bc

The Cursed Mate (Indonesia)

book_age18+
1.3K
IKUTI
9.0K
BACA
possessive
curse
mate
drama
bxg
werewolves
vampire
city
coming of age
bodyguard
like
intro-logo
Uraian

HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN

ADULT ONLY

Hidup Dalila tiba-tiba berubah drastis ketika dirinya menemukan jati diri yang tidak pernah ia sadari. Dalila adalah makhluk immortal yang selama ini hanya ia temukan dalam buku dongeng. Lebih dari itu, hal yang mengejutkan adalah, Dalila harus menikah dengan pria asing yang mengaku sebagai mate darinya, atau pasangan sehidup sematinya. Sungguh menggelikan, tapi itu adalah kenyataannya.

“Tutup mulutmu! Memangnya siapa yang mau menikah dengan pria sepertimu?!”—Dalila Luz

“Memangnya siapa yang menanyakan pendapatmu? Mau tidak mau, kau harus mau menjadi istriku.”—Max Guido Lucca

chap-preview
Pratinjau gratis
Anjing Aneh
Beberapa pria dan wanita terlihat bersorak di sekeliling ring area pertarungan. Mereka terlihat begitu antusias melihat pertarungan antara seorang pria bertubuh kekar, dengan seorang wanita cantik yang tampak begitu tangguh di tengah ring. Benar, pertarungan yang disebut sebagai pertarungan latihan tersebut dilakukan oleh seorang pria dan wanita. Terlihat aneh memang, tetapi hal tersebut adalah hal yang sangat wajar di perusahaan penyedia jasa keamanan tersebut. “Dalila, ayo pukul dia!” “Jack, jika kau kalah, maka kau harus membayar uang taruhanku!” Teriak orang-orang di sekitar ring, memberikan semangat setengah memaki karena keakraban mereka sebagai sesama karyawan di sana. Mereka semua memanglah pekerja di sebuah perusahaan penyedia jasa keamanan. Dalam arti lain, mereka adalah pekerja yang juga menyediakan jasa keamanan. Tentu saja mereka memiliki keahlian bela diri di atas rata-rata. Setiap seminggu sekali, mereka mengadakan latihan bersama. Lalu mengadakan taruhan yang juga menjadi salah satu bagian dalam acara yang dilakukan untuk mempererat hubungan mereka. Dalila, wanita cantik yang berada di dalam ring pertarungan sama sekali tidak terlihat gentar karena harus melawan Jack yang jelas-jelas memiliki ukuran tubuh yang berbeda darinya. Dalila yang bertubuh ramping semampai, terlihat menyerang Jack dengan gesit. Tentu saja Jack tidak berdiam diri dan menerima serangannya begitu saja. Jack menghindar dan menyerangnya tanpa membedakan bahwa lawannya adalah seorang perempuan. Jack melakukan hal itu, karena dirinya tahu bahwa Dalila memiliki kemampuan yang sebanding dengannya. Mendapatkan serangan dari Jack, Dalila menghindar. Ia melenting dengan gerakan indah, tetapi begitu mematikan. Karena usahanya untuk menghindar, juga diikuti dengan usaha untuk menyerang. Lututnya dengan mudah mendarat tepat pada rusuk Jack, dan membuat pria itu tumbang seketika dengan mengerang panjang. Belum sempat Jack bangkit, Dalila sudah lebih dulu menahan d**a Jack sembari menusuk ruang antara rusuk Jack dengan buku jarinya. Hal itu semakin membuat Jack mengerang keras. “Sial, kau menyiksaku, bukan menghajarku, Dalila!” seru Jack frustasi. Dalila yang mengedengar hal itu mengernyitkan keningnya. “Jadi, kau ingin kuhajar secar sungguh-sungguh?” tanya Dalila. Membuat semua orang yang mendengarnya bersorak, karena ucapan Dalila terdengar sangat keren bagi mereka. Begitu pula bagi Jack. Namun, saat ini Jack tidak berada dalam situasi yang memungkinkan dirinya untuk ikut merasa antusias. Karena jelas, saat ini Dalila tengah mengancamnya. Karena sudah bertahun-tahun mengenal Dalila, Jack tahu jika Dalila tidak bermain-main dengan perkataannya. Jika saat ini Jack mengatakan bahwa Dalila bisa menghajarnya, maka Dalila pasti akan melakukannya dan membuat dirinya babak belur. Pada akhirnya Jack menepuk-nepuk area ring dan berseru, “Aku menyerah!” Seruan menyerah Jack membuat seluruh pendukungnya mengeluh kesal. Tentu saja mereka kesal karena kalah taruhan. Sementara pendukung Dalila bersorak penuh kebahagiaan karena mereka beruntung bertaruh atas nama Dalila. Tanpa membuang waktu Dalila bangkit dan mengelap keringatnya. Jack sendiri menggerutu karena kembali harus kalah oleh rekannya itu. “Hari ini kau yang bayar minuman anak-anak,” ucap Jack pada Dalila. Namun, Dalila yang mendengarnya menggeleng. “Sayangnya aku tidak akan ikut minum-minum,” jawab Dalila acuh. Dalila pun menatap teman-temannya sembari menyeringai. Ia mendapatkan ide yang menarik untuk semakin membuat Jack merasa kesal. “Hari ini, Jack yang akan membayar!” seru Dalila membuat semua orang berseru, termasuk Jack. Seruan Jack disebabkan oleh rasa frustasi karena Dalila berhasil menjebak dirinya. “Hei, bisa-bisanya kau berbuat seperti ini padaku!” seru Jack pada Dalila yang berlalu mengabaikannya. Jack sama sekali tidak bisa melarikan diri, karena dirinya ditahan oleh orang-orang di sekelilingnya. Sementara kini Dalila segera beranjak untuk pulang. Dalila sendiri adalah gadis berusia dua puluh satu tahun. Setelah lulus dari sekolah menengah akhir, Dalila memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya dan memanfaatkan  kemampuannya untuk bekerja secara langsung di lapangan. Benar, Dalila memang memiliki kemampuan bela diri yang sangat mumpuni. Semasa sekolah, Dalila bahkan menjadi atlet yang sangat berprestasi di bidang bela diri. Kemampuan tersebut muncul selain karena latihan keras, itu juga bakat yang diwariskan oleh mendiang ayah Dalila. Keputusan Dalila untuk terjun pada dunia yang cukup berbahaya ini, karena sang ayah juga dulu berkecimpung di dalam dunia yang sama. Bahkan, ayah Dalila meninggal saat dirinya bertugas sebagai seorang pengawal. Terdorong karena hal itulah, Dalila memutuskan untuk mengikuti jejak ayahnya. Dalila menghela napas dan kembali melanjutkan perjalanan pulangnya. Saat pulang dan pergi bekerja, Dalila selalu menggunakan kendaraan umum seperti bus. Kali ini pun, Dalila menggunakannya. Untungnya, ia pulang sebelum jadwal bus terakhir. Jadi, ia masih bisa pulang dengan nyaman. Tidak membutuhkan waktu lama, Dalila sampai di halte yang ia tuju. Dari halte, barulah Dalila berjalan menuju rumahnya yang berupa flat sederhana di perumahan tua yang berada di pinggir kota. Sebenarnya, dengan gajinya sebagai pengawal elit, Dalila bisa menyewa atau bahkan membeli kediaman yang lebih nyaman di tempat yang tentu saja lebih nyaman. Sayangnya, Dalila tidak melakukan hal itu. Karena Dalila tidak ingin meninggalkan rumah tua yang tak lain adalah peninggalan sang ayah. Rumah yang dipenuhi kenangan Dalila dengan sang ayah yang sangat ia cintai. Saat akan memasuki halaman kecil rumahnya, Dalila tidak bisa menahan diri untuk mengumpat. Karena dirinya melihat seekor hewan berbulu hitam kelam yang terkapar di depan pintu flatnya. Padahal Dalila sama sekali tidak menyukai hewan berbulu, apalagi hewan seperti anjing. Dalila mendekatinya dengan perlahan, secara perlahan-lahan dan tentu saja dengan penuh kehati-hatian. Dan benar saja, benda berbulu tersebut tak lain adalah seekor anjing yang terlihat bernapas dengan berat. “Kau terluka?” tanya Dalila. Seketika Dalila menepuk keningnya saat sadar bahwa ia sudah melakukan hal yang bodoh dengan bertanya seperti itu. Tentu saja hewan itu tidak akan menjawab pertanyaan Dalila. Tak lama, Dalila beranjak untuk pergi meninggalkan hewan tersebut. Tanpa menengok dua kali, Dalila pun menutup pintu rumahnya begitu saja, dan tidak peduli pada anjing yang masih tergeletak di hadapan pintu rumahnya. Padahal, hewan itu jelas-jelas tengah terluka. Napasnya saja terlihat begitu berat. Namun, beberapa detik kemudian Dalila kembali membuka pintu rumahnya sembari berkata, “Dasar menyebalkan. Kau harus berterima kasih padaku!” Dalila pun dengan susah payah menarik anjing besar berbulu hitam yang kesakitan itu untuk masuk ke dalam rumahnya. Dalila membiarkan hewan berbulu itu untuk berbaring di atas kain yang sudah ia hamparkan di ruang tamu. Setelah itu, Dalila pun mulai membersihkan luka yang berada di perut dan kaki bagian belakangnya. Awalnya, anjing hitam itu tidak terlihat kesakitan, tetapi saat mulai diobati, ia mulai merengek dan bergerak tak tenang. Tentu saja hal itu membuat Dalila mengernyitkan keningnya, kesulitan untuk mengobati sang anjing. “Jika kau tidak diam, kukembalikan kau ke pinggir jalan!” ucap Dalila memberikan ancaman yang ia kira akan menjadi sia-sia. Namun, hal yang menakjubkan terjadi. Hewan tersebut seakan-akan memahami apa yang dikatakan oleh Dalila. Ia kembali tenang, dan hanya merengek pelan membuat Dalila cukup terkejut. Bagaimana Dalila tidak terkejut, jika hewan itu bertindak dengan sangat patuh pada dirinya. Saat itulah Dalila berpikir jika anjing itu mungkin saja adalah hewan peliharaan yang terlatih, hingga mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Dalila. “Dasar anjing aneh,” gerutu Dalila melihat tingkah anjing tersebut. “Setidaknya, aku bisa meminta kompensasi setelah menolong hewan peliharaan mereka. Pemilikmu harus berterima kasih padaku,” lanjut Dalila pada dirinya sendiri sembari membebat luka hewan tersebut. “Oke, selesai,” ucap Dalila lalu bangkit dari posisinya sebelum beranjak pergi.  Selain karena dirinya bekerja sebagai seorang pengawal yang lekat dengan luka, Sejak kecil Dalila memang sudah mempelajari ilmu pengobatan dan pertolongan pertama. Ia bahkan bisa menjahit luka sendiri. Semuanya terjadi karena Dalila tidak suka berada di rumah sakit. Hal itu mendorong Dalila berpikir untuk memiliki ilmu pengobatan setidaknya untuk dirinya sendiri. Namun, Dalila tidak menyangka jika pada akhirnya ia berkesempatan untuk membantu seekor anjing yang terluka seperti ini. Karena Dalila baru saja pulang dari perusahaan, dan bahkan tadi dirinya sudah berkeringat sangat banyak, kini Dalila harus segera membersihkan diri. Sebelum pergi, Dalila menatap anjing berbulu hitam itu dan berkata, “Jangan bertingkah. Tetap di sana dengan tenang.” Setelah memberikan perintah yang membuat Dalila merasa seperti orang bodoh, Dalila segera beranjak menuju kamar mandi. Tentu saja Dalila merasa sangat senang dengan kegiatan membersihkan diri yang rasanya akan disukai oleh wanita mana pun. Dalila hanya mengenakan celana pendek dan bra saat ke luar dari kamar mandinya. Dalila agak terkejut saat dirinya ke luar dari kamar mandi, ia segera bertatapan dengan anjing hitam yang ternyata memiliki warna netra keemasan yang begitu cantik. Dalila menghela napas. Ia masuk ke dalam kamarnya dan mengambil sehelai selimut dan kembali menemui anjing hitam yang masih berbaring di ruang keluarga rumahnya yang berukuran kecil tersebut. Dalila menyelimuti anjing hitam tersebut dengan sangat canggung sebelum berkata, “Jangan bertingkah aneh. Aku harus segera beristirahat, karena esok hari harus bekerja dan mencari uang untuk bertahan hidup.” Dalila menghela napas untuk kesekian kalinya sebelum berkata, “Aku seperti orang gila karena berbicara dengan seekor hewan.” Setelah mengatakan hal itu, Dalila pun beranjak mematikan lampu dan masuk ke dalam kamarnya. Setelah mempertimbangkan beberapa waktu, pada akhirnya Dalila memutuskan untuk tetap membuka pintu kamarnya yang tepat berada di hadapan ruang tamu. Karena benar-benar lelah, tidak membutuhkan waktu terlalu lama bagi Dalila untuk terlelap. Tubuhnya benar-benar rileks, dengan napas yang teratur, menunjukan bahwa dirinya sudah tenggelam dalam alam bawah sadar terdalamnya. Malam semakin larut, bulan yang sebelumnya tidak menunjukan sinarnya, kini terlihat menunjukan eksistensinya. Pendar cahaya keperakannya yang indah, menghiasi langit malam yang gelap. Malam itu terasa begitu sunyi, lebih sunyi daripada malam biasanya. Hal itu membuat Dalila tidur semakin lelap dari waktu ke waktu. Entah mengapa, malam itu dipenuhi oleh keheningan yang terkesan misterius. Kesan misterius itu semakin menjadi, ketika tiba-tiba anjing hitam yang sebelumnya Dalila tolong, berubah menjadi seorang pria dewasa yang menawan. Pria itu terlihat menggunakan kain yang sebelumnya diselimutkan oleh Dalila untuk menutupi sebagian tubuhnya yang tidak pantas untuk terlihat. Pria yang memiliki tubuh sempurna bak patung-patung dewa Yunani itu terlihat melangkah dengan pasti memasuki kamar Dalila. Dengan perlahan, pria berambut hitam itu pun duduk di tepi ranjang Dalila dan mengamati wajah Dalila dengan tatapan yang sulit diartikan. Netra keemasan miliknya, terlihat memukau di bawah sinar buka perak yang indah. Pria itu terdiam dalam waktu yang cukup lama. Tak lama, ia mengulurkan tangannya yang berpendar lembut dan menyentuh kening Dalila yang semakin terlelap nyenyak. Pria itu pun berkata, “Aku tidak memiliki pemilik. Namun, aku jelas akan berterima kasih atas pertolonganmu.”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
10.7K
bc

Selir Ahli Racun

read
9.1K
bc

The King's Slave (Indonesia)

read
190.0K
bc

Bercumbu dengan Bayangan

read
22.0K
bc

Delivery Love (Indonesia)

read
950.9K
bc

WANITA UNTUK MANUSIA BUAS

read
7.1K
bc

WHEN CUPID MEET KING OF DEVIL

read
8.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook