. “Rasakan mace tersebut bergerak di tubuhmu! Saat double kekuatan muncul, mace itu akan membesar saat pukulan sampai ke tanah, tapi akan berbalik seperti semula saat diangkat!” Kata Bia. Erebus menarik napas dan mencoba memukul ke tanah lagi. Tapi, masih sama saja.  Kokytos menghampiri mereka berdua.  “Cara ia memegang mace ada yang salah. Ia terlalu kuat memegang gagangnya. Saat gagang menyentuh tanah, kau harus merenggangkan tanganmu. Bukan berarti melepaskan genggamannya ya!” Kata Kokytos. Erebus pun mulai mempraktekkannya. Ia mengikuti saran dari Kokytos untuk mengatur kekuatan tangannya menggenggam gagang Mace. Ia mulai lebih agresif. Ia melompat lalu mengangkat tangannya ke atas kepala dan menghantamnya ke tanah. Muncul dari sekeliling kepala gada itu kilatan-kilatan putih yang bersinar terang. Saat kepala mace menyentuh tanah, suara retakan terdengar, dan tanah terbelah dua. “Kau bisa mengembalikan tanah yang terbelah ini ke semula. Pukul bagian sisi-sisi yang terbelah dan tanah pun akan tertutup!” Kata Bia. Erebus pun melakukannya, dan memang benar, seperti kata Bia, tanah kembali tertutup. “Ini bisa jadi perangkap untuk musuh. Masukkan dia !” Kata Bia lagi memberikan taktik yang bisa dilakukan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN