Bab 13 Pesta Pertunangan 3

1099 Kata
Masih berdiri di tempat, Latte dan para tamu undangan menunduk sopan untuk memberikan penghormatan pada Kaisar dan juga ketiga Pangeran. Kaisar Melvin tersenyum kemudian mempersilakan Pangeran Liam untuk menyambut tunangannya, putri pertama dari Perdana Menteri Duke Shancez. Pria berjubah hitam itu akhirnya berjalan mendekat ke arah Latte. Secara mengejutkan, Pangeran itu menengadahkan telapak tangan dan membuat Latte yang masih berdiri di bawah tangga menjadi kebingungan. Latte meletakkan jemari lentiknya di permukaan telapak tangan sang pangeran. Tanpa diduga, punggung tangan Latte dikecup dengan begitu sopan dan berkelas, membuat gadis itu seketika membeliak dan kembali terkesiap. Semua yang melihatnya juga ikut terkejut. Jadi, di mana sosok seorang Pangeran Iblis yang terkenal kejam dan bengis itu? Lalu, bagaimana dengan kelemahan berupa trauma sentuhan wanita yang dimiliki Pangeran Liam? Kini, Pangeran itu bahkan menyentuh tangan Latte dengan begitu mudahnya. Tentu saja Pangeran Liam tidak datang tanpa adanya persiapan. Michael telah membuat potion untuknya meskipun hanya bertahan beberapa jam saja. Ya, potion yang dibuat selama berhari-hari hanya mampu bertahan untuk beberapa jam. Sebab itulah Pangeran Liam selama ini lebih memilih untuk menyembunyikan tubuhnya di balik jubah berwarna hitam. Musik telah dimainkan. Pangeran Liam membawa Latte ke lantai dansa. Sedangkan Latte yang masih tercenung hanya bisa mengikuti alurnya. Beberapa pasang mata masih tertuju pada mereka sejurus dengan beberapa pasang bangsawan yang juga mulai ikut berjalan ke tengah ruangan untuk berdansa. Setelah sampai di lantai dansa, Pangeran Liam dan Latte saling berhadapan dengan sebelah tangan yang masih saling bertaut. Jemari lentik Latte yang bebas bertengger di pundak sang pangeran dan sebelah tangan Pangeran membawa pinggul ramping Latte mendekat ke tubuhnya. Latte tiba-tiba melebarkan mata tatkala menyadari jarak mereka berdua kini begitu dekat. Sorotan lampu masih tertuju pada Pangeran Liam dan Latte yang memang menjadi pemeran utama dalam pesta. Mereka berdua mulai mengikuti irama musik yang mengalun dan bertempo rendah. Selama berdansa, tidak ada kalimat yang keluar dari mulut keduanya. Latte terlihat gugup dan membuang wajah ke sembarang arah. Pangeran Liam yang melihat gelagat Latte kemudian tersenyum menyeringai dan mendekatkan kepala untuk berbisik lirih di daun telinga gadis di hadapannya, "Meskipun kau telah menjadi tunanganku, tetapi hiduplah seakan tidak ada. Jangan pernah mengharapkan apapun dariku." Sebuah kalimat yang pertama kali keluar dari mulut Pangeran Liam sukses membuat Latte melebarkan mata. Bola mata perak gadis itu seolah hampir keluar dari soketnya. 'What?! Memangnya apa yang bisa kuharapkan darinya? Apakah dia mengira aku begitu bahagia bertunangan dengannya?' Latte menggerutu dalam hati sembari menahan emosi. Namun, gadis itu tiba-tiba merasa de jave. Ia gagal fokus pada suara Pangeran Liam yang terdengar berat dan seksi. Ya, itu adalah suara terseksi yang pernah ia dengar. Latte berusaha mengingat-ingat, tetapi otaknya mendadak pikun di saat yang tidak tepat. 'Suara itu ... aku pernah mendengarnya.' Latte mengenyahkan semua pikiran yang bersarang dan berniat membalas pria di hadapannya, "Baik, Pangeran. Saya akan melakukan perintah Anda dengan senang hati." Latte memberikan senyuman cerah di wajah cantiknya. Gadis itu menanggapi titah Pangeran Liam dengan memberikan isyarat jika ia juga tidak menyukai pertunangan ini. Latte sama sekali tidak ingin berurusan dengan Pangeran yang menurutnya mengerikan bin menyebalkan tersebut. Kembali senyuman miring tergelincir dari balik penutup kepala jubah hitam yang dikenakan Pangeran Liam. Pemilik iris mata biru itu dapat melihat dengan jelas jika Latte tengah menyembunyikan kekesalan di balik wajahnya yang sedang berpura-pura tersenyum. Pangeran itu seakan dapat melihat menembus kabut, semacam tabir yang menyembunyikan kenyataan sebenarnya. Beberapa manusia memang dilahirkan dengan kemampuan seperti itu, termasuk Pangeran Liam yang memiliki sihir abadi. "Kurasa kau juga bukan gadis bodoh yang akan menyebarkan rumor menggelikan tentangku. Aku tidak pernah mencintai siapapun bahkan tergila-gila pada siapapun. Itu sungguh menggelikan." Pangeran Liam menelaah Latte dengan seksama kala tiba-tiba teringat sebuah kalimat konyol yang baru pertama ia dengar semasa hidupnya. Gadis itu pernah memproklamasikan jika Pangeran Iblis tergila-gila padanya tepat di hadapan Pangeran Iblis itu sendiri. Tentu saja hal itu adalah fitnah paling kejam di muka bumi karena tidak pernah ada cinta dalam kamusnya. Latte mengernyit dengan alis mata terangkat sebelah, "Mak-maksud Anda, Pangeran?" "Kau yang tahu benar apa maksudku, Lady Latte Shancez." Pangeran Liam menjawab dengan kalimat yang sarat akan ejekan. Latte mengernyit sembari membatin, 'Tidak pernah tergila-gila pada siapapun?' Gadis itu tiba-tiba teringat akan kebohongannya yang mengatakan jika Pangeran Iblis tergila-gila kepadanya pada seorang bandit pasar. Tubuh Latte berputar-putar mengikuti irama musik dan kembali ke pelukan Pangeran Liam. Bola mata perak gadis itu seketika membeliak kala tiba-tiba teringat akan kabar yang beredar jika beberapa hari lalu para bandit pasar telah tertangkap dan tewas dengan kepala terpenggal. Pangeran Iblis telah berhasil menangkap mereka dan memberi hukuman tanpa ampun. 'Apakah pria bermata biru yang menjatuhkan permen gulaliku saat itu telah memberitahunya sebelum nyawanya melayang? Akh, sial!' Latte menerka dalam hati dengan wajah menegang kala masih berdansa bersama sang pangeran. Pangeran Liam tersenyum simpul saat dapat melihat dengan jelas ekspresi terkesiap dari wajah Latte. Ya, gadis itu mengira jika Pangeran Liam yang dia anggap sebagai ketua bandit pasar telah mati setelah memberitahukan tentang kebohongannya. Latte menggigit bibir bawah dan berpura-pura bodoh. Namun, percayalah! Gadis itu ingin menggali lubang untuk bersembunyi karena rasa malunya. "Saya benar-benar tidak mengetahui maksud Anda, Pangeran." Latte bersandiwara untuk berpura-pura tidak tahu. "Tapi saya bisa memastikan jika saya tidak akan pernah mencoba untuk membuat Anda tergila-gila seperti yang Anda takutkan. Begitu juga sebaliknya, saya tidak akan pernah tergila-gila pada Anda. Jadi, dengan penuh rasa hormat, Anda tidak perlu mengkhawatirkan apapun, Pangeran." Sebuah senyuman elegan menghiasi wajah cantik Latte. Dengan cerdik gadis itu mengenyahkan rasa malu dan menggantinya menjadi harga diri yang tinggi. Pangeran Liam hampir saja ingin tertawa. Ia tidak menyangka jika gadis di hadapannya begitu penuh dengan rasa percaya diri. "Kau harus memenuhi janjimu itu, Lady. Biasanya orang yang begitu percaya diri akan termakan dengan omongannya sendiri." Senyuman miring tergelincir di bibir pria berjubah hitam itu dengan kalimat yang lagi dan lagi sarat akan ejekan. Latte menukikkan sebelah alis. Gadis itu tidak menyangka jika semua yang keluar dari mulut Pangeran Liam benar-benar mampu membangkitkan amarahnya. Jika saja pria itu bukan seorang Pangeran, mungkin gadis itu sudah mengikat mulutnya dengan kawat agar tidak dapat lagi mengeluarkan kalimat menyebalkan. Kurang beberapa menit dan efek dari ramuan yang dibuat oleh Michael akan habis. Pangeran Liam menyudahi gerakan berdansa. "Kurasa basa-basi tidak penting ini sudah cukup sampai di sini." Latte membungkuk sembari mengembangkan bawahan gaun putihnya untuk memberi salam perpisahan dengan sopan. Namun, gadis itu berusaha keras menahan amarah dalam diri. Setelah berdiri tegak, kedua tangan Latte merayap secara instingtif masuk ke dalam saku, menahan dorongan mencekik leher sang pangeran. Tanpa sepatah kata, Pangeran itu melenggang pergi dan keluar dari pesta. 'Oh astaga! Apakah aku benar-benar akan menjadi istri dari makhluk menyebalkan sepertinya?' ~~~
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN