Tersemat lagi sebuah kata tertera di kertas saat matanya terbuka lebar, warna cantik dari mawar di sisi tubuh itu membuat Gisha buru-buru menyingkap selimut. Dia tersenyum, hari yang telah membawanya ke dalam perasaan hebat. Bahkan ketika di tepi jendela kamar, Gisha seolah menjadi tidak waras karena menimang buket indah mawar dari Xander.
Terdapat kotak kecil menyertai hadiah bunga tersebut, Gisha langsung membuka tudung itu. Tidak terlalu mencolok, juga tampak sederhana dari bentuk lingkaran cincin emas. "Kenapa sih Duda busuk itu suka banget kasih aku cincin? Udah ada 3 di jariku, masa aku harus pakai sepuluh? Mirip dukun dong?"
Lupakan! Gisha tidak peduli hal itu, terpenting dalam hal ini adalah Xander masih menganggapnya sebagai istri. "Aku simpan dulu aja, biar… Mas Xander yang pak
