Sementara itu di kosan sederhana yang diinapi Mirna. Sulit bagi Mirna menyurutkan senyuman dari wajahnya. Terkadang dia tertawa sendiri mengingat pelukan dan ciuman dari Anwar. Mengingatnya saja sudah membuatnya sangat bahagia. Dia masih saja tidak menyangka Anwar yang juga menyukainya. Ucapan 'Sayang' membuat Mirna seakan terbang entah ke mana. Suara Anwar yang sangat lembut terngiang-ngiang terus di telinganya. Mirna mabuk kepayang. "Om Anwar ... hmmm," gumam Mirna sambil memeluk gulingnya dan membayangkan tubuh wangi itu bisa dia peluk di tiap-tiap harinya. Masih bisa dirasakan Mirna akan sentuhan Anwar yang memeluknya erat dan melumat lembut bibirnya beberapa waktu lalu. Mirna menggigit bibirnya dengan senyum bahagia mengingat tubuhnya ditindih tubuh besar Anwar dan memberinya kecupa