Bagian 82 - Pengumuman dari Ketua Juri, Matton

1096 Kata
Matton berdiri di hadapan seluruh rakyat surga. Mereka berkumpul di hadapan kaki gunung Surga yang berdekatan dengan letak gunung s*****a. Gunung-gunung ini berada di wilayah surga bagian kedelapan. Bagian terujung dari Surga. Semua rakyat datang kesana untuk mendengarkan pengumuman nama-nama pembuat s*****a yang masuk dalam delapan besar s*****a terbaik. Para pembuat s*****a berada di bagian depan kerumunan tersebut sebagai pembeda peserta dan juga pengamat. Matton memakai baju kebesaran juri s*****a. Draperi dan tunika yang indah berwarna putih dan pinggiran berwarna emas. Perhiasan emas dan batu-batu permata berhamburan di tangan dan lehernya. Saat membacakan pengumuman itu, Matton memakai mahkota durinya. Hanya dia yang memiliki mahkota itu dan tidak ada yang boleh memakainya selain ketua dari para juri. Mahkota itu menandakan bahwa dia memiliki wewenang terhadap para juri lainnya. Ia memakai sepatu bertali berwarna coklat yang mengikat kakinya hingga perbatasan lutut. Ia berdehem dan menarik napas panjang-panjang. Semua penduduk diam hening dan menatap Matton serius. “Baiklah, seperti yang kalian tahu bahwa seperti kita yang telah hidup di generasi ke - 72675893987784776529200827654…” Proioxis berteriak dan mengangkat tangannya. “Jika kau sebutkan seluruh angkanya, maka kedatangan kami kesini sia-sia!” Kata Proioxis. Memang jika semua disebutkan, maka mereka akan menunggu lama sekali. “Matton menundukkan kepalanya dan meminta maaf. Ia melanjutkan lagi. “Dan karena ini adalah pertandingan yang ke-8876328927346784263899373274646…” Soter yang kali ini tunjuk tangan. “Bisa di skip? Keburu ganti generasi jika kau sebutkan semuanya!!” Kata Soter dengan penuh tekanan kekesalan.  “Maaf.. pidato kali ini ditulis oleh asisten saya, Aporia. Sepertinya dia terlalu bersemangat dengan selesainya penjurian.” Kata Matton ketawa-ketiwi. Tapi tak ada satupun yang disana yang mengerti dengan leluconnya.  “Kita lanjut lagi. Bahwa sesuai dengan keputusan juri tentang berlangsungnya lomba s*****a se-wilayah Surga, kami sebagai juri dari para pembuat s*****a, merasa bangga dengan karya-karya yang telah kalian kirimkan kepada kami. Kadang kami berkomentar dengan kejam, tapi percayalah bahwa itu adalah bentuk dari kasih kami kepada kalian. s*****a-s*****a unik sudah mulai berkembang. s*****a-s*****a tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja. Ada banyak s*****a yang sangat kecil dan tak kasat mata tetapi dengan kekuatan yang besar. Masalah dari s*****a-s*****a ini adalah kekuatannya yang tidak seimbang. Kami sebagai juri masih menunggu kalian menyempurnakan s*****a-s*****a hebat itu. Akhirnya kami sampai kepada pemilihan panjang dari miliaran s*****a yang dikirimkan kepada kami. Kami cukup terkejut dengan s*****a-s*****a ini. Ada delapan nama yang akhirnya kami putuskan bisa masuk ke dalam babak final ini. Nama-nama tersebut adalah Bia dengan senjatanya yang bernama Mace Blast Stick.” Lalu semua yang hadir bertepuk tangan. Setiap satu nama diucapkan, maka mereka akan bertepuk tangan sebagai cara menunjukkan kebanggaan. Matton kemudian menyuruhnya untuk menuju ke atas panggung untuk berdiri menunjukkan wajahnya kepada seluruh rakyat surga. Lalu Matton memulai dengan menyebutkan nama yang kedua setelah Bia berdiri di sampingnya.  “Finalis pembuat s*****a kedua yang masuk ke dalam final adalah Akhelous!” Kata Matton. Akhelous pun naik ke atas panggung.  “Senjatanya adalah Jr. Nuclear Weapons.” Kata Matton lagi yang menyelesaikan kalimatnya. Tepuk tangan kemudian terdengar lagi. “Finalis ketiga yang terpilih adalah Akis.” Tepuk tangan lagi. Akis berdiri di depan. Matton merasa kesal sendiri dengan suara tepuk tangan dari mereka.  “Baiklah, kalian selalu tepuk tangan saat aku belum menyelesaikan kalimatku. Bisakah kalian bertepuk tangan saat aku selesai membacakan seluruh finalis?” Kata Matton dengan geram. Semua menjadi hening dan diam, karena melihat Matton marah kepada mereka.  “Tadi finalis yang ketiga adalah Akis dengan s*****a bernama, Dust Gun.” Matton berhenti dan melihat ke arah penduduk yang ingin tepuk tangan. Karena melihat Matton menatap mereka, dan mereka tidak jadi bertepuk tangan. “Saya akan selesaikan kalimatnya dulu lalu kalian bertepuk tangan. Silahkan Akis untuk maju” Panggil Matton. “Baiklah, yang keempat adalah Akheron dengan s*****a yang bernama Dragon Gloves. Finalis yang kelima adalah Alfeus dengan nama s*****a Pedang Dewa. Finalis keenam, Asopus. Dengan s*****a Tongkat. Ini nama teraneh dari sebuah s*****a bagiku. Tapi tidak apa-apa. Semua tertutupi karena kehebatan s*****a itu. Lalu yang ketujuh adalah Kladeus! Kalian yang namanya disebutkan, bisa naik langsung!” Kata Matton yang dari tadi tidak ada yang naik ke panggung. “Lalu yang kedelapan dan yang terakhir adalah adalah Eurotas dengan nama s*****a Magnet.” Matton selesai membacakan seluruh penguji s*****a yang dipilih masuk ke babak final. Ia tersenyum lalu mengerutkan jidatnya. Senyumannya pun turun dari wajahnya.  “Tidak ada tepuk tangan?” Tanya Matton.  Seorang penghuni rakyat surga tunjuk tangan. “Ya?” “Sudah selesaikah bicaranya?” Katanya. “Sudah!” Kata Matton kesal. Semua pun bertepuk tangan dengan keras. Mereka sangat gembira karena telah mendengar hasil dari delapan penguji s*****a. Mereka akhirnya sebentar lagi akan menyaksikan pertandingan yang mendebarkan.  “Baiklah… kenalkan seluruh dari semua penempa s*****a yang terpilih!” Kata Matton. Ia mengharapkan ada tepuk tangan, tapi tidak ada yang melakukannya. Ia menatap mereka, tapi tak ada satupun yang mengerti.  “Halo? Tidak ada tepuk tangan?” Seseorang tunjuk tangan lagi.  Matton tahu apa yang akan ditanyakan nya. “Sudah.. sudah… kalian bisa tepuk tangan sekarang!” Kata Matton yang mempermalukan dirinya sendiri. Mereka pun bertepuk tangan.  “Maka proses latihan antara penguji s*****a dan pembuat s*****a telah dimulai. Maka kami menyampaikan bahwa, telah dibukanya lomba buat s*****a ke- 900282827654674293762632.. sebentar, aku akan sebutkan tiga angka di belakangnya, karena kalian tampak sudah sangat tidak nyaman. Dengan angka ke belakang - 3456 TELAH DIBUKA!” Teriak Matton.  Semua bertepuk tangan. Acara pun selesai. Matton menyambut finalis-finalis tersebut. Ia menyelam mereka satu persatu dengan ramah sambil menanyakan kabar mereka.  “Perkenalkan para pembuat s*****a kita!” Teriak Matton lagi setelah selesai menyalam mereka dan turun dari panggung.  Banyak sekali yang menyalam Bia dan mengucapkan selamat kepadanya. Kokytos dan Hebe berteriak keras dari jauh dan berlari ke atas panggung. Ia memeluk Bia hingga terjatuh ke tanah. Setelah mereka berdiri, Hebe pun memeluk Bia.  “Kau hebat!” Kata Bia.  Bia dengan mata berair berkata, “Kita yang hebat. Itu s*****a kita tiga!” Kata Bia.  “Tapi, kau yang merancangnya!” Kata Hebe lagi. “Hebe! Diamlah, apa yang dikatakannya sudah benar!” Kata Kokytos dengan imut. Mereka semua tertawa dengan keras di tengah-tengah kerumunan yang ingin berkenalan dengan Bia. Beberapa penduduk mulai bepergian. Bia jadi mudah untuk menemukan Erebus. Bia berkata bahwa ia ingin agar Erebus yang memakai senjatanya dan ia ingin mengatur waktu untuk waktu latihannya. Erebus dengan senang mengenal dan menyisihkan waktunya untuk berlatih menggunakan s*****a itu.  Disisi lain, Kerberos melihat hal tersebut. Ia bukan hanya melihat, melainkan juga mendengar apa yang mereka bicarakan. Ia sangat sakit hati karena Mace milik Bia dipilih langsung oleh penciptanya agar Erebus yang menggunakannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN