"Lo apa-apaan sih?" Kenzie hanya mendengus. Ia tetap menariknya. Merangkul eeh hampir memeluk. Ya senormalnya orang berdansa. Kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Vania. Bukan untuk macam-macam. Ia murni mau bicara. "Kamu baru saja memakai cincin itu. Jangan buat orang-orang tahu kalau kita terpaksa." Begitu bisiknya. Maksudnya ya, ada banyak orang di sini. Tapi sedari tadi Vania hanya berdekatan dengan para lelaki. Ia mendadak merasa gerah. Menurutnya ini hanya perasaan tak nyaman agar harga dirinya tak jatuh. Ya masa setelah bertunangan dengannya, ia malah dibuang karena Vania malah asyik dengan lelaki lain? Ya kan? "Bukannya memang terpaksa?" Vania tentu membalasnya. Ya memang benar begitu. "Selama ada aku di sekitarmu, kita harus berpura-pura. Ingat? Apa perlu ku tambahkan h