Bagian 94 - Berjumpa dengan Erebus

1111 Kata
Momus membawa mereka ke belakang arena. Setelah ia membawa mereka Momus pun pergi. Ia berkata kepada Doris jika ada yang bertanya kepadanya mengapa bisa berada disana, ia tidak mau terseret ke dalamnya. Ia tidak ingin dipersalahkan karena membawa orang asing ke belakang panggung. Doris mengangguk, dan berjanji tidak akan melakukannya. Momus pun bisa pergi dengan tenang. Dari sana Hemera dan Doris bisa menonton pertandingan s*****a. Mereka berada di bawah tempat duduk penonton. Mereka bisa melihat jelas para juri yang berdebat tentang pertandingan yang berlangsung.  Saat mereka sampai, pertandingan yang bisa mereka lihat adalah pertandingan babak terakhir saja. Mereka sangat terlambat. Mereka dengan serius melihat pertandingan dari Askalafos dan Keuthonimos. Terutama Doris, ia sangat menikmati pertandingan tersebut. Ia tak berhenti tertawa, kesal, mempraktekkan cara untuk melakukan pertarungan, selama pertandingan berlangsung. “Kau tampak bersemangat sekali! Mereka tidak akan mendengarmu!” Kata Hemera. “Kau tidak akan sesemangat aku, karena bukan Erebus yang bertanding. Mungkin, kalau dia yang bertanding, kau pasti lebih parah dariku!” Kata Doris. “Lagi-lagi kau mengejekku!” Kata Hemera menyilangkan tangannya dan mulutnya yang cemberut. “Aku membicarakan fakta.” “Tapi, memang pertandingan mereka sangat seru. Ini adalah pertandingan s*****a pertama yang kulihat.” Kata Hemera. “Jika perempuan diterima menjadi penguji s*****a, aku pasti bisa berada disana!” Kata Doris. “Aku tidak bisa bayangkan, tanganmu yang halus dan kecil ini bisa bertarung disana!”  “Kau tidak lihat aku kemarin bertarung dengan dia!” Kata Doris menunjuk kepada Askalafos. “Oh, yang kemarin itu. Jadi dialah yang memotong rambutmu saat bertanding! Aku tidak akan maafkan dia! Dia tidak tahu bahwa rambut adalah mahkota wanita!” Kata Hemera. “Tenang, itulah pertandingan. Ada banyak resiko. Lagian rambutku sudah tumbuh sebahu!”  Hemera menggelengkan kepala. Ia tidak bisa melihat Doris yang menjawabnya dengan ucapan yang santai, padahal ini adalah masalah yang serius. Rambut itu adalah segalanya bagi Hemera. Ia tetap tidak bisa membenarkan tindakan Askalafos yang dengan tega memotong rambut Doris saat bertanding.  Pertandingan pun selesai, mereka berdua pun bersorak. Hemere lega dan berkata kepada Doris, bahwa pertandingan itu memang cocok untuk dimenangkan oleh Keuthonimos dibandingkan dengan Askalafos. “Memang dari awal Keuthonimos sudah lebih unggul dibanding penantangnya.” Kata Doris menanggapi ucapan Hemera. “Bukan, bukan karena itu! Tapi, karena aku benci Askalafos, dan ia tidak pantas menang dalam pertandingan apapun. Lebih baik ia dikeluarkan dari penguji elit.” Kata Hemera kasar. “Hei.. kau kasar sekali. Aku tidak masalah dengan pertarungan itu! Kau terlalu menghayatinya! Dia tidak sengaja melakukannya!” Kata Doris menatap Hemera. “Aku …!” Kata Hemera yang ingin menjelaskan pandangannya lagi, tapi kata-katanya berhenti dna ia memandang seseorang yang muncul di belakang Doris.  “Kau kenapa mematung?” Kata Doris dan melihat ke belakangnya. Lalu ia berteriak dan Hemera jadi ikut berteriak karenanya. “Kenapa kau berteriak?” Kata Hemera kesal dan memukul Doris. Ternyata Erebus berada disana. Ia menatap Hemera dan Doris dengan sangat kaget. Ia tidak menyangka bisa bertemu dengan mereka berdua. Lalu di belakang Erebus, ada Empusa yang melihat kejadian itu, lalu menunjuk Doris. “Kamu? Apa yang kau lakukan disini?” Kata Empusa kepada Doris. Doris tersenyum lebar. “Hi! Sudah lama tidak bertemu!” Kata Doris kepada Empusa.  “Kalian tidak boleh disini!” Kata Empusa kesal. “Kami hanya ingin mendapat tempat terbaik untuk menonton!” Kata Doris. “Disini bukan tempat menonton! Kau selalu membuat ulah. Bukankah sudah cukup untuk membuat ulah karena menantang penguji elit?” Kata Empusa kasar. Erebus melihat Empusa. Ia menatapnya tajam, agar berhenti berkata kasar kepada mereka. Erebus tahu bahwa Empusa selalu berubah saat menangani wanita. Ia tidak bisa lembut saat menghadapi mereka. Melihat wajah Erebus, Empusa pun diam. “Maaf…” Kata Empusa kepada mereka. “Kami hanya ingin menonton pertandingan diam-diam, karena ayahku pasti akan menghukumku jika ketahuan!” Kata Doris memberi alasan. Lalu matanya melirik Hemera yang hanya menunduk malu. “Kami juga ingin memberikan ini kepadamu!” Tunjuk Doris kepada bunga yang ada di tangan Hemera. Hemera terkejut dengan ucapan Doris. Ia menyenggol Doris karena itu. Doris langsung mendorong Hemera agar memberikan rangkaian bunga yang dibawa dari Khloris kepada Erebus.  “Ini!” Kata Hemera cepat. Erebus menerimanya. Ia sedikit terharu dengan pemberian itu. “Ini adalah hadiah kemenangan bukan?” Tanya Erebus. “Ya, selamat ya!” Kata Hemera dengan cepat, tak berani menatap mata Erebus. “Apakah kau akan memberikan ku hadiah lagi, jika aku menang di pertandingan selanjutnya?” Tanya Erebus kepada Hemera. Doris sedikit demi sedikit bergeser. Lalu ia melihat Empusa dan mengedipkan matanya. Ia tidak mengerti dengan kedipan mata tersebut. Doris langsung menarik tangannya dengan kuat agar segera meninggalkan mereka berdua.  “Tentu, seorang pemenang layak mendapatkan hadiah, meski itu hanyalah berupa ucapan selamat!” Kata Hemera.  Erebus melompat senang. Ia tidak pernah merasakan kesenangan sebelumnya. Ia tidak memiliki keluarga yang memberikan perhatian padanya. Ia hidup sendiri dan selalu sendiri. Saat ada orang yang memperhatikannya dengan tulus ia bisa merasakannya.  *** Doris berhasil membawa Empusa menjauh. Empusa berupaya melepaskan tangan Doris. Ia menarik dengan kuat hingga tangan Doris terlepas. “Apa yang kau lakukan? Ini keterlaluan!” Kata Empusa. “Mengapa kau sangat kasar padaku! Tidak bisakah kau memberikan ruang untuk mereka! Mereka sedang kasmaran! Kau tidak bisa baca dari raut wajah mereka?” Kata Doris dengan sangat marah.  “Apa yang kau katakan! Itu bukan urusanmu!” “Terlihat dari tindakanmu, bahwa kau tidak pernah tertarik pada wanita dan tidak pernah merasakan jatuh cinta! Pria-pria seperti mu biasanya akan berakhir pada sumur kebinasaan!” Kata Doris dengan sangat kesal. “Apa yang kau ketahui tentang seseorang yang kasmaran! Memang kau sudah menikah?” “Belum! Kenapa? Kau pernah?” Teriak Doris lagi. Mereka berdua seperti suami istri yang sedang bertengkar. “Tidak… aku tidak pernah menikah!” “Karena itulah kau tidak tahu bagaimana perasaan mereka. Atau…” Kata Doris mendekatkan badannya ke depan Empusa. Ia menatap tajam mata Empusa dan mencoba menggodanya. Ia menyentuh d**a Empusa dengan tangan kanannya. “Kau ingin kubuat,” katanya sambil melepaskan ikat rambutnya, dan menghempaskan rambutnya yang pendek. Ia mendorong Empusa hingga ke tembok. “Kau kasmaran?” Empusa langsung menolak Doris.  Seseorang lewat dari sana. Ia berkata kepada mereka, “Hei.. kalian tidak bisa melakukannya disini!”  Mendengar itu wajah Empusa memerah, lebih merah daripada tomat. Ia menyentuh wajahnya, dan merasa tubuhnya hangat.  “Jantungmu berdetak dengan kencang. Apakah kau mulai merasakan… cinta?” Kata Doris menggodanya lagi. “Apa yang kau coba lakukan? Kau perempuan gila!” Kata Empusa lalu pergi meninggalkannya. Melihat Empusa pergi, Doris langsung berteriak memperingatinya. “Jangan pergi mengganggu mereka berdua, atau kau akan berhadapan denganku!” Kata Doris.  Empusa menjawab, “Ya, aku mengerti!” 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN