Pandangan Pertama

1162 Kata
Setelah sarapan bersama pagi ini. Kaisar Hongli kembali mengingatkan putra-putranya untuk bersikap baik dan tidak menyakiti hati Kaisar Han Haocun dan putrinya Han Li Wei. Liangyi, Chen dan Chang saling melirik. Mereka akan berpegang teguh pada janji yang telah disepakati. Jiangyi sendiri tidak peduli, karena sudah tahu pasti wanita itu tidak akan pernah menyukai pria diam, dingin dan tidak romantis. Keempat pangeran itu pun diajak untuk berpakaian rapi, baju seragam berwarna merah terlihat lebih menantang. "Ternyata begini rasanya menyambut jodoh," ujar Chen. Pangeran lain tersenyum mendengarnya. "Kau sudah tidak sabar menunggu putri dari Shan?" tanya Jiangyi. "Haha, tidak mungkin wanita yang telah siap menikah - memilih kami, pria muda yang belum menguasai banyak ilmu." Jiangyi tersenyum miring. "Tidak ada yang tidak mungkin. Bisa jadi seleranya anak muda." Chang tertawa terpingkal-pingkal. "Bisa jadi Chen atau pun Chang," sahut Liangyi. "Hmm, benar! Mereka lebih tampan dari kita, benar begitu kan Liangyi?" tanya Jiangyi. "Ya, itu benar. Beberapa hari lalu, aku bertemu dua gadis, mereka memintaku untuk menyampaikan salam pada mereka. Padahal aku baru saja mengalahkan dua penjahat, tapi mereka malah terpikat pada adik kita," tandas Liangyi. Chang dan Chen saling lirik. "Apa mereka cantik, Kak?" tanya Chen. "Cantik sekali! Kau mau mengunjunginya?" "Haha, boleh juga!" sambar Chang. Jiangyi langsung memukul kepala mereka. Kalian harus pikirkan kerajaan. Mencintai wanita yang bukan berasal dari keturunan kerajaan, hanya akan membuat kita sengsara." Liangyi mengernyitkan dahinya. "Sengsara? Bagaimana bisa?" "Pertama, kerajaan bisa terancam situasinya. Kedua, kesempatan untuk meluaskan wilayah akan lenyap dan terakhir, bila menolaknya maka kerajaan punya hukuman atas kita." Jiangyi menjabarkan jawabannya. Liangyi jadi kepikiran dengan Jia Li, wanita penjaga toko yang disukainya. Sejauh ini dia belum ingin berkenan dengan wanita mana pun, hanya Jia Li yang menyita perhatiannya. Beberapa menit kemudian. Mereka berjalan sama-sama menuju ruang pertemuan. Ketampanan, kegagahan dan aura menyegarkan sangat terasa ketika mereka menyusuri jalanan. Banyak dayang yang terpikat, tetapi tidak punya daya merebut hati mereka. Empat bersaudara itu melihat kedatangan rombongan dari MT mewah yang jelas bukan milik dari kerajaan Kangxi. Liangyi memperhatikan logo kerajaan di pintunya. Gambar dua burung merpati yang terbang saling berhadapan di dalam lingkaran mirip jalinan rotan, lalu dua pedang berkepala ganda menjadi ciri khas kerajaan Shan, ada di semua sisi lingkaran. Logo adalah lambang dari prinsip, visi dan misi suatu kerajaan. Setahu Liangyi, kerajaan itu memang memiliki ciri setia dan melindungi siapa saja yang ada dalam lingkungan wilayahnya. Prajurit tangguh juga akan mengawasi dan siap menyerang kapan saja. Rombongan itu dikawal oleh banyak prajurit. Melindungi 5 kendaraan khusus kerajaan yang berisi orang penting. Semua prajurit yang bertugas pun menyambut kedatangan mereka. Hongli dan permaisuri juga ikut menyambut dan kini sudah berdiri di teras kerajaan. Keempat pangeran Kangxi menahan langkah kaki, ingin mengetahui rencana mereka setelahnya. Lebih tepatnya ingin melihat wajah wanita yang akan diperkenalkan pada mereka. Liangyi melihat seorang pria tua turun, dia adalah Kaisar dari Kerajaan Shan. Hongli menuruni anak tangga dari teras kerajaan ke halaman istana untuk memberi pelukan selamat datang padanya. Terpantau pula senyuman lebar menghiasi pertemuan itu. Tidak lama kemudian, permaisuri turun diikuti dua orang wanita. Liangyi benar-benar tidak tahu rupa putri kerajaan Shan. Namun, ketika dilihat dari pakaian, tampaknya wanita yang berpakaian warna baby pink itu adalah putri yang akan dijodohkan dengan salah satu dari mereka sementara yang satunya lagi adalah dayang pribadinya. Alis Jiangyi sedikit menanjak ketika melihat wajah Putri Han Li Wei yang menoleh ke kanan, memperhatikan sekitar istana. Sementara si kembar Chen dan Chang membulatkan bibirnya karena terpesona pada kecantikannya. Muncul penyesalan dalam hati Chen, dia kira rupanya tidak secantik itu. Chen melihat ke arah Liangyi yang malah sibuk bermain yoyo tanpa peduli memperhatikan wanita itu. "Kak, wanitanya cantik!" bisik Chen. "Terserah kalian, kalau mau batal, ya berjuanglah," sahut pangeran yoyo bernada pelan agar tidak didengar oleh Jiangyi. Chen mengerutkan bibirnya. Liangyi bukan tidak melihat, tetapi setelah mengetahui ekspresi Jiangyi, intuisi hatinya memandu kebenaran bahwa sang kakak menyukainya. Lagi pula Liangyi memang ingin mengejar Jia Li. "Ayo, kita hampiri mereka," kata Jiangyi, setelah melihat lima orang telah menyelesaikan pertemuan awal itu. Sudah saatnya mereka menampakkan wajah. Perhatian orang-orang kini beralih ke sisi kanan sekitar 45 derajat dari posisi berdirinya putri Li Wei. Semua pengawal memberikan penghormatan pada mereka karena sedang berjalan menuju ke halaman utama depan istana. Mereka berhenti tepat di dekat permaisuri, Kaisar Hongli tersenyum lebar melihat anaknya sudah datang dan tersenyum ramah pada mereka semua. “Kaisar Han, kenalkan mereka adalah putra-putra terbaik saya! Yang ini putra pertama saya, Wang Jiangyi.” Jiangyi langsung memberi penghormatan pada kaisar dan permaisuri dari Shan, lalu pada putri dan putranya yang juga datang. Kaki tangan pribadi Kaisar Han, sekaligus orang yang diutus untuk menyampaikan dan membawa arah pembicaraan dari pihak mereka kemudian mengenalkan satu persatu orang yang datang dari Kerajaan Shan. “Salam, Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Permaisuri. Perkenalkan nama saya Wang Jiangyi, pangeran pertama kerajaan Kangxi.” “Yayaya, senang bertemu denganmu.” “Salam Tuan Putri dan Pangeran Kerajaan Shan!” sahutnya lagi pada kedua anak mereka. Han Li Wei tersenyum ramah padanya, mencoba menilai penampilan fisik di awal pertemuan. Dayang Fen pun ikut bersuara sama seperti Li Wei. Pangeran pertama, pasti anaknya mandiri dan tegas, apalagi dia punya tiga adik, tidak mudah menjadi seorang kakak yang harus mendisiplinkan adiknya, gumam Li Wei untuk Jiangyi. Ah, tampan sekali! Tuan Putri pasti sulit menentukan pilihan. Kalau aku, rasanya ingin semua pangeran ini! kata Fen Lin dalam hati sambil menahan senyum. Sebelum putri dan putra dari Kerajaan Shan memperkenalkan diri, dari pihak Kangxi harus menyelesaikannya terlebih dahulu. “Salam dan semoga sehat selalu untuk Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Permaisuri! Perkenalkan saya Wang Liangyi, pangeran kedua Kerajaan Shan,” sambung Liangyi dengan senyum singkat. Saat Liangyi berbicara, Han Li Wei tersenyum, dia yakin kalau pria yang ditemuinya dalam acara beberapa waktu lalu itu adalah Liangyi. Ternyata kau lebih tampan dari yang pernah aku lihat dari jauh, Liangyi, katanya dalam hati. Liangyi menatap Putri Li Wei kemudian tersenyum ramah begitu pula dengan kakaknya, Han Anming. Wanita itu membalas tatapannya dengan senyuman manis. Dia ingin meninggalkan kesan terbaik pada Liangyi agar membuat pria itu terpikat. Namun, sayangnya Liangyi tidak punya perasaan itu sama sekali padanya. Hanya seperti melihat wanita lain selain Jia Li. Perkenalan itu berlanjut sampai ke si kembar Chen dan Chang. Han Li Wei merasa mereka masih lebih muda dari keduanya dan menganggap adik. Wanita itu memperkenalkan dirinya sendiri dengan sopan, auranya terpancar sangat baik. Terbukti pada Jiangyi yang terus menatapnya seperti terkena ilmu sihir, begitu pula Chen dan Chang. Sementara Liangyi, tidak memasang senyum seperti mereka, sekadarnya saja. Beberapa saat kemudian. Mereka duduk di ruang penyambutan. Pihak Kerajaan Shan membawa banyak oleh-oleh untuk mereka. Kaisar Hongli dan Permaisuri sangat lah senang. Semua dayang membantu mereka menerima barang-barang tersebut. Terjadi tumpang pandang di ruangan itu. ketika Jiangyi memperhatikan diam-diam Li Wei, malah wanita itu melirik ke arah Liangyi secara sembunyi-sembunyi. Hal itu disadari oleh Chang. Gawat! Tuan Putri menyukai kakak kedua, tetapi kakak pertama malah menaruh hati pada wanita itu, katanya dalam hati, kemudian menghela nafas.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN