Bagian 7 - Hebe

1145 Kata
Bia dan Kokytos menuju kota. Tak banyak kata yang diucapkan oleh Kokytos. Ia lebih cenderung cemberut dibandingkan senang. Seharusnya ia senang karena telah mendapatkan kembali kekuatannya. Tapi justru sebaliknya, ia tidak menunjukkan kesenangan sama sekali. “Bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan bahan Wurtzite Boron Nitride -nya?” Tanya Bia. “Kita hanya perlu mengumpulkan bahan-bahannya saja. Bahan-bahan nya ada di rumahku! Tapi, jangan sampai ketemu dengan saudara-saudaraku yang lain!” Kata Kokytos. “Okay!” Kata Bia dengan bersemangat.  Mereka menuruni gunung dan melewati jalan yang sama. Mereka menyusuri hutan dan juga sungai kembar hingga sampai di kota. Kokytos menunjukkan arah ke rumahnya di balik sebuah toko yang besar. “Apakah ini toko kalian?” Tanya Bia yang melihat ada banyak bahan-bahan s*****a yang dijual. “Itu milik Akheron, saudara tertua kami!” Ucap Kokytos sambil masuk kedalam rumah. Bia melihat benda-benda yang dijual tapi tidak melihat Akheron saudara Kokytos. “Semua bahan yang dijual disini sangat langka!” Ucap Bia. “Masuklah! Sebelum kita bertemu dengannya!” Ajak Kokytos yang sudah lebih dulu masuk ke dalam dan memastikan Bia tidak lama berkeliaran disana. Setelah masuk ke ruangan tempat Kokytos tinggal, ia menuju meja besar dan juga lemari besar yang ada di dekat tempat tidurnya. Sambil mencari bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat Wurtzite Boron Nitride, Kokytos bertanya pada Bia. “Apakah bahan-bahan yang lain sudah terkumpul?” “Sudah! Hanya tinggal menentukan bahan apa yang ingin dipakai. Wurtzite Boron Nitride adalah bahan paling kuat yang bisa dilapisi ke Mace ku.” Kata Bia. “Tapi itu akan membuat Mace mu menjadi sangat berat!” “Palaemon dan Minos sudah memberitahukan kekurangan bahan ini. Tapi, aku ingin sesuatu yang kuat yang serangannya pasti dahsyat dalam satu kali serangan!”  “Masuk akal! Pemilihan penguji s*****a itu penting. Tak semua penguji s*****a akan mau memakai s*****a berat!” Ucap Kokytos. “Aku juga berpikir yang sama.” “Boleh aku liat rancangan senjatamu?” Tanya Kokytos. Bia memberikan kertas gambaran dari s*****a yang akan dibuatnya. “Ini rancangan yang hebat. Pemilihan bahan harus hati-hati. Kalau tidak bisa membahayakan si penguji!” Kata Kokytos lalu memberikan kertas itu kembali. Bia heran mengapa dia cepat sekali melihat kertas tersebut tetapi analisisnya sangat akurat. “Jika kau ada saran, aku juga ingin mendengarnya!”  Tangan Kokytos sedang sibuk menyelinap di antara laci-laci meja. Ia mengumpulkan bahan-bahan yang sudah di dapatnya di meja. Masih ada tiga bahan lagi yang perlu diambilnya untuk membuat Wurtzite Boron Nitride.  Ia berbicara sambil mencari. “Yang diperlukan disana adalah satu bahan yang bisa mengembang dan menjadi ringan, tapi bisa juga mengeras saat diperlukan. Jika itu ada, si penguji tidak akan terlalu lelah. Takutnya, s*****a itu memakan sebagian tenaganya dengan cepat yang membuat setengah pertandingan sudah hilang kekuatan. Sekuat apapun s*****a harus dibarengi dengan efisiensi penguji.” Ucap Kokytos. Bia mengangguk-anggukan kepalanya. Ia mengambil kertasnya dan melihat gambar dan bahan-bahan yang ditulisnya. Ia mencoba memeriksa bahan apa yang cocok dan dimana ditempatkan agar sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Kokytos. “Aku rasa tidak ada bahan seperti itu!” Kata Bia menyerah. “Memang tidak ada jika dicari mentahnya. Tapi, jika dibuat dan dicampur dengan bahan lain, bisa menjadikan bahan baru yang lebih kuat!” Ucap santai Kokytos. “Maksudmu apa?” “Mengolah! Mencampur bahan yang satu dengan bahan yang lain bisa menghasilkan bahan yang baru!”  “Aku belum pernah mendengar hal seperti itu!”  “Ini dia!” Kata Kokytos mengangkat barang terakhir yang diperlukan. Ia mengumpulkannya di tengah lalu menyusunnya ke dalam keranjang. “Kita memerlukan ruangan yang besar untuk meracik ini!” Ucap Kokytos. Ia mengangkat bahan-bahan itu lalu keluar dari ruangan. Sebelum ia seluruhnya keluar dari sana, kepalanya menyembul memastikan tak ada orang yang melihat dia sedang membawa bahan-bahan itu.  “Aman!” Katanya dan mereka keluar dengan cepat dari rumah. “Dimana kita akan racik ini?” Tanya Bia. “Aku memerlukan asisten!” Katanya sambil berjalan. “Aku bisa jadi asistenmu!” “Tidak… aku rasa kau tidak cocok untuk ini!” Ucap Kokytos sambil berjalan. Mereka pergi ke bagian kota dari surga. Mereka sedikit ke pinggir dengan penduduk yang cukup ramai. Di tempat itu mereka menemui seorang wanita cantik bernama Hebe. Bia melihat Kokytos. “Kau selalu berteman dengan wanita cantik!” Ucapnya saat mereka sedang berada di depan rumahnya dan akan masuk ke dalam. Kokytos menaikkan alis matanya kepada Bia. Hebe dengan baik hati menyambut mereka berdua. Bia melihat wanita tersebut dan mencoba mengingat apakah dia salah satu dari lima wanita yang bersama Kokytos menari. “Aku rasa kau penari itu!” Ucap Bia yang masih belum yakin. “Hi! Kita jumpa lagi! Aku Hebe!” Ucapnya memberikan salam kepada Bia. “Apa yang ingin tuanku lakukan?” Tanyanya pada Kokytos. “Aku ingin membuatkan Wurtzite Boron Nitride untuk dia! Aku ingin meminta bantuanmu!” “Tentu!” Kata Hebe lalu menunjuk sebuah ruangan tempat mereka berdua akan melakukannya. Ia memperlihatkan sebuah ruangan dengan batu-batu yang tersusun dan juga wadah yang terbuat dari batu tempat memasak. Ada kayu bakar yang banyak di setiap sudut ruangan dan oven yang terbuat dari batu.  Kokytos meletakkan keranjang bawaannya di meja batu di tengah ruangan lalu menyusun satu persatu bahan yang telah dikumpulkannya.  “Aku pikir kau tinggal mengeluarkan bahan itu dari tanganmu!” Ucap Bia menyerocos. “Tentu tidak! Aku memerlukan bantuan api!” Jawabnya. Hebe dengan sigap menyiapkan api pembakaran dan menaruh wajan besar di atasnya. Asap mulai membumbung tinggi ke atas hingga memenuhi ruangan. Asap tersebut memang sengaja tidak dibuat keluar karena bisa mengambil perhatian yang lain. Mereka harus bertahan hidup di antara asap yang mengepul di seluruh ruangan.  “Belerang, Silikon, karbon, nitrogen, perangkap cahaya dan juga suhu panas.” Ucap Kokytos saat menyiapkan bahan. Ia kemudian memberikan bahan-bahan itu kepada Hebe dan ia mulai mengolahnya.  Kokytos dan Bia menunggu hingga Hebe selesai dengan tugasnya untuk mencampur seluruh bahan tersebut. Setelah selesai, ia memberikan campuran bahan itu yang mengkristal kepada Kokytos agar mengubahnya menjadi Wurtzite Boron Nitride. Kokytos meletakkan tangannya diatas batu kristal yang dibuat oleh Hebe. Ia menutup mata dan tangannya bercahaya. Sebuah cahaya keluar dari tangannya. Cahaya itu membuat batu kristal berwarna hijau. Lalu batu tersebut melumer memenuhi meja. Hebe dengan sigap mengumpulkan cairan dari batu kristal tersebut ke dalam sebuah wadah kecil. Awalnya batu kristal tersebut hanya sedikit. Tapi, berkat kekuatan Kokytos, batu kristal tersebut ternyata banyak sehingga memenuhi botol. Setelah seluruh batu kristal meleleh dan sudah diletakkan ke dalam botol, Hebe memberikan botol itu kepada Bia.  Bia mengangkat botol tersebut sejajar dengan atas kepalanya dan tersenyum bahagia. Ia akhirnya mendapatkan apa yang dia mau. “Cairan ini adalah cairan Wurtzite Boron Nitride. Usapkan cairan ini ke seluruh Mace agar berfungsi dengan baik. Tidak perlu banyak-banyak. Lapisan tipis sudah membentuk benda tersebut menjadi sangat keras!” Kata Kokytos. “Terima kasih!” Ucap Bia sambil menunduk. “Tugasku sudah selesai!” Kata Kokytos. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN