Max menggeram dan merasakan kepuasan yang begitu hebat saat mendapatkan puncak kenikmatan yang baru ia rasakan setelah selama ini hidup. Max menatap istrinya yang sudah jatuh tidur sejak tadi dan pada akhirnya mencium bibirnya untuk mengakhiri kegiatan yang sudah mereka lakukan tersebut. Max memisahkan diri dan berbaring di samping Dalila sebelum menarik selimut untuk menyelimuti istrinya yang memang tampak kelelahan setelah apa yang mereka lakukan.
Sebagai kaum serigala, Max sebenarnya tidak perlu melakukan prosesi pernikahan semacam pemberkatan seperti yang tadi siang ia lakukan dengan Dalila. Ia hanya perlu menggigit dan menandai Dalila tepat pada bulan purnama, setelah itu melakukan penyatuan. Hanya melakukan dua hal itu, Max sudah resmi mengklaim Dalila sebagai istri sekaligus Luna bagi kaumnya. Namun, karena Dalila sebelumnya hidup sebagai manusia dan masih belum melepaskan kebiasannya sebagai manusia, Max pun pada akhirnya memilih untuk menjalani proses pernikahan normal.
Tentu saja Max melakukan hal itu demi Dalila seorang. Max setidaknya ingin membuat Dalila memiliki kenangan mengenai sebuah pernikahan yang tentunya tidak akan pernah terulang lagi. Karena bagi mereka, ini akan menjadi pernikahan pertama dan terakhir. Sebagai pasangan atau soulmate yang dipasangkan oleh Sang Pencipta, mereka benar-benar akan sehidup semati. Jika salah satu dari mereka ada yang mati, maka pasangan yang ditinggalkan tidak akan pernah bisa menemukan pasangan hidup yang baru. Karena separuh hatinya, dan semua cinta yang ia miliki akan dibawa mati oleh pasangannya yang sebelumnya.
Max pun menatap sebuah tato rumit yang indah, yang terlihat memanjang di sepanjang garis tulang selangka Dalila. Pola rumit tersebut adalah tanda yang muncul setelah Max menggigit Dalila untuk mengklaim gadis itu. Tanda rumit tersebut tidak akan ada yang menyamai, karena memang tanda tersebut adalah tanda yang sudah punah. Tanda yang hanya dimiliki oleh pasangan soulmate yang sudah melakukan klaim dan melakukan penyatuan. Di masa lalu pun, setiap pasangan akan memiliki tanda yang berbeda satu sama lain. Hal itu menandakan jika pasangan mereka memang hanya ada satu dan tidak ada ruang bagi orang lain di tengah mereka.
Max meraih helaian rambut Dalila dan menciumnya. “Aku masih tidak menyangka, ternyata kini aku sudah memiliki seorang istri,” gumam Max menatap wajah Dalila yang terlihat begitu damai.
Ya, sangat damai. Bahkan, ketika dirinya masih menjadi Winter, ia belum pernah melihat Dalila tidur sepulas ini. Dalila terlihat begitu tenang dan bahagia. Hal itu membuat Max berpikir jika kemungkinan klaim dan hal yang sudah mereka lakukan, telah membawa dampak besar pada suasana hati mereka masing-masing. Karena saat ini saja, Max memang merasakan hatinya yang terasa begitu berbunga-bunga. Hal aneh yang rasanya tidak pernah Max rasakan.
Max pun sedikit menunduk dan mencium tanda yang membentang di atas tulang selangkah Dalila dengan lembut.. Setelah itu, Max pun bangkit dari ranjang, dengan gerakan yang begitu lembut. Agar gerakannya tersebut sama sekali tidak akan mengganggu tidur Dalila yang baru saja terlelap. Setelah itu, Max mengenakan celananya dan membenarkan letak selimut Dalila sebelum melangkah menuju balkon kamarnya.
Di balkon, Max menatap bulan purnama yang berpendar dengan sempurna. Seharusnya, jika bulan purnama muncul, Max akan merasa begitu tenang. Karena kekuatan yang ia miliki tengah berada di titik tertinggi. Namun, kali ini berbeda. Max benar-benar merasa gelisah. Karena saat ini dirinya merasakan bahwa kaum pembelot yang jelas menggunakan kekuatakan kegelapan, tengah mencoba untuk membangkitkan kekuatan yang sangat berbahaya.
“Mereka benar-benar melakukan hal gila rupanya,” ucap Max saat merasakan kekuatan kegelapan yang menggeliat semakin kuat dari waktu ke waktu. Tentu saja itu adalah hal buruk yang patut untuk diberikan perhatian ekstra. Max lega karena anak campuran yang tak lain adalah Dalila, kini sudah berada di dekatnya dan berada di bawah perlindungannya. Namun, ada hal lain yang ternyata harus mendapatkan perhatian ekstra darinya.
Max menghela napas dan kembali menatap langit yang dihiasi oleh bintang dan bulan yang terihat berpendar dengan sempurna. Ia tampak memikirkan sesuatu yang sangat serius, bahkan hingga melihat keningnya mengernyit dalam. Lalu, beberapa saat kemudian Max berkata, “Jika situasi ini terus berlanjut, maka perang akan terjadi. Setidaknya, kekacauan yang besar akan terjadi. Akan ada banyak korban yang berjatuhan, baik dari pihak kaun immortal maupun kaum manusia.”
Perkiraan Max tentu saja berdasar. Mengingat jika sejak awal kaum pembelot memang memburu Dalila, pasti sekarang mereka akan semakin menjadi ketika menyadari bahwa eksistensi anak campuran memang nyata adanya. Mereka pasti akan semakin berusaha untuk mendapatkan Dalila demi membuat dunia berada di dalam genggaman mereka. Masalah ini jelas harus Max bicarakan dengan para pemimpin asosiasi kaum immortal nantinya. Tentu saja Max harus memikirkan cara penanggulangan atau bahkan pencegahan kerusakan di masa depan nanti.
“Sebelum itu, aku rasa ada yang lebih harus aku perhatikan,” ucap Max sebelum kembali masuk ke dalam kamar dan memastikan jika pintu balkon tertutup sempurna.
Max pun duduk di tepi ranjang dan mengamati wajah Dalila yang masih terlelap dengan nyenyak. Sepertinya, ke depannya Max tidak perlu membantu Dalila tidur lelap dengan sihir yang ia miliki. Kini Dalila bahkan bisa tidur dengan lelap dan terhindar dari mimpi buruk. Pria itu pun mengulurkan tangannya dan kembali bermain dengan helaian rambut cokelat Dalila yang lembut.
“Kau memang memiliki kemampuan fisik yang baik mengingat profesimu sebagai seorang pengawal elit. Namun, itu belum cukup. Musuh yang akan kita hadapi nanti jelas bukan lawan yang mudah. Kau, harus mempersiapkan diri sebaik mungkin,” ucap Max.
Benar, Max tengah memikirkan cara terbaik untuk mempersiapkan Dalila untuk kemungkinan terburuk di masa depan nanti. Pada dasarnya, sebagai seorang anak campuran yang eksistensinya sudah diramalkan oleh para pendahulu, Dalila memiliki kekuatan yang sangat besar. Kekuatan yang tidak pernah terbayangkan oleh mereka semua. Namun, Dalila tumbuh dewasa tanpa mengenali kekuatan yang ia miliki sendiri. Karena itulah Dalila, harus mendapatkan pelatihan fisik dan kekuatan sihirnya. Max sendiri yang nantinya akan melatih Dalila.
“Ya, aku sendiri yang akan menjadi pelatihmu, Dalila. Sekarang istirahatlah, My Luna,” bisik Max sebelum mengecup punggung tangan Dalila dengan penuh kelembutan.
**
Di sebuah ruangan yang terlihat cukup pengap, karena langit-langitnya yang rendah, ada sekitar delapan orang yang berkumpul dalam satu meja. Orang-orang inilah yang menyebut diri mereka sebagai kaum pembelot. Kaum yang tidak mau menuruti perintah Sang Pencipta, dan berakhir hidup dalam persembunyian. Benar, mereka memang hidup dalam persembunyian, tetapi mereka tidak takut untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
Satu-satunya harapan yang membuat mereka bersatu dalam naungan kaum pembelot tak lain adalah menaklukan dunia. Bagi mereka, manusia bukanlah makhluk yang pantas untuk berdiri sejajar dengan mereka. Mimpi terbesar mereka adalah menguasai dunia dan menjadi manusia sebagai b***k mereka. Satu-satunya status yang pantas untuk para manusia yang lemah adalah menjadi b***k.
Di ruangan yang pengap dan hanya menggunakan obor sebagai penerangan tersebutlah, petinggi dari kaum pembelot melakukan pertemuan. Mereka akan membahas langkah apa lagi yang akan mereka lakukan demi mencapai mimpi mereka semua. Untuk kali ini, mereka juga bertemu untuk membahas hal itu. Apalagi, kini mereka semua sudah merasakan ledakan energi yang luar biasa. Energi yang mereka percayai sebagai energi miliki anak campuran.
Tak berapa lama, kedelapan orang itu serentak berdiri ketika seseorang yang mengenakan tudung masuk ke dalam ruangan pengap berdinding batu bata tersebut. Sosok bertudung itu jelas adalah pemimpin dari kaum pembelot, karena kedelapan orang yang sebelumnya menunggu kedatangannya segera memberikan hormat padanya. Saat sosok bertudung itu duduk di kepala meja, barulah kedepalan orang sebelumnya kembali duduk di tempat mereka masing-masing.
“Aku rasa kalian sudah menyadari bahwa Anak Campuran sepertinya sudah mencapai usia dewasa dan baru-baru ini mengalami ledakan kekuatan yang luar biasa,” ucap sosok bertudung yang disebut oleh para pengikutnya sebagai Tuan C.
Ya, hanya Tuan C. Karena tidak ada satu pun dari mereka yang mengetahui identitas jelasnya. Sejak awal, ia menyembunyikan identitasnya. Mempertanyakan identitasnya adalah hal yang terlarang, dan kematian adalah bayaran dari tindakan tidak sopan itu. Tuan C melirik pada para bawahan setianya yang mulai berbisik. “Percuma untuk mencari keberadaannya di dunia manusia, karena dia sudah tidak lagi ada di sana. Para tetua pemimpin Asosiasi Kaum Immortal(AKI) jelas sudah mengambil langkah lebih awal daripada kita. Kini, Anak Campuran itu sudah berada di dalam perlindungan mereka,” ucap Tuan C.
“Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang, Tuan?” tanya salah satu pengikut mempertanyakan langkah seperti apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Tentu saja para pengikut bingung, karena selama ini mereka melakukan pencarian di dunia manusia. Jika anak campuran yang menjadi kunci dari kemenangan mereka melawan para kaum immortal yang patuh akan perintah Sang Pencipta, kini sudah berada di dalam perlindungan mereka, maka rasanya sudah tidak ada jalan bagi mereka mendapatkan apa yang mereka mimpikan selama ini.
“Lanjutkan apa yang sudah kita lakukan sebelumnya,” jawab Tuan C lalu memberikan jeda. Seolah-olah dirinya memang memerlukan waktu untuk memikirkan jawaban seperti apa yang akan ia berikan pada para bawahannya.
Tuan C mengetuk-ngetukan jarinya yang terlihat begitu pucat di atas meja panjang di mana mereka berkumpul. “Pertama, tetap lanjutkan penelitian kita,” ucap Tuan C mulai memberikan arahan pada para bawahannya. Tentu saja mereka mendengarkan perkataan Tuan C dengan baik-baik. Karena bagi mereka, perintah Tuan C adalah hukum mutlak yang tidak perlu dipertanyakan kembali.
“Lalu selanjutnya, kita lakukan sesuatu yang membuat fokus mereka pecah. Kita tidak bisa meraih Anak Campuran itu jika masih berada di tempat yang dilindungi oleh Sang Pencipta. Namun, jika ia ke luar dengan sendirinya dari sana, bukan hal yang sulit bagi kita untuk mendapatkannya,” ucap Tuan Ca lalu menyeringai di bawah tudung jubah yang ia kenakan.
Karena wajah Tuan C tidak sepenuhnya terlihat. Seringai itu terlihat dua, ah tidak. Tiga kali lebih menyeramkan daripada normalnya. Tuan C yang memiliki pembawaan yang sangat misterius, juga terlihat mengerikan dengan aura yang melingkupinya. Sebagai seorang pemimpin kaum pembelot, rasanya pantas saja Tuan C memiliki aura seperti itu pada dirinya.
Tuan C adalah pemimpin yang sangat sempurna bagi kaum pembelot. Selain memiliki kekuatan yang luar biasa dan memiliki kharisma sebagai seorang pemimpin, Tuan C juga memiliki wawasan yang begitu luas. Seakan-akan dirinya tahu apa yang terjadi di dalam area yang mendapatkan perlindungan Sang Pencipta. Area tersebutlah yang menjadi tempat tinggal para kaum immortal yang masih patuh pada AKI. Tentu saja kaum pembelot yang sudah terkontaminasi sihir gelap, tidak bisa masuk dengan mudah karena itu hanya akan membuat tubuh mereka tersiksa.
Tuan C menatap bawahan setianya yang terlihat masih memikirkan apa yang sebelumnya ia katakan. Ia pun mendengkus, dan berkata, “Tidak perlu terlalu berpikir keras. Seperti biasa, kalian hanya perlu bergerak sesuai dengan apa yang aku perintahkan.”
“Baik, Tuan!” seru mereka semua dengan kompaknya. Terlihat dengan jelas bahwa mereka sudah bersama dalam waktu yang sama. Mereka sudah melewati berbagai macam hal, hingga bisa sekompak itu.
Tuan C pun bersandar dengan nyaman dan berkata, “Apa yan kita mimpikan sudah berada di depan mata. Kini, kita hanya perlu melakukannya dengan sebaik sebelumnya, atau lebih baik. Ini saatnya bagi kita menikmati manisnya hasil kerja keras kita selama ini.”
Ucapan Tuan C pun disambut dengan seruan penuh antusiasme. Tentu saja mereka semua merasa begitu bersemangat. Mereka akhirnya bisa mendapatkan apa yang mereka perjuangkan setelah sekian lama. Ini jelas-jelas hal yang terasa menyenangkan. Mereka akan melakukan hal yang diperintahkan oleh sang tuan dengan baik, demia hidup sebagai penguasa, dan meletakan para manusia di bawah kaki mereka. Mereka akan menguasai dunia!