"Kenapa, Mirna?" akhirnya Ratih bertanya juga. Dia tidak tahan dengan sikap Mirna yang tiba-tiba berubah tidak semangat saat terus menerus disinggung keadaannya selama di Tangerang. Mirna menggeleng lemah. "Ada yang salah sama keluarga Om Anwar. Hm, sehingga kamu malas dengan tawaran Papa untuk kembali ke sana?" tanya Ratih hati-hati. Mirna mengangguk pelan. "Anaknya nggak suka aku," ujarnya lemah. "Oh, kamu bilang dia baik," "Dia baik, Ma. Tapi nggak suka sama aku," Ratih menghela napas panjang. Kini dia mengerti kenapa Mirna tidak mau tinggal di rumah sahabat suaminya. "Kok kamu tau dia nggak suka," "Dia bilang sendiri. Dia nggak suka aku tinggal di sana," "Kenapa ya?" "Ya, ck, udahlah, Ma. Jangan bilang ke Papa. Nanti dia omongin ke Om Anwar lagi. Aku kan jadi nggak enak,"