22 Genta mengantar Panca sampai mulut lift, saat akan masuk lift Panca menoleh pada Genta. "Sejujurnya aku sangat ingin memilikinya Genta, kalo nurutin ego rasanya gak ikhlas, tapi tadi saat aku mengatakan ikhlas melepasnya untukmu lalu mata itu menatapku dengan lega aku jadi mantap melepasnya untukmu, dia benar-benar nyaman didekatmu, benar-benar tak masuk akal rasanya, kau yang memberinya kesakitan tapi ternyata kau juga yang bisa menyembuhkannya, jangan sia-siakan dia Genta, terlalu banyak rasa sakit yang ia derita, bahagiakan dia." Genta mengangguk sambil tersenyum, menepuk bahu Panca. "Pasti, aku terlalu sering kehilangan dan ditinggal sejak kecil, aku tak akan membiarkannya meninggalkanku, akan aku bahagiakan dia bagaimanapun caranya." "Terima kasih, aku pergi dulu eh bentar, ak
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari