Bagian 8 - Amfiaraus yang Lincah

1207 Kata
Penguji s*****a adalah para satria yang menguji s*****a buatan dari seluruh penjuru surga. Mereka yang akan memakai s*****a buatan tersebut di dalam pertarungan dan s*****a terbaik akan ditempatkan di surga bagian ke delapan di gunung s*****a. Ada delapan penguji s*****a utama yang akan menguji s*****a di tahap akhir. s*****a yang dikirimkan sangatlah banyak. s*****a-s*****a itu adakan melalui tahap seleksi oleh ratusan juri yang berpengalaman. Mereka hanya meninjau bahan dan kualitas dari s*****a yang masuk dalam lomba. s*****a-s*****a yang telah di cek oleh juri s*****a, akan dicoba oleh penguji s*****a dari level terdasar sampai pada akhirnya masuk ke tahap final. Saat s*****a sudah masuk dalam delapan besar, maka penguji s*****a akan dilakukan oleh kelompok elit. Kelompok elit ini terdiri dari Amfiaraus, Askalafos, Empusa, Erebus, Hekate, Kerberos, Keuthonimos dan Kharon. Mereka adalah delapan penguji s*****a terkuat dan terbaik yang akan memakai s*****a paling hebat yang pernah dibuat dan sudah terjamin oleh para juri. Di dalam pertandingan, s*****a yang bisa bertahan, s*****a itulah yang akan menang dan disimpan di gunung s*****a yang bertempat di surga bagian ke delapan di sebelah gunung Surga tempat pencatatan umur rakyat. Di bagian surga kedua, sangatlah ribut. Di bagian surga ini ada banyak sekali satria-satria yang membaktikan dirinya sebagai penguji s*****a. Mereka bekerja sebagai penguji s*****a tahap dasar sebelum terpilihnya delapan s*****a terbaik. Mereka bekerja sepanjang hari untuk menguji s*****a yang dikirimkan kepada para juri. Penguji-penguji ini tidak hanya asal menguji. Mereka dilatih oleh delapan penguji terbaik tadi. Penguji s*****a memiliki kekuatan dasar yang berbeda-beda. Penguji s*****a akan melatih dasar-dasar kekuatan mereka kepada penghuni surga yang bertugas untuk menguji s*****a dasar.  Sebuah teater besar berada di tengah kota surga bagian ke dua. Teater tersebut sangat ribut sepanjang hari. Tidak ada kenal lelah di surga bagian ke dua ini. Kebanyakan yang tinggal disini adalah pria lajang. Mereka memperebutkan posisi untuk menjadi penguji s*****a elit. Yang ingin menjadi penguji s*****a akan datang ke surga bagian ke delapan untuk berlatih dan meningkatkan skill mereka sesuai dengan pilihan mereka ingin belajar kepada penguji s*****a yang mereka pilih.  Jika mereka ingin berlatih untuk menjadi lincah, mereka akan belajar dari penguji s*****a yang bernama Amfiaraus. Jika ingin belajar memiliki emosi yang tinggi yang menambah kecepatan dan kekuatan, mereka akan belajar kepada Askalafos. Untuk belajar kekuatan menghilang, Empusa siap mengajarkan hal itu untuk mereka. Seperti Erebus, ia memiliki keahlian yang menonjol di bidang tenaga yang besar. Ia bisa mengangkat apapun melebihi semua yang ada di bagian surga manapun. Tidak ada yang bisa mengalahkannya dalam hal ini.  Penguji s*****a lain juga memiliki kekuatan yang menonjol. Seperti Hekate, ia menonjol di bagian kecepatan. Ia sangat cepat saat memakai s*****a dan juga cara movement yang melebihi semua yang ada di seluruh penghuni surga. Ada juga penguji s*****a lain bernama Kerberos yang sangat ahli dalam hal bela diri. Ia sering mendapatkan s*****a berupa katar, tonfa, sabit, kunai dan nunchaku. Mereka yang ingin berlatih bela diri, bisa mendatangi kelas Kerberos.  Ada juga penguji s*****a yang bernama Keuthonimos. Ia ahli dalam bidang defence. Ia dapat membuat stun pada serangan lawan dengan mudah. Ia juga tahan terhadap serangan yang keras bahkan jika dilontarkan berkali-kali. Tapi, ia tidak menyukai s*****a yang berat. Pada akhirnya kebanyakan s*****a yang diujinya-lah yang hancur duluan dibandingkan ketahanan dirinya.  Penguji s*****a terakhir adalah Kharon. Yang paling terkenal dengan Kharon adalah lompatannya yang tinggi. Ia bisa menghindari serangan s*****a dengan mudah hanya dengan melompat. Ia tidak mudah dikalahkan sehingga senjatanya dapat awet. Tapi, kebanyakan s*****a yang dipakainya menjadi sulit dikalahkan bukan karena kekuatan s*****a, melainkan karena kehebatannya dalam bertarung. Ketika lawan melumpuhkan Kharon, maka senjatanya dalam hitungan menit akan cepat rusak. Ia juga disarankan untuk memakai s*****a berat, tetapi ia tidak mau memakainya dengan alasan tidak dapat melompat dengan mudah.  Penguji s*****a sedang mengajar di theater khusus murid penguji. Mereka mengasah kemampuan bertarung mereka yang diarahkan oleh kedelapan penguji s*****a. Amfiaraus sedang sibuk dalam mengurus penghuni pria yang ingin belajar kelincahan dengannya. Mereka melakukan step awal yang mudah dengan menggerakkan kaki melompat kecil setiap harinya hingga tidak menimbulkan rasa sakit. Mereka akan melakukannya tanpa henti hingga Amfiaraus akan memilih seseorang yang bisa masuk ke tahap selanjutnya. Saat kaki mereka sudah tahan dengan lompatan kecil, ia akan menyuruh penghuni Surga untuk menjatuhkan diri dari sebuah tempat yang tinggi, tetapi bisa berdiri dengan sempurna. Mereka akan dilatih dari ketinggian sekitar dua puluh meter, lalu secara bertahap akan dinaikkan hingga kesanggupan mereka.  Beberapa bagian dari kelompok tersebut terbagi-bagi sesuai dengan tingkat kelincahannya. Sebelum melakukan pertarungan yang sebenarnya, mereka akan dilatih sesuai tingkatnya. Seperti tingkat pertama adalah latihan lompat kaki. Tingkat kedua adalah menjatuhkan diri dari ketinggian, Dan tingkat yang ketiga adalah lari bolak balik di atas lava yang sedang menyala. Ketika ketika tingkat ini lulus, Amfiaraus akan menyuruh mereka menggunakan s*****a sebagai tahap terakhir latihan. Penggunaan s*****a akan membantunya untuk mengembangkan semua latihan sebelumnya dan menyatukannya dengan gerakan tubuh. Amfiaraus melihat seorang muridnya yang sudah berada di tahap awal. Ia berjalan di depannya untuk melihat sejauh mana pelatihan itu berhasil. Ia menyuruhnya berhenti dan mengambil salah satu s*****a untuk dipakai. Ia akan mencoba menggunakan s*****a setelah lulus dari latihan menjadi penguji s*****a. Ini adalah tahap terakhir sehingga ia bisa dilepas menjadi penguji s*****a dasar. Jika ia sudah lulus menjadi penguji s*****a dasar, ia akan ditempatkan bersama para juri langsung di ruangan pengecekan dan pengujian.  Nama murid yang menari perhatiannya adalah Ponos. Semua gerakannya tampak dari hati dan terlihat kesungguhan yang besar dalam dirinya.  “Kemarilah!” Ucap Amfiaraus kepadanya. Ponos mendatangi Amfiaraus dan memberi salam dengan menundukkan badan.  “Gerakan tubuhmu sudah sangat bagus. Dasar untuk kelincahan sudah bisa diasah ke tingkat selanjutnya. Kita akan coba tes kelincahan mu memakai senjata.” Ucap Amfiaraus. Ponos langsung panik karena ia tidak pernah memegang s*****a sebelumnya. Yang dia ketahui, pengujian diri biasanya diberitahu jauh hari. Tapi, kali ini ia harus melakukannya tanpa persiapan. Pengetahuannya tentang s*****a juga kurang. Ia belum pernah memegang s*****a pedang sama sekali.  Amfiaraus tahu itu. Tapi, ia tidak ingin melihat adanya kecemasan dalam memegang s*****a dan bertarung. “Sebagai penguji s*****a, hal yang paling utama yang harus diketahui adalah kelebihan dan kekurangan s*****a. Berupayalah untuk menghindari situasi yang bisa membuat serangan kita menjadi lemah karena adanya kekurangan pada s*****a kita. Misalnya seperti pedang ini,” Tunjuknya yang sedang mengambil pedang untuk dirinya dan juga Ponos. Ia merentangkan pedang tersebut dan mengajarkan hal yang perlu diketahuinya. “Kita butuh ayunan yang kuat dan tak kenal lelah. Semakin cepat pergerakan, maka semakin besar kemenangan. s*****a bukanlah anak tiri yang tiba-tiba ada. Meski bukan kita yang membuatnya, s*****a menyatu dengan darah si pemakai. Kau harus ingat itu!”  Ponos mengangguk. “Sekarang, aku akan bertanya padamu!” Kata Amfiaraus yang menyuruh Ponos untuk memegang s*****a miliknya.  “Beritahu aku apa kekurangan dari s*****a ini!” “Kekurangannya tidak protektif. Kita bisa diserang dari segala arah seperti panah, rudal, ataupun kunai. Membutuhkan kekuatan besar untuk mengayunkan pedang. Bertarung hanya dalam jarak dekat. Ketika s*****a lawan adalah s*****a pelempar dan bisa dipakai dari jarak jauh, maka pedang bisa jauh kalah dari s*****a lempar.” Ucap Ponos. “Tidak buruk! Bagaimana dengan kelebihannya?” “s*****a ini ringan untuk dibawa, tidak besar, dan juga tajam!” Jelas Ponos.  “Aku rasa kamu mengerti tentang itu!” Ucap Amfiaraus dengan bangga. “Kalau begitu kita bisa mencoba melakukannya!” Katanya lagi dan membuat kuda-kuda.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN