Ruby duduk berusaha tenang di kursi penumpang mobil merah yang sudah kembali mulus. Siapa lagi kalau bukan milik Justin. Saat ia diantar ke apartemen ini, bukan mobil kesayangan Justin ini yang dipergunakan. Entah kapan Justin menukar mobilnya, Ruby tak ingin mengetahui.
“Bagaimana?” tanya Justin yang memecah sunyi di antara mereka. Sudah sepuluh menit berlalu mereka bersama, tapi Ruby sama sekali tak bicara. Bahkan tawaran sekadar minum kopi saja, ditolak oleh sang wanita.
Apa yang bisa Justin tawarkan untuk Ruby? Yang tak mungkin mendapatkan penolakan? Sukar sekali bagi wanita bermata indah ini untuk sebatas mengangguk menerima semua ajakan Justin.
“Apanya yang bagaimana?” tanya Ruby heran.
“Harimu di tempat Giselle? Sudah berkenalan dengan Harley dan Ursula juga, kan?”
“Sudah.”
H
