Tatapan tajamnya itu membuatku sedikit ragu untuk menceritakan segalanya, apa Disaka akan menerima saat tahu tubuh ini sudah lebih dulu di sentuh pria lain. Pria b******k yang menghilangkan segalanya, kehormatan, kehidupan, mimpi, dan harapan tentang masa depan. "Aku..... Aku mati saat usiaku 22 tahun." Ucapku dengan nada yang sekecil mungkin. Disaka mengerutkan keningnya, menghela nafas pelan. Beberapa saat kemudian pria itu membopong tubuhku untuk duduk di pangkuan nya, Disaka mendudukkan tubuhnya di sofa. Aku yang terduduk menghadapnya semakin gugup, terlebih tatapan sayupnya itu sungguh mengerikan. "Katakan yang jelas, aku tak mungkin mencelakai mu." Ucapnya seraya mengelus pelan kedua pahaku. "Disaka aku merasa sedikit takut untuk menceritakan nya." "Apa yang salah?" "Takdirku