Setelah terdiam sejenak. Akhirnya Al bicara, merespon perkataan dari Aso, dengan santainya. Tanpa beban sama sekali. "Lebih baik kita bicara di dalam. Hingga kita bebas untuk membicarakan hal apa pun. Tanpa takut diketahui oleh siapa pun," tutur Al, lalu memegang tangan Aso. Lalu melangkahkan kakinya masuk ke ruang kaca tanpa pintu itu. Tanpa beban sama sekali. Tampak Al yang menggenggam tangan Aso, menembus ruangan kaca tanpa pintu itu. Tanpa halangan sama sekali. Seakan mereka berdua, sudah berubah menjadi bayangan saja. Yang dapat menembus apa pun. "Aku menjadi curiga ...," kata Aso di dalam hatinya, terhadap Al. Dengan lirikan kepada Al, yang terlihat begitu santai. Setibanya di dalam ruangan kaca tanpa pintu itu. Al lalu melepaskan genggaman tangannya kepada Aso. Lalu duduk di sal