Pertengkaran kemarin tidak dapat dihindari sampai Gisha harus ikut berkata, walau dia juga merasa Nathan sudah berbuat semena-mena. Tetapi, bagi Gisha itu bukan merupakan syarat. Dia sudah terbiasa hidup dengan patuh kepada dua orang tuanya, maka menuruti keinginan Nathan bukan hal baru. Memang, sebuah pernikahan bahkan memiliki anak dari pria yang dulu dibenci tidaklah mudah. Gisha mencoba menerima, walau tidak jarang dia merasa seperti wanita bodoh.
Derajat seseorang tidak selalu dipandang betapa dia sangat cerdas, walau mutlak orang dinilai dari cara berpikir. Tetapi, lain dari Gisha yang berasal dari keluarga sederhana. Selama dia bisa membahagiakan orang di sekitar, dalam hal apapun. Maka, dia akan mencoba untuk itu.
"Hei, jangan melamun!"
Frada menepuk pundak Gisha, dia duduk samb
