17. Murka

1012 Kata

Ayub menatap datar wajah cantik di dekatnya itu. “Bilang aja kamu nggak suka dengan caraku mencari kebahagiaan. Iya, kan?” Salwa menggertak keras. “Bukan aku nggak suka dengan caramu mencari kebahagiaan, aku hanya minta supaya kamu bersikap seperti perempuan muslim selayaknya,” jawab Ayub datar. Salwa bangkit berdiri dengan gerakan kasar hingga membuat kaki kursi berderit keras. “Jangan mentang-mentang kamu jadi suamiku trus seenaknya ngatur-ngatur aku. Aku punya kehidupan sendiri sebelum nikah sama kamu. Dan sekarang, apa aku harus ninggalin semuanya demi ngikutin gaya hidupmu? Demi nurutin kata-katamu? Apa kamu bakalan mengikat kebebasanku dengan peraturan-peraturan gilamu?” Ayub berdiri dan menghadap wajah Salwa. Salwa mendongak menatap muka suaminya yang jauh lebih tinggi.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN