21 "Bapak memanggil saya?" Fira membuka hati-hati pintu ruang kerja Genta. Genta mengangguk dan tersenyum lalu menyilakan Fira duduk. "Maaf menganggu kerjaanmu." "Tidak apa-apa Pak, sedang santai juga, dan Ibu Elliya juga masih sibuk sepertinya di depan laptopnya dari tadi tidak mau diganggu." "Oh ya, gini Fir, bisa nggak untuk beberapa hari ke depan kamu temani Bu Elliya?" "Bisa Pak, saya melihat Ibu memang butuh teman curhat." Genta mengerutkan keningnya. "Maksudnya?" "Beratnya masalah Ibu akan lebih nyaman kalau Ibu ada yang menemani, saya tidak mengira masalah Ibu cukup berat, selama ini kan saya lihat seperti tak ada masalah, tenang dan ramah, ternyata setelah Ibu menceritakan semuanya saya cukup kaget Pak, dan maaf, saya tidak mengira Pak Genta dulunya ..." "Kenapa?" Fira t