Pengakuan Paula

1497 Kata

Anwar mundurkan tubuhnya dari tubuh Mirna yang pasrah. "Om pulang ya," ucapnya sambil menatap wajah Mirna kini dipenuhi senyuman bahagia. Mirna mengangguk ragu. "Kalo lama-lama bisa bahaya," ujar Anwar yang mengerti keberatan Mirna. Mirna tersenyum menyeringai memahami yang dimaksud Anwar. Dia pun mengangguk senang. Lalu keduanya beranjak dari tempat tidur dan melangkah menuju ruang depan. "Tidur yang nyenyak. Jangan mikirin Om terus," goda Anwar yang sudah berada di luar kamar Mirna. "Iya, Om...." "Mau kapan ke apartemennya?" tanya Anwar ingin memastikan. "Besok terlalu cepat nggak, Om?" Mirna balik bertanya. "Nggaklah. Om malah kepingin kamu pindah ke apartemen malam ini juga," Mirna tertawa kecil. "Besok. Habis dari kampus, hubungi Om. Pokoknya kamu jangan khawatir dengan s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN