Akhirnya 104 orang yang merasa tertantang langsung menjalani pembuktian kekuatan diri untuk mengambil yoyo tersebut dan menggenggam serta menggunakannya secara cerdas.
Mereka maju satu persatu sesuai rentang usia. Mulai dari yang paling tua dan yang paling muda. Celakanya yang paling muda adalah 3 anak Kaisar Hongli Wang Liangyi, disusul Wang Chen Ling dan Wang Chang Wei.
Tak satu pun yang mampu dari 100 peserta mampu mengangkatnya. Kini giliran Jianying yang akan maju, di saat semua orang sedang berusaha dan bersemangat untuk menguasai yoyo itu, Liangyi malah tertidur sangking lamanya menunggu giliran.
Chen membangunkan kakaknya tersebut untuk menyaksikan Jianying mencoba tantangan itu. Liangyi tersadar kemudian segera meluruskan duduknya. Mereka berharap kalau Jianying adalah orangnya. Namun, ketika pangeran pertama mengerahkan kekuatannya, yoyo itu tidak bergerak sedikit pun.
Jianying kembali ke tempat duduknya dengan ekspresi kecewa. Selanjutnya adalah giliran Liangyi. Pria yang masih mengantuk itu pun berjalan sampai ke tengah aren. Merenggangkan sendi-sendi tangannya kemudian membunyikan lehernya yang terasa pegal.
Yoyo ajaib, apakah kau mau kugenggam? Jika mau, aku berjanji akan menjadi sahabatmu, gumamnya dalam hati.
Sang ayah sudah mulai putus asa dan enggan melihat putranya, hanya menunduk saja menerima bahwa sumpah kakek buyutnya belum selesai juga dan mereka akan tetap memiliki wilayah yang sama kemudian selalu berusaha untuk menjaga ketentraman agar tidak memicu peperangan yang akan membuat mereka kalah.
Namun, semua pemikiran Hongli berubah kala orang-orang berteriak ketika Liangyi mengangkat yoyo emas itu tanpa beban. Dia tersenyum polos kemudian menatap semua orang. Liangyi bingung, benda mirip mainan di kamarnya ini menjadi rebutan banyak orang.
Wah, yoyo baik hati. Kau tidak membuatku malu hari ini. Terima kasih yoyo! ucap Liangyi tersenyum lebar memandang benda indah yang sangat keramat itu.
Usut punya usut, ternyata ada teknik menggunakannya agar bisa dijadikan alat segagah pedang, seakurat panah serta setajam belati saat yoyo itu sudah menemukan tuannya.
Semua orang salut dan tidak percaya kalau Liangyi adalah orangnya. Anak kecil berumur 10 tahun itu pun tertawa lebar kemudian membungkuk sejenak pada beberapa orang yang patut dihargai seperti Raja dan perdana menteri yang turut menjadi saksi.
Resmi peti emas berisi yoyo itu dibawa oleh Liangyi dan disimpan di kamarnya. Kaisar Hongli meminta diadakan perayaan besar guna memberi selamat pada putranya yang telah mewarisi yoyo itu. Liangyi diarak keliling wilayah yang dekat dengan kerajaan agar masyarakat di sana tahu kalau Liangyi adalah penerusnya.
Jianying memeluk adiknya, memberi ucapan selamat ketika acara itu sudah selesai. Chen dan Chang pun ikut senang. Si kembar yang tidak sempat ikut masa tantangan itu ingin sekali merasakan sensasi mengangkat yoyonya. Liangyi memberikan kesempatan itu dan tingkah mereka membuat kedua kakaknya sakit perut.
Wajah Chen dan Chang sampai merah padam menahan beratnya benda yang terlihat sepele itu. Hari demi hari, Liangyi membaca buku penguasaan yoyo itu dan terus belajar demi mengasah kemampuan.
Latihan panjang membuat Liangyi menguasai dan menjiwai yoyo tersebut hingga dia akan bergerak sesuai permintaannya. Bisa menewaskan banyak penjahat, menyentuh lembut bunga yang sedang mekar bahkan mengikat adik-adiknya bila sedang bertengkar.
Kemampuan itu lah yang membuat Hongli melatihnya menjadi pangeran pembela kebenaran dan menjaga kedamaian masyarakat selama belum terjadi pergantian kekuasaan. Jiangyi pun pasrah, tak mungkin menentang kenyataan bahwa meski dia adalah anak pertama, tapi kedudukan ayahnya sekarang bukanlah milik Jiangyi melainkan punya si pewaris yoyo.
Beberapa hari setelahnya.
Di sekitar wilayah perbatasan Kangxi kedatangan pasukan berkuda dari luar sebagai tamu. Pria-pria berpakaian serba putih itu membagi-bagikan makanan yang mereka bawa.
Masyarakat di perbatasan masih sangat mudah dipengaruhi, mereka tidak menolak sama sekali semua makanan yang dibagikan. Tidak berapa lama kemudian datang juga prajurit kerajaan yang bekerja di perbatasan. Mereka datang untuk menanyakan maksud dan tujuan mereka ke tempat itu.
"Kami penjaga perbatasan!" jerit salah satunya dari atas kuda.
Semua orang yang di sana menoleh. Termasuk tamu yang sedang membagikan makanan itu. Salah satunya mendekat dan menyahut ucapan prajurit berpakaian merah tersebut.
"Selamat siang, Tuan!" sapanya.
"Kau ketua dari rombongan ini?"
"Ya, saya Zhang Jiangwu. Kami menghargai sambutan Tuan," jawabnya.
"Apa tujuan kalian ke sini? Harusnya kalian mendatangi posko dan bukan malah menyelinap masuk dari arah hutan."
"Maaf, Tuan Prajurit! Kami tidak tahu kalau di sini ada posko. Kalau kami salah, kami bisa bicara secara pribadi baik-baik."
"Ikutlah denganku, bawa semua anggotamu dan jangan sentuh wilayah Kangxi sebelum mendapat persetujuan pimpinan kami," pintanya.
Pria bertubuh kurus itu pun tertawa dalam hati kemudian menaikkan alis kirinya. Mengajak semua anggotanya pergi. Masyarakat yang tidak kebagian makanan kecewa, Jiangwu berjanji akan kembali lagi setelah masalah izinnya selesai.
Mereka pergi ke posko, turun dari kudanya, dan diamankan untuk duduk di bawah tenda persinggahan. Hanya beberapa orang saja yang menemui pihak berwenang di dalam sebuah ruangan. Pria bertubuh kekar, berpakaian lengkap, gagah dan memiliki sayatan di pipi itu sedang menyesap kopi yang baru saja tiba.
Jiangwu mendekat bersama dua anggotanya. "Selamat siang, Tuan!" sapanya.
"Hmm ... Siapa kau dan apa tujuanmu datang?" tanya pria bersuara berat itu.
"Saya Zhang Jiangwu, ketua rombongan Sehat Bugar dari wilayah Nim. Datang ke sini untuk menawarkan kerjasama dengan kerajaan Kangxi dalam hal kesehatan. Saya akan membuka posko pemeriksaan kesehatan gratis dan biaya pengobatannya juga rendah," jawab pria bertubuh kurus dengan kumis tebal
"Hahaha! Aku tahu kalau wilayah Nim memang terkenal dengan tabib hebatnya, tetapi bagaimana aku tahu kalau kau adalah salah satu yang bermanfaat bagi sekitar?" tanya pria yang bersuara berat itu.
"Kalau Tuan mau, saya bisa cek kesehatan. Tuan sekarang - di sini," tantangnya untuk membuktikan.
Pria bernama Bao Long itu pun setuju untuk diperiksa sebagai bentuk pembuktian. Tubuhnya dipegang dari segala arah dan membuatnya menahan sakit yang amat luar biasa atas pijatannya tanpa alat. Seketika Bao Long mendapatkan keringat sakit di bahunya.
"Anda mengalami radang otot menahun, ini membuat kepala anda sering mengalami sakit."
Bao Long terkejut mendengarnya. Dia tahu kalau dirinya sering merasa pusing. "Lalu, apa yang harus aku lakukan?"
"Aku akan buatkan obatnya, memakan waktu sehari atau dua hari.”
Bao Long pun memikirkan sejenak tawaran yang memiliki arti mereka ingin bermalam di sini.
“Lantas, kerjasama yang kau katakan itu, tujuannya untuk apa? kenapa memilih Kangxi sebagai tempat pemeriksaan?” tanya Bao Long sebelum menanggapi obatnya.