Bab 5 Masalah jodoh.

1109 Kata
Sedangkan di tempat Davi berada lelaki itu baru saja masuk ke dalam apartemennya setelah memasukkan bahan-bahan yang baru saja tiba untuk Cafe cabangnya yang ada di salah satu Mall. Kemudian Davi pulang, tampak lelaki itu begitu lelah namun ketika ia baru saja masuk ke dalam apartemen tersebut terlihat di meja makan sudah terhidang makanan di sana tanda teman satu apartemennya saat itu sudah memasak makanan itu untuk keduanya makan nanti saat makan malam. Namun ketika Davi mengedarkan pandangan matanya ke segala arah ia tidak melihat ada seseorang di sana akhirnya lelaki itu pun berjalan menuju ke arah kamarnya untuk mandi terlebih dahulu sebelum menuju ke arah meja makan kembali namun ia langsung dikejutkan oleh sosok yang tengah terdiam di atas ranjang di dalam kegelapan, dengan keadaan ruang kamar yang masih gelap dan belum dinyalakan lampu penerangannya. "Astaga! kamu ada di sana? kenapa mengejutkanku begini?" ucap Davi saat itu ketika ia baru membuka pintu kamarnya namun ternyata ia sudah disuguhkan oleh pemandangan gelap gulita di sana yang ada hanya cahaya lampu dari luar kaca jendela apartemen yang masuk hingga menerangi sebagian ruang kamarnya karena tirai jendela kaca tersebut tidak tertutup. Davi kemudian menyalakan saklar lampu ruang kamar tersebut hingga sedetik kemudian tampak ruangan itu begitu terang terlihat di sana ada sosok yang sedari tadi tengah ia cari. Davi segera berjalan menuju ke arah ranjang tersebut lelaki itu kemudian duduk di samping orang yang saat itu tengah duduk bersila di atas ranjang. "Ada apa? kenapa kamu terlihat lesu seperti ini apakah ada masalah di cafe utama atau mungkin ada masalah di Villa kita?" ucap Davi pada orang tersebut di mana keduanya tengah mengelola sebuah kafe yang lumayan besar dengan anak cabang cafe yang juga baru 1 tahun buka ditambah lagi dua Villa yang ada di Puncak yang biasa di sewakan untuk para pengunjung yang sedang liburan. "Andai saja masalahnya ada di cafe dan juga di Villa pasti aku akan lebih bahagia lagi Aku tidak tahu harus bagaimana mengatakannya padamu Davi," ucap orang itu sembari menatap ke arah Davi dengan wajah yang memelas. "Cepat bilang lah memangnya ada apa sebenarnya apa yang terjadi?" ucap lelaki itu kemudian yang bertanya. "Nenek, nenek bilang akan menjodohkan kita dengan cucu teman-temannya yang ada di Desa sana untuk kita jika sampai kita pulang disaat Nenek ulang tahun nanti kita tidak membawa pasangan. Jadi menurut kamu bagaimana? apakah kamu sudah memikirkan sampai sana?" ucap tanya lelaki itu yang juga saudara kembar Davi dan biasa lelaki itu di panggil dengan nama Dava. Dava adalah saudara lelaki Davi keduanya juga kebetulan kembar identik Davi dan juga Dava sudah tidak memiliki orang tua. Ia hanya tinggal bersama dengan neneknya yang ada di kampung karena nenek Davi tidak ingin ikut keduanya ke kota nenek lebih suka jika ia berada di desa karena di sana nenek memiliki banyak teman dan biasanya Dava dan Davi berkunjung ke desa selama 2 bulan sekali, itu pun jika keduanya bisa meluangkan waktu karena kesibukan mengelola dua kafe yang ada di Kota. "Kenapa kamu kelihatan bingung sekali? bukankah dengan ketampanan kita, kita bisa mencari pacar dengan cepat?" ucap Devi saat itu yang memberi solusi pada saudara kembarnya. "Maksud kamu apa dengan mencari pacar dengan cepat? kamu akan mengencani mereka dan setelah itu putus dengan mereka? aku bukan lelaki yang seperti itu Davi mengertilah aku tidak ingin berhubungan dengan seorang gadis yang tidak aku kenal aku tidak mau!" ucap Dava yang bersi kukuh tidak menginginkan ide dari saudara kembarnya itu. "Kamu tenang saja nenek ulang tahun masih 9 bulan lagi kan? kemarin nenek sudah ulang tahun jadi waktu kita masih sangat lama jadi kita manfaatkan waktu itu untuk mencari pacar Iya yang pasti cantik dan tidak membosankan. Bukankah itu yang kamu inginkan?" ucap Davi kemudian dengan solusi lainnya. "Huft," dengus Dava kemudian ketika mendengar apa yang saudara kembarnya itu katakan. "Kenapa mendengus? kenyataannya kan demikian! kita harus nyari yang cantik agar bisa di pandang dan tidak bosan, baik, pintar, mandiri kalau perlu. Iya kan?" sahut Davi lagi. "Otak kamu ini ya Vi! kalau buat aku, yang nyambung dan tidak rewel saja sudah cukup. Tapi masalahnya, aku selalu gugup saat berhadapan dengan mereka!" ucap Dava kemudian pada saudara kembarnya. "Sudah tenang saja nanti aku yang akan mengurus semuanya tenang," ucap Davi saat itu pada saudara kembarnya dan Dava yang mendengar ucapan dari Davi hanya bisa mendengus, laki-laki itu menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya begitu saja karena memang solusi yang Davi tawarkan selalu tidak bermutu baginya Ia tidak percaya jika dia bisa mengurusnya. "Sudah sana mandi kamu baunya asam!" sahut Dava kemudian karena itu kenyataannya. Davi yang mendengar ucapan dari saudara kembarnya itu pun hanya bisa menolehkan wajahnya ke arah sisi samping pundak kanan lalu samping pundak kirinya bergantian seolah tengah mencium bau badannya sendiri dan lelaki itu tidak menolak jika Dava mengatakan seperti itu. "Iya-iya! aku masuk ke dalam kamar mandi dulu, Oh ya lalu kenapa kamu ada di atas ranjangku? memangnya ada apa dengan ranjangmu sendiri?" ucap tanya Davi kemudian pada Dava di mana lelaki itu tengah berada di kamar Davi saat itu. "Sengaja aku menunggumu di sini kalau tidak kamu pasti habis mandi langsung tidur dan tidak ingin tahu kabarku kan?" cap Dava pada Davi di mana Dava lebih dewasa dibandingkan dengan Davi. "Iya kalau aku kelelahan pasti setelah mandi aku langsung tidur itu pun kalau aku sudah makan malam tapi hari ini tadi terlalu sibuk di cafe anak cabang aku jadi lupa makan, makanya ini nanti setelah mandi aku mau makan, kamu yang masak?" ucap tanya Davi balik pada Dava. Dava kemudian menggelengkan kepalanya saat itu karena memang dia tidak memasak masakan yang terhidang di atas meja makan tersebut. "Kenapa ada makanan di atas meja makan?" tanya Davi yang sudah beranjak dari sisi Dava. "Aku membelinya lah tadi saat jalan pulang mana sempat aku memasak makanan sendiri aku saja baru pulang dan baru saja mandi tadi setelah itu mendapat panggilan telepon dari nenek," ucap Daba yang memberitahu pada saudara kembarnya itu. "Akh kirain kan biasanya kamu juga masak, ya sudah kalau begitu aku mandi dulu setelah mandi nanti kita makan malam sama-sama dan kita bahas lagi masalah yang paling berat itu," ucap Davi kemudian pada Dava. Lalu terlihat lelaki itu segera berjalan menuju ke arah kamar mandi dan baru saja sebentar Davi masuk ke dalam kamar mandi lelaki itu membuka kembali pintu kamar mandi tersebut dan menyembulkan kepalanya keluar dari celah pintu kamar mandi yang baru ia buka. "Tolong ambilkan pakaian ganti aku dong aku lupa tidak membawanya," ucap Davi kemudian yang meminta tolong pada saudara kembarnya itu karena soal pakaian selalu ada di lemari pakaian di dalam kamarnya namun jika handuk sudah tersedia di dalam laci yang ada di dalam di samping wastafel kamar mandi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN