bc

MOCCA AND VANILLA

book_age18+
144
IKUTI
1K
BACA
drama
comedy
sweet
serious
like
intro-logo
Uraian

Warning! khusus 18+ ya semua...harap maklum dan bijak jika ingin membacanya.

"Hei! lelaki yang kamu panggil Dava itu adalah Davi yang sedang PDKT dengan ku!" ucap Kayla dengan nada meningginya.

"Bukan! Davi yang kamu maksud itu adalah Dava! lelaki yang sudah menjadi kekasihku!" ucap Nayla dengan seriusnya.

Saudara kembar identik itu pun saling membenarkan perkataan dan perasaan masing-masing. Dimana keduanya tidak tahu jika Dava yang sudah menjadi kekasih Nayla. Adalah saudara kembar identik pula dengan Davi yang masih dalam tahap pendekatan dengan Kayla.

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1 Semua bermula
Pagi buta yang membuat kedua gadis remaja itu masih tertidur lelap diatas ranjang yang nyaman di dalam kamarnya. Ya, diatas ranjang itu adalah Nayla dan juga Kayla, kedua gadis itu kembar identik, hanya tahi lalat yang ada di ujung hidung bagian tengah Nayla lah yang menjadi pembeda keduanya. Nayla dan Kayla saat itu baru kelas dua SMA, dan ia tinggal di salah satu perumahan elite Kota tempat tinggalnya. Meski hidupnya berkecukupan dan tidak kekurangan apapun karena kedua orang tuanya sama-sama bekerja, sang mama bekerja di Dinas kesehatan, sedangkan papanya kerja di salah satu rumah sakit ternama di Kotanya, dan tidak jarang kedua orang tuanya pulang ke rumah saat sore atau bahkan menjelang malam, terlebih lagi papanya yang kadang tidak pulang karena pekerjaan. "Pyang." Suara barang pecah yang terdengar pagi itu, sontak membuat kdua gadis kembar itu tersentak dan langsung terbangun dari tidurnya. Nayla segera terjaga dan memeluk Kayla, rupanya hal demikian sudah terbiasa keduanya dengarkan, dan Nayla lebih dewasa dibanding dengan Kayla yang sering minta pelukan saat ia mendengar hal yang asing keduanya dengar. Suara gaduh dari luar pintu kamar membuat keduanya tahu bahwa saat itu kedua orang tuanya tengah cekcok disana. "Kay, aku mau keluar dulu ya melihat situasinya bagaimana, kamu disini saja." Ucap Nayla pada saudara kembarnya itu. Sembari gadis itu melepaskan pelukan saudaranya dan menurunkan satu persatu kakinya secar perlahan-lahan dari atas ranjangnya. "Tunggu Nay, aku ikut juga." Ucap Kayla dengan satu tangan yang sudah menarik ujung baju yang Nayla kenakan, Kayla akhirnya mengekori Nayla yang berjalan menuju kearah pintu kamar. Perlahan gadis itu mengulurkan tangannya dan mulai memutar knop pintu yang ada di depannya dan membuka pintu tersebut. Seketika keduanya hanya mematung dan berdiri di tempatnya ketika melihat kedua orang tuanya yang tengah berdiskusi disana dan terlihat baik-baik saja. Keduanya duduk berjajar di sofa di depan layar laptop yang ada diatas meja depan keduanya, saat itu Nayla dan Kayla meraa keheranaan di buatnya, karena keduanya tadi dempat mendengar suara berisik antara mama dan papanya, hingga Nayla dan Kayla pun akhirnya berjalan mendekat kearah keduanya. Kedua orang tuanya adalah seorang Dokter. "Eh...sayang, sudah bangun?" tanya mama pada keduanya. "Akh...iya mah, pah." Sahut Nayla dan Kayla secara bersamaan. "Oh ya mah, pah, tadi kami jelas mendengar suara benda pecah, apa yang terjadi pah?" tanya Nayla terlebih dulu pada kedua orang tuanya. "Akh...tadi mama kamu yang nggak sengaja jatuhin gelas, oh ya sayang, cepat siap-siap, kita akan joging dan bersepeda ditaman, kami ada waktu nih pagi ini, sebelum jam sepuluh nanti kami ada acara." Ucap mama dan papa secara bersamaan, keduanya pun segera menoleh dan saling menatap satu sama lain karena merasa sangat senang, apa lagi di hari minggu seperti itu yang kadang tidak ada waktu hanya untuk bersama dengan mama dan papanya. "Asyik..." ucap keduanya yang terlihat melonjak senang, lalu segera berhambur masuk kedalam kamaarnya kembali, keduanya mandi bergantian, jika yang satu mandi, yang satu tengah menyiapkan pakaian yang nantinya akan keduanya gunakan. Diluar ruang kamar si kembar. Nampak kedua orang dewasa itu tengah acuh satu sama lain. "Begitukah yang kamu inginkan? sampai kapan kita akan bermuka dua di depan keduanya? aku sudah muak!" ucap mama Nayla dan Kayla pada suaminya. Sembari beringsut menjauh dari sisi suaminya. "Kamu kira aku mau? rumah tangga yang sudah hancur begini, dan kita hanya pura-pura baik-baik saja." Ucap papa pada sang istri. "Aku tidak tahan dengan sikapmu yang kasar, aku tidak tahan lagi!" ucap mama Nayla dan Kayla lagi, namun saat itu kedua gadis remaja di dalam kamar sana sudah mendengarnya dengan jelas, air mata Nayla dan Kayla saat itu tidak bisa di bendung lagi. "Kay, lebih baik kita jangan egois, kita hari ini nggak bisa mengajak kedua orang tua kita untuk bersepeda bersama. Jika tidak, pasti mereka akan sangat terluka satu sama lain, kita sudah besar Kay, kita harus bisa mengerti orang tua bagaimana mereka sibuk dan penatnya dengan pekerjaan mereka, mengerti? ucap Nayla yang memberi tahu sang adik yang lima menit keluar setelah dirinya dari rahim sang mama. "Iya Nay, baiklah." Ucap Kayla yang lalu membuat keduanya mengusap air mata yang jatuh di pipinya. Keduanya lalu keluar dari dalam kamar, namun sepakat untuk masih memakai pakaian tidurnya kembali dan belum berganti pakaian meskipun keduanya sudah selesai mandi semuanya. "Loh...kok belum ganti baju? kok pada belum siap-siap?" ucap mama dan papa yang bersamaan. "Akh...kami merasa ingin tidur lagi pah, mah...nggak apa-apa kan? papa dan mama sendiri ya yang joging, habis tidur nanti mau lihat drama, jadi...kami mau malas-malasan saja di rumah." Ucap Nayla pada kedua orang tuanya. Saat itu mama dan papanya hanya menatap kearah kedua putrinya dengan senyum lega disana, karena bagi mama dan papanya, keduanya merasa tidak nyaman saat harus berpura-pura baik-baik saja di depan kedua putrinya. "Oh yasudah kalau begitu, mama pesankan sarapan, nanti jangan lupa di makan ya? kalau mama...nanti ada pertemuan, jadi mama makan disana saja." Ucap mama yang menerangkan, lalu beranjak dari duduknya dan menuju kearah Nayla dan Kayla berada, lalu memeluk dan mengecup pipi kedua putrinya yang sudah tumbuh besar saat itu. Mama pun lalu pergi meninggalkan ketiganya sendirian disana. "Yasudah kalau begitu, papa juga ada urusan, kalian nggak kekurangan uang saku kan?" tanya papa pada kedua putrinya. Dan keduanya pun menggeleng sebagai jawabannya. Karena memang di rekening Nayla dan Kayla tidak pernah kekurangan uang, mama dan papanya selalu aktif, dan tidak pernah lupa setiap bulan untuk mengisinya. Lalu papa segera memeluk kedua putrinya dan pergi berlalu begitu saja. "Sepi lagi? sunyi lagi?" ucap Kayla saat ia melihat punggung kedua orang yang di sayanginya itu pergi menjauh, hingga kedua matanya tidak bisa melihat keberadaan orang tersebut. "Sudah, sudah...ayo siap-siap, kita maen keluar, toh hari minggu kan? kita main sepuasnya." Ucap Nayla yang mencoba menghibur adiknya. Dan Kayla hanya bisa mengangguk mengiyakan ajakan kembarannya. Setiap hari, bahkan setiap hari libur, keduanya sudah terbiasa dengan situasi demikian, sejak dua tahun yang lalu, ketika saat itu mamanya tahu bahwa didalam mobil papanya, ada sebuah jam tangan wanita yang tertinggal disana, dan kemeja serta jas yang suaminya kenakan, bercampur dengan bau parfum wanita. Setelah kejadian itu, mama sering marah-marah tidak jelas, membuat papa Nayla dan Kayla lebih suka tidur di rumah sakit daripada pulang ke rumah.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Love Me or Not | INDONESIA

read
548.0K
bc

I Love You Dad

read
286.6K
bc

SEXRETARY

read
2.2M
bc

HYPER!

read
573.1K
bc

Rewind Our Time

read
163.9K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
78.4K
bc

Naughty December 21+

read
509.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook